Jumat, 08 Juni 2018

ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI I


Data / Identitas Film :         
Judul Film                   : Alangkah Lucunya (Negeri Ini)

Sutradara                     : Deddy Mizwar
Penulis Naskah          : Musfar Yasin
Produser                      : Zairin Zain
Pemeran :
Reza Rahadian            sebagai Muluk










Deddy Mizwar            sebagai Haji Makbul









Tio Pakusadewo          sebagai Jarot (Bos Copet)


Slamet Rahardjo         sebagai Haji Rahmat
Jaja Mihardja              sebagai Haji Sarbini
Asrul Dahlan               sebagai Samsul
Ratu Tika Bravani       sebagai Pipit
Rina Hassim                sebagai Bu Rachmat
Sonia                           sebagai Rahma
Teuku Edwin              sebagai Jupri
Robby Tumewu          sebagai Direktur Perusahaan Bangkrut
Sakurta Ginting           sebagai Ribut (ketua copet angkot)
Hafidz                         sebagai Kampret (anggota copet Angkot)
Gundala                      sebagai Kalong (anggota copet Angkot)
Dede Setiawan            sebagai Codot (anggota copet Angkot)
Deni Albab Mulyani   sebagai Sobrat (anggota copet Angkot)
Angga Putra                sebagai Komet (ketua copet pasar)
Daniel Hamonangan   sebagai Bedul (anggota copet pasar)
Ponda Malik                sebagai Bedil (anggota copet pasar)
Muhammad Rabil       sebagai Subur (anggota copet pasar)
Agis Foldero Lubis     sebagai Sabar (anggota copet pasar)
Moh.Irfan siagian        sebagai Glen (ketua copet mall)
Ahmad Ismail              sebagai Boy (anggota copet mall)
Ahmad Yanwar           sebagai Eros (anggota copet mall)
Pradana Ardiansyah    sebagai Ongky (anggota copet mall)
Agel Firdaus               sebagai  Ari Wibowo (anggota copet mall)
Jaya Kusuma               sebagai  Mata Dewa
Musik                          : Ian Antono
Produksi                      : Citra Sinema
Art Direktur                : Goetheng Iku Ahkin
Co Direktur                 : Aria Kusuma Dewa
Line Produser              : Asep Cahyana
Penyunting                  : Tito Kurnianto, Enjah, Hanif Ridlo
Studio                          : Citra Sinema
Distributor                   : Citra Sinema
Tanggal Rilis              : 15 April 2010
Durasi                         : 105 Menit
Negara                         : Indonesia
Bahasa                         : Indonesia
Sinopsis:
Alangkah lucunya (Negeri ini) merupakan sebuah film karya Deddy Mizwar, menceritakan tentang keadaaan bangsa Indonesia yang menggambarkan kenyataan sulitnya hidup di Indonesia, terlihat dari masalah masalah yang disuguhkan, seperti kasus kemiskinan, pengangguran dan tidak kepedulian masyarakat  akan pentingnya  pendidikan. Film ini juga berisi sindiran keras kepada pemerintah Indonesia yang kurang memperhatikan kehidupan rakyatnya seperti masih adanya anak jalanan, para sarjana pengangguran yang membutuhkan pekerjaan dan pendidikan yang tidak dirasakan oleh seluruh masyarakat, bahkan pada kenyataannya banyak pejabat pemerintahan kita, hanya memperkaya diri sendiri dengan cara menggunakan uang  rakyat untuk kepentingan pribadi/kelompoknya (korupsi) tanpa memperdulikan keadaan rakyat yang semakin hari semakin  miskin dan tertindas. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya kasus kriminal terjadi di negara ini, seperti kasus pencopetan yang diceritakan di film ini, Perbuatan kriminal terjadi disebabkan karena banyaknya jumlah pengangguran di negara ini disebabkan kurangnya jumlah lapangan kerja yang ada, sehingga mau atau tidak mereka terpaksa melakukan hal-hal yang tidak wajar untuk mendapatkan uang demi kelangsungan hidup mereka.
Film bermula dari kisah seorang lelaki bernama Muluk yang merupakan sarjana manajemen dan berasal dari keluarga yang sangat mementingkan pendidikan. Muluk merupakan anak dari Pak Makbul yang berprofesi sebagai tukang jahit dikampungnya. Pak Makbul mempunyai 2 orang sahabat seperguruan yang bernama Haji Sarbini dan Haji Rahmat, mereka bertiga selalu berdebat tentang penting atau tidak pentingnya pendidikan di Indonesia, Haji Rahmat sependapat dengan Pak Makbul bahwa pendidikan itu sangat penting untuk masa depan anak-anak mereka, berbeda dengan kedua temannya tersebut, Haji Sarbini bersikeras mengganggap bahwa pendidikan itu sama sekali tidak penting, karena bagi Haji Sarbini tanpa pendidikan yang tinggipun anak-anaknya tetap bisa mendapat pekerjaan, bisa menjadi orang sukses, bahkan bisa berangkat menunaikan ibadah Haji.
Haji Sarbini memiliki seorang anak gadis yang bernama Rahma. Rahma adalah kekasih Muluk, mereka berencana akan menikah setelah Muluk mendapatkan pekerjaan dan mempunyai penghasilan. Muluk sudah berusaha melamar pekerjaan ke berbagai kantor yang ada tetapi tidak satupun pekerjaan ia dapatkan, saat Muluk melamar pekerjaan disalah satu kantor, direktur kantor tersebut bertanya ilmu apa yang dimiliki oleh Muluk, Muluk pun menjelaskan bahwa ia adalah seorang sarjana manajemen dan menguasai ilmu manajemen, direktur kantor tersebut tertawa dan mengatakan bahwa ilmu manajemen yang dimiliki oleh Muluk sama sekali tidak berguna, karena direktur tersebut sudah menggunakan berbagai ilmu manajemen dari berbagai negara di dunia, tetapi tetap saja tidak bisa menyelamatkan perusahaannya dari kebangkrutan.

Saat Muluk lewat dipasar untuk melanjutkan perjalanannya untuk mencari pekerjaan, ia melihat beberapa anak kecil yang sedang mencopet.,diam-diam Muluk mengikuti salah satu anak yang mencopet dan menangkap serta memarahinya agar tidak mecopet, dan berkata jika menginginkan sesuatu lebih baik meminta dari pada harus mencopet, tetapi jawaban anak tersebut sangat mengejutkan Muluk, anak tersebut mengatakan “tapi saya kan seorang pencopet bukan peminta-minta”. mendengar jawaban itu Muluk hanya bisa terdiam dan membiarkan anak tersebut pergi begitu saja. 
Kemudian Muluk melanjutkan mencari pekerjaan lagi ke kantor yang lainnya, dan ia ditawari untuk menjadi TKI ke Malaysia tapi tawaran itu tidak diterima oleh Muluk karena ia berpikiran seorang TKI akan disiksa dengan cambuk oleh majikannya. Meskipun tak kunjung mendapatkan pekerjaan tidak membuat Muluk menyerah, ia tetap bersemangat untuk mencari pekerjaan, saat ia mampir kepenjual buku ditepi jalan, Muluk melihat buku tentang beternak cacing dan membeli buku tersebut, Muluk mendapatkan ide untuk memulai usaha kecil kecilan dengan beternak cacing, namun hal tersebut di remehkan oleh orang orang sekitarnya.
Saat Muluk singgah makan disebuah warteg Muluk tidak sengaja bertemu dengan anak kecil yang pernah ditemuinya sedang mencopet dipasar, anak itu menawarkan diri untuk membayarkan makan Muluk, karena pertemuan yang tidak disengaja tersebut, Muluk akhirnya berkenalan dengan anak kecil itu yang ternyata bernama Komet. Komet lalu mengajak Muluk untuk ikut ke Markasnya dan bertemu dengan Bos pencopet,Muluk menawarkan kerja sama kepada bos pencopet bernama Jarot, setelah berdiskusi dengan bos pencopet, kemudian Muluk bertemu dengan semua anak-anak pencopet disana dan menawarkan sebuah kerja sama. Muluk menjelaskan bahwa ia akan mengajarkan anak-anak tersebut bagaimana cara agar hasil mencopet mereka bisa dikembangkan kebidang usaha yang lain, dan mereka tidak perlu mencopet lagi untuk mendapatkan uang, Muluk meminta uang bagian sebesar 10% dari penghasilan mencopet mereka setiap harinya.
Muluk ditanya ayahnya tentang pekerjaannya, lalu ia bercerita dengan ayahnya bahwa ia sudah mendapatkan pekerjaan, ia mengatakan pada ayahnya bekerja dibagian pengembangan sumber daya manusia. Keesokan harinya muluk mulai bekerja, Bos pencopet menjelaskan bahwa anak-anak pencopet ini dibagi menjadi tiga kelompok, Pencopet mall dengan pakaian rapi dan keren, pencopet pasar dengan pakaian seperti anak jalanan, dan pencopet Angkot dengan pakaian seperti anak sekolahan, Masing-masing kelompok memiliki ketua dan metode yang berbeda dalam melakukan aksi mencopet, Ada juga seorang anak kecil yang bernama Mata Dewa yang bertugas menjaga markas dan sebagai pengintai, setelah mendapatkan pengarahan dari Muluk merekapun mulai melakukan aksi mencopet dimasing-masing daerah mereka. 
Sore harinya saat menyetorkan uang hasil copetan mereka hari itu, Muluk mengetahui bahwa anak-anak pencopet itu tidak bisa menulis, membaca dan berhitung. Muluk menyimpan uang hasil mencopet ke Bank, dan sebagian disisihkan untuk membeli motor yang ia gunakan untuk berangkat bekerja, Karena uang yang mereka kumpulkan sudah lumayan banyak, Muluk berencana untuk memulai usahanya yaitu dengan menyuruh mereka pindah pekerjaan dari mencopet menjadi pengasong, tetapi semua anak anak pencopet menolak, karena bagi mereka mengasong itu melelehkan dan hanya mendapatkan sedikit uang  jika dibandingkan dengan mencopet, Muluk tidak berputus asa, ia terus berusaha agar anak-anak tersebut mau berubah menjadi lebih baik lagi untuk masa depan mereka kelak.
Muluk mengajak temannya yang juga seorang penggangguran dan hanya menghabiskan kesehariannya dengan bermain gaple untuk bekerja sama, Muluk meminta Samsul untuk mengajari anak anak tersebut membaca, menulis dan berhitung, pada awalnya Samsul sangat terkejut karna diajak untuk mengajari anak-anak pencopet, tapi pada akhirnya Samsul menerima tawaran Muluk karena ia memang sangat membutuhkan pekerjaan, pada saat pertemuan awal dengan anak anak pencopet ada hal yang lucu, ketika ditanya apa pentingnya pendidikan, Samsul kebingungan menjawabnya, padahal dirinya adalah sarjana pendidikan. Samsul pun mulai mengajari anak-anak tersebut membaca, menulis dan juga pengetahuan-pengetahuan sosial lainnya,

Muluk juga mengajak seorang teman wanitanya yaitu Pipit yang merupakan anak dari Haji Rahmat, Pipit juga merupakan seorang pengangguran, Pipit hanya menghabiskan kesehariannya mengikuti kuis-kuis di TV dan berharap mendapatkan hadiah. Muluk meminta bantuan Pipit untuk mengajari anak-anak tersebut ilmu agama, Saat pertama kali bertemu dengan pipit, anak anak pencopet itu antusias, namun ada satu hal miris, yaitu saat mereka di Tanya apa agama kalian, anak anak tersebut tidak mengetahui agama mereka. Pipit banyak mengajarkan ilmu agama kepada anak-anak tersebut, mulai dari niat sholat, praktek sholat, mengajarkan kepada mereka bahwa kebersihan itu adalah sebagian dari iman, dan mereka juga diajarkan bagaimana caranya mandi yang bersih.
Seiring waktu berlalu akhirnya anak-anak tersebut sudah mulai bisa membaca, menulis, berhitung, sudah mengetahui ilmu-ilmu agama, ilmu kewarganearaan dan ilmu-ilmu sosial. bahkan sebagian dari mereka sudah hapal pancasila, UUD, niat sholat, bacaan sholat, dan sudah ada yang bisa melaksanakan sholat ke Mesjid, Mereka juga diajarkan untuk melaksanakan upacara bendera, mengibarkan bendera, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Pada suatu hari Haji Rahmat, Haji Sarbini dan pak Makbul ingin melihat tempat kerja anak-anak mereka, Pipit pun terpaksa membawa mereka kemarkas pencopet, Mereka bertiga sangat terkejut saat mengetahui bahwa tempat kerja anak mereka bukanlah sebuah kantor melainkan sebuah rumah yang dijadikan markas para pencopet, Akhirnya mereka tahu bahwa Muluk, Samsul dan Pipit ternyata bekerja untuk mengajari anak-anak pencopet tersebut dan selama ini anak mereka mendapatkan gaji dari uang hasil mencopet yang merupakan uang haram. Pak Makbul dan Haji Rahmat sangat kecewa dan memohon ampun kepada Allah atas dosa anak-anak mereka, Karena hal inilah akhirnya Muluk, Pipit dan Samsul mulai berfikir  untuk berhenti bekerja disana, dan berhenti mengajari anak-anak tersebut.
Akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti bekerja dimarkas pencopet tersebut, Muluk memberikan buku tabungan yang berisi uang sebesar 21.200.000 rupiah, ATM, motor yang dibelinya dengan uang dari hasil mereka mencopet, dan enam kotak asongan kepada Bos mereka, Bos pencopet sangat marah kepada anak-anak pencopet yang tidak mau mengikuti perintah Muluk untuk menjadi pengasong, karena bagi Bos pencopet Muluk sudah sangat berjasa kepada mereka semua, Ia juga mengatakan kepada anak-anak pencopet bahwa negara ini adalah negara bebas, yang ingin mengasong silahkan mengasong dan yang ingin mencopet silahkan mencopet.
Setelah berhenti bekerja dimarkas pencopet, Samsul dan Pipit kembali kerutinitas masa lalu mereka sebagai pengangguran, Samsul kembali bermain gaple bersama teman-temannya dan Pipit kembali mengikuti kuis-kuis berhadiah di TV. Sedangkan Muluk mulai ikut kursus menyetir, karena menurut ayahnya, jika bisa menyetir maka kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan akan lebih banyak,dimarkas para pencopet, ada enam orang yang memutuskan untuk berubah menjadi pengasong dan tidak mencopet lagi. Tetapi yang lainnya tetap menjadi pencopet sebagaimana biasanya. Saat mereka mengasong mereka bertemu dengan Muluk yang sedang belajar menyetir mobil, Muluk pun tersenyum bangga melihat mereka sudah berubah menjadi pengasong, Tiba-tiba datang rombongan satpol pp yang mengejar mereka dan menangkap mereka, Muluk keluar dari mobil dan berlari berusaha menyelamatkan mereka, Muluk berkata kepada para satpol pp bahwa ia yang sudah menyuruh anak-anak tersebut untuk mengasong, dan  akhirnya Muluk ditangkap dan dibawa oleh Satpol PP, anak-anak pengasong itupun menangis melihat Muluk ditangkap, tapi muluk tetap memberikan senyuman dan acungan jempol kepada mereka, sebagai tanda bahwa ia sangat bangga kepada mereka yang sudah berhenti mencopet dan menjadi pedagang asongan.



Kelebihan dari Film Alangkah Lucunya (negri ini):
1.      Film ini mampu memberi gambaran nyata bagaimana sulitnya hidup di Indonesia.
2.      Setiap tokoh karakter yang ada didalam film ini mampu digambarkan dengan baik dan setiap pemerannya mampu menjiwai karakter yang diperankannya.
3.      Banyak pengetahuan baru yang dapat diambil, contohnya kehidupan di jalanan.
4.      Film ini sangat baik dilihat semua usia, terutama pemerintah karena film ini syarat akan sindiran terhadap pemerintah. Terlebih diakhir film di tampilkan UUD 1945 pasal 34 ayat (1) tentang “Fakir miskin dan anak anak yang terlantar dipelihara oleh negara”.
5.      Film ini menghibur, karena ada beberapa adegan yang membuat tertawa penonton.
Kekurangan :
1.      Akhir ceritanya kurang jelas, masih menggantung sehingga menimbulkan rasa penasaran bagi para penontonnya. 

Penutup
Film Alangkah lucunya (Negeri ini) mengajarkan kita bahwa sangat sulitnya orang yang tidak memiliki pendidikan, orang yang hanya memiliki pengetahuan akan kalah dengan orang yang memiliki keterampilan dan memiliki banyak kawan, setelah  menonton film ini saya merasa harus lebih menaikan kualitas diri saya, apalagi saya adalah calon guru, saya akan mengajarkan segala hal yang saya ketahui, seperti anak anak pencopet, mereka dari yang tidak tahu apa apa, tidak memiliki ilmu apapun, karena terus belajar mereka bisa mengerti pentingya pendidikan.
Resensi oleh:Muhammad Ardiansyah Ramadhani (dhanny1997)



1 komentar:

  1. Resensinya sangat bagus dan alur cerita film ini sangat menarik.
    Hanya saja masih ada beberapa kesalahan dalam penulisan dan tampilan artikel yang kurang rapi.
    Ditunggu resensi selanjutnya, semangat menulis 😊😊

    BalasHapus