THE RON
CLARK STORY
“Setiap Anak Berhak Mendapat
Kesempatan”
Rilis : 13
Agustus 2006
Sutradara : Randa Haines
Penulis Naskah : Annie de Young & Max Enscoe
Produser : Paul Jackson
Durasi : 96 Menit
Negara : United States
Bahasa : English
Music : Mark Adler
Matthew Perry |
Pemeran :
1. Matthew
Perry sebagai Ron Clark
2. Brandon
Mychal Smith sebagai Tayshawn
3. Hannah
Hodson sebagai Shameika
4. Ernie
Hudson sebagai Turner
5. Micah
Stephen sebagai Julio Vazquez
6. Badriyah
7. Arena Raquel
8. Doretha
Wallace Ibu Shamaika
9. Alita Sanche
10. Marrisa Vega
Pembukaan
The Ron Clark Story adalah sebuah
film pendidikan yang diangkat berdasarkan kisah nyata seorang guru yang bernama
Ron Clark. Mister C yang biasa dipanggil siswanya ini merupakan guru idealis
yang menjadi inspirasi bagi siswanya yang meninggalkan kampung halamannya yang
kecil untuk mengajar di sekolah dasar New York, dimana ia menghadapi masalah
dengan para siswanya.
Isi
Ron Clark
awalnya menjadi guru yang mengajar di Snowden Elementry School di Aurora, North
California. Ia bahkan membuat sekolah dasar tersebut menjadi sekolah dengan
kelulusan yang sangat bagus dan memuaskan sehingga diberikan penghargaan dalam
bentuk ukiran namanya di halaman parkir sekolah tersebut. Setelah empat tahun
mengajar di kampung halamannya, ia memutuskan untuk pindah ke New York. Karena keputusannya untuk pergi mengabdi di sekolah New York menyebabkan
orang tuanya sedih melepas kepergiannya. Ketika berpamitan, ia mengatakan
kepada orang tuanya “Setiap tahun saya akan mengatakan kepada siswa saya untuk
meraih apa yang mereka inginkan dalam hidup mereka. Bermimpi besar, harus berani
ambil resiko, dan ini saatnya untuk memulai hidup baru ”.
Sesampainya
Mr. C di New York, ia tinggal di sebuah hotel dengan pembayaran 1 kali 24 jam
dengan resepsionis yang bernama Yolanda. Hotelnya sangat kecil dan apa adanya,
sehingga harapan ia yang ingin melihat keindahan kota New York sirna dikarenakan
dempetnya antar gedung disana. Ke esokkan harinya Mr. C segera mencari sekolah dasar
untuk dapat mengajar sesuai keinginannya. Disetiap kesempatan ia selalu
ditolak, dan pada akhirnya ia menemukan sekolah bernama Inner Harlem Elementry
School. Ia diterima disekolah itu ketika ada seorang guru keluar dari sekolah
tersebut dikarenakan tidak tahan mengajar disekolah yang siswanya sangat nakal
dan tidak ingin sekolah. Mr. C segera melamar disekolah tersebut yang awalnya
diragukan oleh kepala sekolahnya yaitu Mr. Turner. Pada akhirnya diterim karena
Mr. C menunjukkan keahlian ia dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Setelah resmi
diterima, Mr. C diajak Mr. Turner untuk menunjukkan kelas yang akan Mr. C ajar.
Sekolah tersebut membagi 4 kelas berdasarkan nilai prestasi siswa. Ada kelas dengan
panggilan terhormat dikarenakan selalu mendapatkan nilai bagus setiap tahunnya,
dan ada kelas dimana kelas yang paling rendah nilainya bahkan di kota New York.
Kelas dengan nilai rendah inilah yang akan diajar oleh Mr. C.
Mr.
Turner menjelaskan, sudah 6 guru yang telah mengundurkan diri dari sekolah ini
dikarenakan tidak sanggup menghadapi kelakuan mereka. Mr. Turner menginginkan
nilai test yang tinggi, karena itu yang sangat penting dalam ia bekerja. Mr. C
ditantang untuk membuat kelas ini unggul dalam Ujiaan Nasional yang waktunya
tidak lama lagi.
Sebelum mengajar,
ia mengunjungi rumah dan orang tua masing-masing siswanya. Saat mengunjungi
satu persatu, Mr. C menemukan berbagai kondisi dan latar belakang yang sangat
berbeda. Ada Julio yang suka mencuri, Shameika yang membantu ibunya untuk
mengasuh seluruh adik-adiknya, Badriyah mempunyai ayah yang otoriter dan
pengekang, dan banyak permasalahan lainnya.
Ketika Mr.
C masuk ke kelas untuk pertama kalinya, dia melihat kodisi siswa yang heterogen.
Mereka acuh dan sangat tidak menghargai keberadaanya dikelas, bahkan mengatakan
hal kasar terhadapnya dan menginginkan ia menyerah akan kelas itu. Begitu terus
pada setiap ia memasuki kelas. Sehingga ia
mencoba untuk memahami dan menyesuaikan dengan keadaan kelas tersebut dengan
langkah awal menerapkan aturan dalam kelasnya. Peraturan pertama yaitu “we are
family” maksudnya adalah ia menjadikan mereka
sebagai sebuah keluarga yang harus saling membantu, menghargai dan menyayangi
satu dengan lainnya. Hasilnya tetap nihil bahkan tidak ada satupun siswa yang mengikuti
aturannya. Namun, ia tidak pernah menyerah dalam menerapkan aturan untuk kebaikan
kelas tersebut.
Peraturan
akan terus bertambah seiring jalannya waktu. Peraturan yang kedua adalah “We
are Respect Each Other” maksudnya ia mengajarkan bagaimana cara menghargai satu
sama lain, menghindari memanggil dengan kata tidak pantas dan otomatis
berdampak ke mereka yang menghormati dan menghargai ia sebagai guru mereka. Peraturan
ketiga adalah mereka harus berbaris menuju kantin untuk makan siang, jika tidak
mereka tidak akan dapat jatah makan. Ketika salah satu dari mereka yaitu
Shameika melanggar barisan, ia diminta untuk jujur atas perbuatanya. Jika tidak,
satu kelas tidak dapat jatah makanan. Disini maknanya untukk melatih kedisiplinan,
kejujuran dan kekeluargaan. Keesokkan harinya ia mendapati kelas yang
berantakan dan penuh dengan coretan. Ia memperbaiki kelas tersebut dengan dekorasi-dekorasi
yang menarik.
Kebiasaan
yang sangat tidak baik masih saja terjadi dari siswanya, mulai dari kebiasaan
mereka yang tidak menghargai kawan maupun guru, berkelahi, dan
kenakalan-kenalakan lainnya. Pada akhirnya ia menyesal dan putus asa ketika ia
terpancing emosinya, banyak tekanan dan kesulitan menghadapi siswa-siswa dan
bahkan berniat untuk berhenti mengajar di sekolah tersebut.
Marissa yang dulunya seorang artis dan sekaligus teman curhatnya,
memberinya semangat agar tetap berjuang dan membuktikan bahwa dirinya mampu
menaklukan kondisi para siswanya yang heterogen. Marissa mengatakan “Fans akan
mudah melupakan artis idolanya, tapi murid tidak akan pernah melupakan gurunya”.
Berkat dorongannya, akhirnya Mr. C mengurungkan niatnya untuk menyerah dan
kembali mengajar di kelas keesokan harinya.
Mr. C
hadir kembali dengan metode-metode yang berbeda setiap harinya agar siswa mau
belajar dan nyaman di kelas. Setiap malamnya ia selalu begadang dalam mempersiapkan metode
yang akan diajarkannya. Seperti bernyanyi dalam menghafal, duduk di atas meja
dimana hal tersebut tidak sopan dilakukan tapi ia mencoba mendalami satu
persatu setiap siswanya, dan metode lainnya yang mengundang perhatian siswanya
bahkan turut bermain bersama dengan siswa-siswanya di jam istirahat.
Tetapi Mr.
Turner sebagai kepala sekolah merasa kurang menyukai gaya mengajar yang
dilakukan oleh Mr. C dan dengan egoisnya beliau menekankan kepada Mr. C dengan
mengatakan “My school, my rule, my way!”. Ia tidak mementingkan metode
pengajaran Mr. C, yang ia pentingkan adalah bagaimana siswanya bisa lulus Ujian
Nasional dalam waktu dekat. Mr. C telah mampu melihat kemampuan dan potensi para
siswanya bahkan sudah ada siswa yang mulai menyukainya dan nyaman belajar
dengannya. Ia juga menyediakan waktu untuk mengajar privat, ikut turun ke
tempat dimana siswanya berada untuk mengetahui kelemahan siswanya dan membantu
belajar. Ia mengajari matematika kepada Julio dengan mengajak bermain kartu dan
juga membantu Shameika mengasuh adik-adiknya agar Shameika bisa belajar dengan
baik. Namun, usahanya dalam membantu juga mendapatkan tekanan dari ibu Shameika.
Ibu Shameika tidak suka jika Mr. C ikut campur dalam urusan rumahnya, bagi ibu
Shameika sudah cukup anaknya diantar kesekolah untuk belajar, kenapa dibawa-bawa
urusan sekolah kerumah karena ia hanya menginginkan Shameika membantu mengasuh
adik-adiknya selama ia bekerja. Tapi tidak tinggal diam, Mr. C meyakinkan ibu
Shameika dengan megatakan bahwa Shameika sangat cerdas dan memiliki jiwa
pemimpin. Akhirnya ibu Shameika mengizinkan dan memaafkan Mr. C.
Lain hal
dengan Thayshaw yang bakatnya tidak pernah diakui oleh orang tuanya, ia selalu
mendapatkan kekerasan fisik karena bakatnya dalam melukis yang bahkan di anggap
hanya bermalas-malasan. Ketika beberapa minggu menjelang Ujian Nasional Mr. C
selalu membantu para siswanya dalam belajar bahkan sampai-sampai ia tidak
meghiraukan kesehatannya, ketika ia harusnya dirawat di RumahSakit, ia masih
saja nekat mengajar. Hingga akhirnya ia jatuh pingsan ketika megajar. Karena kondisinya
yang sudah lemah, ia yakin suatu saat pasti ada saatnya nanti ia akan dirawat
sehingga ia telah mempersiapkan video ia mengajar. Rekaman tersebut dinyalakan
dikelas sehingga siswanya masih bisa untuk belajar tanpa kehadirannya.
Seminggu sebelum
Ujian terlaksana, Mr. C sudah pulih dan masuk ke kelasnya. Ia kecewa melihat
hasil tes siswanya ketika ia tinggalkan, dan memberikan penguatan atau
motivasi pada siswanya untuk menjadi kelas yang sangat berbeda dengan kondisi
awal, rasa kekeluargaan yang terbangun kini menjadi semakin sangat erat.
Tibalah waktu
yang ditunggu, yaitu waktu Ujian Nasional. Mr. C sangat merasa cemas dan tegang
memikirkan para siswanya yang sedang ujian. Ketika ujian telah berakhir, Mr. C
mengajak seluruh siswanya ke DE PHANTOM of de Opera, sebagai hadiah dan sekaligus
penyegaran setelah mengerjakan Ujian Nasional.
Ketika hasil
telah diperoleh, Mr. C mengundang para orang tua siswa untuk menyaksikan pengumuman
nilai dari putra-putrinya. Mr. Turner datang dan memberikan surat pengumuman dimana
isi suratnya adalah pengumuman bahwa nilai dari kelas tersebut paling tertinggi
daripada kelas terhormat.
Kelas pun
sontak menjadi riuh dengan kebahagiaan dan kegembiraaan. Dalam kesempatan
tersebut, Shameika sebagai perwakilan dari teman-temannya mengatakan “Mr. C,
terimakasi untuk selalu berada disisi kami, bahkan ketika kami tidak
menginginkannya. Kau tidak henti untuk memberikan kami inspirasi”.
Para Pemeran The Ron Clark Story |
Mr. C dengan Para Siswanya |
Resensi oleh Syafani Hamidah Instagram @faniisyafani |
Kelebihan
· Film ini sangat menginspirasi untuk para guru dan
calon guru
· Pemeran utamanya sangat menghayati peran sehingga
penonton ikut merasakan sentuhan dari kisahnya
Kelemahan
·
Banyak siswa yang tidak dijelaskan karakternya
· Ceritanya terasa singkat karena masih terasa
banyak yang ingin diketahui disetiap masalah siswa-siswanya
Penutup
Film ini
memberi inspirasi karena untuk membelajarkam siswa itu tidak mudah tapi itu
harus dilakukan untuk menjadi guru yang profesiomal. Banyak masukkan kepada
guru dan calon guru dalam mewujudkan kelas yang sukses dalam belajar. Diantaranya,
melakukan pendekatan individual kepada setiap siswa, mengajak siswa untuk aktif
berperan, terus memberikan motivasi dan adanya rules yang harus disepakati guna
membuat siswa merasa nyaman, asyik, dan tidak menjenuhkan dalam belajar. Maka dari
itu, jadilah guru yang benar-benar amanah dalam mendidik para siswa untuk masa
depan yang baik untuk bangsa dan negara.
Good💕
BalasHapusAssalamualaikum Fani...
BalasHapusSeru deh baca resensinya, jadi pengen nonton filmnya. Sepertinya M. C ini sangat kreatif menjadi guru. Selain itu semangatnya dalam mengajar juga bisa dijadikan motivasi terkhusus untuk guru dan calon guru seperti saya😉
Jadi pengen kayak M. Clark sang kreator n motivator😊
Tulisannya sudah bagus dan membuat saya tertarik untuk menonton filmnya☺
BalasHapusNamun, sebagaimanapun bagusnya artikel kita, tentulah masih ada kurangnya menurut orang lain, karena setiap penulis mempunyai selera yang berbeda-beda..😉
Komentar dari saya beradasarkan pengalaman menulis artikel untuk blog.. Dalam resensinya masih banyak terdapat kata penghubung di awal paragraf seperti kata tetapi, ketika, sebelum dan sesudah. Seharusnya kata penghubung tidak boleh diletakkan di awal paragraf. Bisa diperhatikan lagi ya sayang😊
Lalu dibagian judul resensinya yaitu "Setiap Anak Berhak Mendapat Kesempatan" belum sesuai dengan isi artikelnya, belum ada kalimat yang menuju ke arah judul. Sebaiknya dibagian isi resensi paragraf pertama sekali membahas tentang judul terlebih dahulu agar lebih nyambung antara isi dengan judul😊 ...
Kedepannya semoga Fani bisa menjadi penulis yang hebat yaa... Ditunggu resensi film pendidikan berikutnya😘😘