Jumat, 08 Juni 2018

THE RON CLARK STORY I


THE RON CLARK STORY
Setiap Anak Berhak Mendapat Kesempatan”


Rilis                       : 13 Agustus 2006
Sutradara              : Randa Haines
Penulis Naskah       : Annie de Young & Max Enscoe
Produser                : Paul Jackson
Durasi                   : 96 Menit
Negara                  : United States
Bahasa                  : English
Music                    : Mark Adler
Matthew Perry 
Pemeran               
          1.      Matthew Perry sebagai Ron Clark
          2.    Brandon Mychal Smith sebagai Tayshawn
          3.    Hannah Hodson sebagai Shameika
          4.    Ernie Hudson sebagai Turner
          5.    Micah Stephen sebagai Julio Vazquez  
          6.    Badriyah
          7.    Arena Raquel
          8.    Doretha Wallace Ibu Shamaika
          9.    Alita Sanche
         10.  Marrisa Vega



Pembukaan

The Ron Clark Story adalah sebuah film pendidikan yang diangkat berdasarkan kisah nyata seorang guru yang bernama Ron Clark. Mister C yang biasa dipanggil siswanya ini merupakan guru idealis yang menjadi inspirasi bagi siswanya yang meninggalkan kampung halamannya yang kecil untuk mengajar di sekolah dasar New York, dimana ia menghadapi masalah dengan para siswanya.


Isi

Ron Clark awalnya menjadi guru yang mengajar di Snowden Elementry School di Aurora, North California. Ia bahkan membuat sekolah dasar tersebut menjadi sekolah dengan kelulusan yang sangat bagus dan memuaskan sehingga diberikan penghargaan dalam bentuk ukiran namanya di halaman parkir sekolah tersebut. Setelah empat tahun mengajar di kampung halamannya, ia memutuskan  untuk pindah ke New York. Karena keputusannya  untuk pergi mengabdi di sekolah New York menyebabkan orang tuanya sedih melepas kepergiannya. Ketika berpamitan, ia mengatakan kepada orang tuanya “Setiap tahun saya akan mengatakan kepada siswa saya untuk meraih apa yang mereka inginkan dalam hidup mereka. Bermimpi besar, harus berani ambil resiko, dan ini saatnya untuk memulai hidup baru ”.
Sesampainya Mr. C di New York, ia tinggal di sebuah hotel dengan pembayaran 1 kali 24 jam dengan resepsionis yang bernama Yolanda. Hotelnya sangat kecil dan apa adanya, sehingga harapan ia yang ingin melihat keindahan kota New York sirna dikarenakan dempetnya antar gedung disana. Ke esokkan harinya Mr. C segera mencari sekolah dasar untuk dapat mengajar sesuai keinginannya. Disetiap kesempatan ia selalu ditolak, dan pada akhirnya ia menemukan sekolah bernama Inner Harlem Elementry School. Ia diterima disekolah itu ketika ada seorang guru keluar dari sekolah tersebut dikarenakan tidak tahan mengajar disekolah yang siswanya sangat nakal dan tidak ingin sekolah. Mr. C segera melamar disekolah tersebut yang awalnya diragukan oleh kepala sekolahnya yaitu Mr. Turner. Pada akhirnya diterim karena Mr. C menunjukkan keahlian ia dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Setelah resmi diterima, Mr. C diajak Mr. Turner untuk menunjukkan kelas yang akan Mr. C ajar. Sekolah tersebut membagi 4 kelas berdasarkan nilai prestasi siswa. Ada kelas dengan panggilan terhormat dikarenakan selalu mendapatkan nilai bagus setiap tahunnya, dan ada kelas dimana kelas yang paling rendah nilainya bahkan di kota New York. Kelas dengan nilai rendah inilah yang akan diajar oleh Mr. C. 
Mr. Turner menjelaskan, sudah 6 guru yang telah mengundurkan diri dari sekolah ini dikarenakan tidak sanggup menghadapi kelakuan mereka. Mr. Turner menginginkan nilai test yang tinggi, karena itu yang sangat penting dalam ia bekerja. Mr. C ditantang untuk membuat kelas ini unggul dalam Ujiaan Nasional yang waktunya tidak lama lagi.
Sebelum mengajar, ia mengunjungi rumah dan orang tua masing-masing siswanya. Saat mengunjungi satu persatu, Mr. C menemukan berbagai kondisi dan latar belakang yang sangat berbeda. Ada Julio yang suka mencuri, Shameika yang membantu ibunya untuk mengasuh seluruh adik-adiknya, Badriyah mempunyai ayah yang otoriter dan pengekang, dan banyak permasalahan lainnya.
Ketika Mr. C masuk ke kelas untuk pertama kalinya, dia melihat kodisi siswa yang heterogen. Mereka acuh dan sangat tidak menghargai keberadaanya dikelas, bahkan mengatakan hal kasar terhadapnya dan menginginkan ia menyerah akan kelas itu. Begitu terus pada setiap ia memasuki kelas.  Sehingga ia mencoba untuk memahami dan menyesuaikan dengan keadaan kelas tersebut dengan langkah awal menerapkan aturan dalam kelasnya. Peraturan pertama yaitu “we are family” maksudnya adalah ia  menjadikan mereka sebagai sebuah keluarga yang harus saling membantu, menghargai dan menyayangi satu dengan lainnya. Hasilnya tetap nihil bahkan tidak ada satupun siswa yang mengikuti aturannya. Namun, ia tidak pernah menyerah dalam menerapkan aturan untuk kebaikan kelas tersebut.


Peraturan akan terus bertambah seiring jalannya waktu. Peraturan yang kedua adalah “We are Respect Each Other” maksudnya ia mengajarkan bagaimana cara menghargai satu sama lain, menghindari memanggil dengan kata tidak pantas dan otomatis berdampak ke mereka yang menghormati dan menghargai ia sebagai guru mereka. Peraturan ketiga adalah mereka harus berbaris menuju kantin untuk makan siang, jika tidak mereka tidak akan dapat jatah makan. Ketika salah satu dari mereka yaitu Shameika melanggar barisan, ia diminta untuk jujur atas perbuatanya. Jika tidak, satu kelas tidak dapat jatah makanan. Disini maknanya untukk melatih kedisiplinan, kejujuran dan kekeluargaan. Keesokkan harinya ia mendapati kelas yang berantakan dan penuh dengan coretan. Ia memperbaiki kelas tersebut dengan dekorasi-dekorasi yang menarik.
Kebiasaan yang sangat tidak baik masih saja terjadi dari siswanya, mulai dari kebiasaan mereka yang tidak menghargai kawan maupun guru, berkelahi, dan kenakalan-kenalakan lainnya. Pada akhirnya ia menyesal dan putus asa ketika ia terpancing emosinya, banyak tekanan dan kesulitan menghadapi siswa-siswa dan bahkan berniat untuk berhenti mengajar di sekolah tersebut.


Marissa yang dulunya seorang artis dan sekaligus teman curhatnya, memberinya semangat agar tetap berjuang dan membuktikan bahwa dirinya mampu menaklukan kondisi para siswanya yang heterogen. Marissa mengatakan “Fans akan mudah melupakan artis idolanya, tapi murid tidak akan pernah melupakan gurunya”. Berkat dorongannya, akhirnya Mr. C mengurungkan niatnya untuk menyerah dan kembali mengajar di kelas keesokan harinya.
Mr. C hadir kembali dengan metode-metode yang berbeda setiap harinya agar siswa mau belajar dan nyaman di kelas. Setiap malamnya ia selalu begadang dalam mempersiapkan metode yang akan diajarkannya. Seperti bernyanyi dalam menghafal, duduk di atas meja dimana hal tersebut tidak sopan dilakukan tapi ia mencoba mendalami satu persatu setiap siswanya, dan metode lainnya yang mengundang perhatian siswanya bahkan turut bermain bersama dengan siswa-siswanya di jam istirahat.


Tetapi Mr. Turner sebagai kepala sekolah merasa kurang menyukai gaya mengajar yang dilakukan oleh Mr. C dan dengan egoisnya beliau menekankan kepada Mr. C dengan mengatakan “My school, my rule, my way!”. Ia tidak mementingkan metode pengajaran Mr. C, yang ia pentingkan adalah bagaimana siswanya bisa lulus Ujian Nasional dalam waktu dekat. Mr. C telah mampu melihat kemampuan dan potensi para siswanya bahkan sudah ada siswa yang mulai menyukainya dan nyaman belajar dengannya. Ia juga menyediakan waktu untuk mengajar privat, ikut turun ke tempat dimana siswanya berada untuk mengetahui kelemahan siswanya dan membantu belajar. Ia mengajari matematika kepada Julio dengan mengajak bermain kartu dan juga membantu Shameika mengasuh adik-adiknya agar Shameika bisa belajar dengan baik. Namun, usahanya dalam membantu juga mendapatkan tekanan dari ibu Shameika. Ibu Shameika tidak suka jika Mr. C ikut campur dalam urusan rumahnya, bagi ibu Shameika sudah cukup anaknya diantar kesekolah untuk belajar, kenapa dibawa-bawa urusan sekolah kerumah karena ia hanya menginginkan Shameika membantu mengasuh adik-adiknya selama ia bekerja. Tapi tidak tinggal diam, Mr. C meyakinkan ibu Shameika dengan megatakan bahwa Shameika sangat cerdas dan memiliki jiwa pemimpin. Akhirnya ibu Shameika mengizinkan dan memaafkan Mr. C.



Lain hal dengan Thayshaw yang bakatnya tidak pernah diakui oleh orang tuanya, ia selalu mendapatkan kekerasan fisik karena bakatnya dalam melukis yang bahkan di anggap hanya bermalas-malasan. Ketika beberapa minggu menjelang Ujian Nasional Mr. C selalu membantu para siswanya dalam belajar bahkan sampai-sampai ia tidak meghiraukan kesehatannya, ketika ia harusnya dirawat di RumahSakit, ia masih saja nekat mengajar. Hingga akhirnya ia jatuh pingsan ketika megajar. Karena kondisinya yang sudah lemah, ia yakin suatu saat pasti ada saatnya nanti ia akan dirawat sehingga ia telah mempersiapkan video ia mengajar. Rekaman tersebut dinyalakan dikelas sehingga siswanya masih bisa untuk belajar tanpa kehadirannya.
Seminggu sebelum Ujian terlaksana, Mr. C sudah pulih dan masuk ke kelasnya. Ia kecewa melihat hasil tes siswanya ketika ia tinggalkan, dan memberikan penguatan atau motivasi pada siswanya untuk menjadi kelas yang sangat berbeda dengan kondisi awal, rasa kekeluargaan yang terbangun kini menjadi semakin sangat erat.
Tibalah waktu yang ditunggu, yaitu waktu Ujian Nasional. Mr. C sangat merasa cemas dan tegang memikirkan para siswanya yang sedang ujian. Ketika ujian telah berakhir, Mr. C mengajak seluruh siswanya ke DE PHANTOM of de Opera, sebagai hadiah dan sekaligus penyegaran setelah mengerjakan Ujian Nasional.
Ketika hasil telah diperoleh, Mr. C mengundang para orang tua siswa untuk menyaksikan pengumuman nilai dari putra-putrinya. Mr. Turner datang dan memberikan surat pengumuman dimana isi suratnya adalah pengumuman bahwa nilai dari kelas tersebut paling tertinggi daripada kelas terhormat.
Kelas pun sontak menjadi riuh dengan kebahagiaan dan kegembiraaan. Dalam kesempatan tersebut, Shameika sebagai perwakilan dari teman-temannya mengatakan “Mr. C, terimakasi untuk selalu berada disisi kami, bahkan ketika kami tidak menginginkannya. Kau tidak henti untuk memberikan kami inspirasi”.

Para Pemeran The Ron Clark Story

Mr. C dengan Para Siswanya
Resensi oleh Syafani Hamidah
Instagram @faniisyafani

Kelebihan

·      Film ini sangat menginspirasi untuk para guru dan calon guru
·  Pemeran utamanya sangat menghayati peran sehingga penonton ikut merasakan sentuhan dari kisahnya

Kelemahan

·         Banyak siswa yang tidak dijelaskan karakternya
·      Ceritanya terasa singkat karena masih terasa banyak yang ingin diketahui disetiap masalah siswa-siswanya

Penutup

Film ini memberi inspirasi karena untuk membelajarkam siswa itu tidak mudah tapi itu harus dilakukan untuk menjadi guru yang profesiomal. Banyak masukkan kepada guru dan calon guru dalam mewujudkan kelas yang sukses dalam belajar. Diantaranya, melakukan pendekatan individual kepada setiap siswa, mengajak siswa untuk aktif berperan, terus memberikan motivasi dan adanya rules yang harus disepakati guna membuat siswa merasa nyaman, asyik, dan tidak menjenuhkan dalam belajar. Maka dari itu, jadilah guru yang benar-benar amanah dalam mendidik para siswa untuk masa depan yang baik untuk bangsa dan negara.

3 komentar:

  1. Assalamualaikum Fani...
    Seru deh baca resensinya, jadi pengen nonton filmnya. Sepertinya M. C ini sangat kreatif menjadi guru. Selain itu semangatnya dalam mengajar juga bisa dijadikan motivasi terkhusus untuk guru dan calon guru seperti saya😉
    Jadi pengen kayak M. Clark sang kreator n motivator😊

    BalasHapus
  2. Tulisannya sudah bagus dan membuat saya tertarik untuk menonton filmnya☺
    Namun, sebagaimanapun bagusnya artikel kita, tentulah masih ada kurangnya menurut orang lain, karena setiap penulis mempunyai selera yang berbeda-beda..😉
    Komentar dari saya beradasarkan pengalaman menulis artikel untuk blog.. Dalam resensinya masih banyak terdapat kata penghubung di awal paragraf seperti kata tetapi, ketika, sebelum dan sesudah. Seharusnya kata penghubung tidak boleh diletakkan di awal paragraf. Bisa diperhatikan lagi ya sayang😊
    Lalu dibagian judul resensinya yaitu "Setiap Anak Berhak Mendapat Kesempatan" belum sesuai dengan isi artikelnya, belum ada kalimat yang menuju ke arah judul. Sebaiknya dibagian isi resensi paragraf pertama sekali membahas tentang judul terlebih dahulu agar lebih nyambung antara isi dengan judul😊 ...
    Kedepannya semoga Fani bisa menjadi penulis yang hebat yaa... Ditunggu resensi film pendidikan berikutnya😘😘

    BalasHapus