Data / Identitas Film :
Judul Film : Alangkah Lucunya (Negeri Ini)
Sutradara : Deddy Mizwar
Penulis Naskah : Musfar Yasin
Produser : Zairin Zain
Pemeran :
Reza Rahadian sebagai Muluk
Deddy Mizwar sebagai Haji Makbul
Slamet Rahardjo sebagai Haji
Rahmat
Jaja
Mihardja sebagai Haji Sarbini
Asrul Dahlan sebagai Samsul
Ratu Tika Bravani sebagai Pipit
Rina Hassim sebagai Bu Rachmat
Sonia sebagai Rahma
Teuku
Edwin sebagai Jupri
Robby
Tumewu sebagai Direktur
Perusahaan Bangkrut
Sakurta Ginting sebagai Ribut (ketua copet angkot)
Hafidz sebagai Kampret
(anggota copet Angkot)
Gundala sebagai Kalong (anggota
copet Angkot)
Dede
Setiawan sebagai Codot (anggota
copet Angkot)
Deni
Albab Mulyani sebagai Sobrat (anggota
copet Angkot)
Angga
Putra sebagai Komet (ketua
copet pasar)
Daniel
Hamonangan sebagai Bedul (anggota copet
pasar)
Ponda
Malik sebagai Bedil
(anggota copet pasar)
Muhammad
Rabil sebagai Subur (anggota copet
pasar)
Agis
Foldero Lubis sebagai Sabar (anggota
copet pasar)
Moh.Irfan
siagian sebagai Glen (ketua copet
mall)
Ahmad
Ismail sebagai
Boy (anggota copet mall)
Ahmad
Yanwar sebagai Eros (anggota
copet mall)
Pradana
Ardiansyah sebagai Ongky (anggota copet
mall)
Agel
Firdaus sebagai Ari Wibowo (anggota copet mall)
Jaya
Kusuma sebagai Mata Dewa
Musik : Ian
Antono
Produksi : Citra Sinema
Art
Direktur : Goetheng Iku Ahkin
Co
Direktur :
Aria Kusuma Dewa
Line
Produser : Asep
Cahyana
Penyunting : Tito Kurnianto, Enjah, Hanif Ridlo
Studio :
Citra Sinema
Distributor :
Citra Sinema
Tanggal Rilis :
15 April 2010
Durasi :
105 Menit
Sinopsis:
Alangkah lucunya (Negeri
ini) merupakan sebuah film karya Deddy Mizwar, menceritakan tentang keadaaan bangsa
Indonesia yang menggambarkan kenyataan sulitnya hidup
di Indonesia, terlihat dari masalah masalah yang disuguhkan, seperti
kasus kemiskinan, pengangguran dan tidak kepedulian masyarakat akan pentingnya pendidikan. Film ini juga berisi sindiran
keras kepada pemerintah Indonesia yang kurang memperhatikan kehidupan rakyatnya seperti masih adanya anak
jalanan, para sarjana pengangguran yang membutuhkan pekerjaan dan
pendidikan yang tidak dirasakan oleh seluruh masyarakat, bahkan pada kenyataannya banyak pejabat pemerintahan kita, hanya memperkaya diri sendiri dengan cara menggunakan uang rakyat untuk kepentingan
pribadi/kelompoknya (korupsi) tanpa memperdulikan keadaan rakyat
yang semakin hari semakin miskin dan
tertindas. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya kasus kriminal terjadi di negara ini, seperti kasus pencopetan yang diceritakan di film ini,
Perbuatan kriminal terjadi disebabkan karena banyaknya jumlah pengangguran di negara ini disebabkan
kurangnya jumlah lapangan kerja
yang ada, sehingga mau atau tidak mereka terpaksa melakukan hal-hal yang tidak
wajar untuk mendapatkan uang demi kelangsungan hidup mereka.
Film bermula dari kisah seorang lelaki bernama Muluk yang merupakan
sarjana manajemen dan berasal dari keluarga yang sangat mementingkan
pendidikan. Muluk merupakan anak dari Pak Makbul yang berprofesi sebagai tukang
jahit dikampungnya. Pak Makbul mempunyai 2 orang sahabat seperguruan yang bernama
Haji Sarbini dan Haji Rahmat, mereka bertiga selalu berdebat tentang penting
atau tidak pentingnya pendidikan di Indonesia, Haji Rahmat sependapat dengan
Pak Makbul bahwa pendidikan itu sangat penting untuk masa depan anak-anak
mereka, berbeda
dengan kedua temannya tersebut, Haji Sarbini bersikeras mengganggap bahwa
pendidikan itu sama sekali tidak penting, karena bagi Haji Sarbini tanpa
pendidikan yang tinggipun anak-anaknya tetap bisa mendapat pekerjaan, bisa
menjadi orang sukses, bahkan bisa berangkat menunaikan ibadah Haji.
Haji Sarbini memiliki seorang anak gadis yang bernama Rahma. Rahma adalah kekasih Muluk, mereka berencana akan
menikah setelah Muluk mendapatkan pekerjaan dan mempunyai penghasilan. Muluk
sudah berusaha melamar pekerjaan ke berbagai
kantor yang ada tetapi tidak satupun
pekerjaan ia dapatkan, saat Muluk melamar pekerjaan disalah satu kantor, direktur kantor
tersebut bertanya ilmu apa yang dimiliki oleh Muluk, Muluk pun menjelaskan
bahwa ia adalah seorang sarjana manajemen dan menguasai ilmu manajemen, direktur kantor tersebut tertawa dan mengatakan bahwa ilmu manajemen yang dimiliki oleh Muluk sama
sekali tidak berguna, karena direktur tersebut sudah
menggunakan berbagai ilmu
manajemen dari berbagai negara di dunia, tetapi
tetap saja tidak bisa menyelamatkan perusahaannya dari kebangkrutan.
Saat Muluk lewat dipasar untuk melanjutkan perjalanannya untuk
mencari pekerjaan, ia melihat beberapa anak kecil yang sedang mencopet.,diam-diam
Muluk mengikuti salah satu anak
yang mencopet dan menangkap serta memarahinya agar tidak mecopet, dan berkata jika menginginkan sesuatu lebih baik meminta
dari pada harus mencopet, tetapi jawaban anak tersebut sangat mengejutkan
Muluk, anak tersebut mengatakan “tapi saya kan seorang pencopet bukan peminta-minta”. mendengar
jawaban itu Muluk hanya bisa terdiam dan membiarkan anak tersebut pergi begitu
saja.
Kemudian Muluk melanjutkan mencari pekerjaan lagi ke kantor yang lainnya, dan ia ditawari untuk
menjadi TKI ke Malaysia tapi tawaran itu tidak diterima oleh Muluk karena ia berpikiran seorang TKI akan disiksa
dengan cambuk oleh majikannya. Meskipun tak kunjung mendapatkan pekerjaan tidak
membuat Muluk menyerah, ia tetap bersemangat untuk mencari pekerjaan, saat ia mampir kepenjual buku ditepi jalan,
Muluk melihat buku tentang beternak cacing dan membeli buku tersebut, Muluk mendapatkan ide untuk
memulai usaha kecil kecilan dengan
beternak cacing, namun hal tersebut di
remehkan oleh orang orang sekitarnya.
Saat Muluk singgah makan disebuah warteg Muluk tidak sengaja
bertemu dengan anak kecil yang pernah ditemuinya sedang mencopet dipasar, anak
itu menawarkan diri untuk membayarkan makan Muluk, karena pertemuan yang tidak
disengaja tersebut, Muluk akhirnya berkenalan dengan anak kecil itu yang
ternyata bernama Komet. Komet lalu mengajak
Muluk untuk ikut ke Markasnya dan bertemu dengan Bos pencopet,Muluk menawarkan
kerja sama kepada bos pencopet bernama Jarot, setelah
berdiskusi dengan bos pencopet,
kemudian Muluk bertemu dengan semua anak-anak pencopet disana dan menawarkan
sebuah kerja sama. Muluk menjelaskan bahwa ia akan mengajarkan anak-anak tersebut
bagaimana cara agar hasil mencopet mereka bisa dikembangkan kebidang usaha yang
lain, dan mereka tidak perlu mencopet lagi untuk mendapatkan uang, Muluk
meminta uang bagian sebesar
10% dari penghasilan mencopet mereka
setiap harinya.
Muluk ditanya ayahnya tentang
pekerjaannya, lalu ia bercerita dengan ayahnya bahwa ia sudah
mendapatkan pekerjaan, ia mengatakan pada ayahnya bekerja
dibagian pengembangan sumber daya manusia. Keesokan harinya muluk mulai
bekerja, Bos pencopet menjelaskan bahwa anak-anak pencopet ini dibagi menjadi
tiga kelompok, Pencopet mall dengan pakaian rapi dan keren, pencopet pasar
dengan pakaian seperti anak jalanan, dan pencopet Angkot dengan pakaian seperti
anak sekolahan, Masing-masing kelompok memiliki ketua dan metode yang berbeda
dalam melakukan aksi mencopet, Ada juga seorang anak kecil yang bernama Mata
Dewa yang bertugas menjaga markas dan sebagai pengintai, setelah mendapatkan
pengarahan dari Muluk merekapun mulai melakukan aksi mencopet dimasing-masing daerah mereka.
Sore harinya saat menyetorkan uang hasil copetan mereka hari itu,
Muluk mengetahui bahwa anak-anak pencopet itu tidak bisa menulis, membaca dan
berhitung. Muluk menyimpan uang hasil mencopet ke Bank, dan sebagian disisihkan untuk membeli
motor yang ia gunakan untuk berangkat bekerja, Karena uang yang mereka
kumpulkan sudah lumayan banyak, Muluk berencana untuk memulai usahanya yaitu
dengan menyuruh mereka pindah pekerjaan dari mencopet menjadi pengasong, tetapi semua anak anak pencopet menolak, karena
bagi mereka mengasong itu melelehkan dan hanya
mendapatkan sedikit uang jika
dibandingkan dengan mencopet, Muluk tidak berputus asa, ia terus berusaha agar
anak-anak tersebut mau berubah menjadi lebih baik lagi untuk masa depan mereka
kelak.
Muluk mengajak temannya yang juga seorang penggangguran dan hanya
menghabiskan kesehariannya dengan bermain gaple untuk bekerja sama, Muluk meminta Samsul untuk mengajari anak anak tersebut
membaca, menulis dan berhitung, pada awalnya Samsul sangat terkejut karna diajak
untuk mengajari anak-anak pencopet, tapi pada akhirnya Samsul menerima tawaran
Muluk karena ia memang sangat membutuhkan pekerjaan, pada saat pertemuan awal dengan anak anak pencopet ada
hal yang lucu, ketika ditanya apa pentingnya pendidikan, Samsul kebingungan
menjawabnya, padahal dirinya adalah sarjana pendidikan. Samsul
pun mulai mengajari anak-anak tersebut membaca, menulis dan juga
pengetahuan-pengetahuan sosial lainnya,
Muluk juga mengajak seorang teman wanitanya yaitu Pipit yang merupakan
anak dari Haji Rahmat, Pipit
juga merupakan seorang pengangguran, Pipit hanya menghabiskan kesehariannya mengikuti kuis-kuis di TV
dan berharap mendapatkan hadiah. Muluk meminta bantuan Pipit untuk mengajari
anak-anak tersebut ilmu agama, Saat pertama kali bertemu dengan pipit, anak
anak pencopet itu antusias, namun ada satu hal miris, yaitu saat mereka di
Tanya apa agama kalian, anak anak tersebut tidak mengetahui
agama mereka. Pipit banyak mengajarkan ilmu agama kepada
anak-anak tersebut, mulai dari niat sholat, praktek sholat, mengajarkan kepada
mereka bahwa kebersihan itu adalah sebagian dari iman, dan mereka juga
diajarkan bagaimana caranya mandi yang bersih.
Seiring waktu berlalu akhirnya anak-anak tersebut sudah mulai bisa
membaca, menulis, berhitung, sudah mengetahui ilmu-ilmu agama, ilmu
kewarganearaan dan ilmu-ilmu sosial. bahkan sebagian dari mereka sudah hapal
pancasila, UUD, niat sholat, bacaan sholat, dan sudah ada yang bisa
melaksanakan sholat ke Mesjid, Mereka juga diajarkan untuk melaksanakan upacara
bendera, mengibarkan bendera, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Pada suatu hari Haji Rahmat, Haji Sarbini dan pak Makbul ingin
melihat tempat kerja anak-anak mereka, Pipit pun terpaksa membawa mereka
kemarkas pencopet, Mereka bertiga sangat terkejut saat mengetahui bahwa tempat
kerja anak mereka bukanlah sebuah kantor melainkan sebuah rumah yang dijadikan
markas para pencopet, Akhirnya mereka tahu bahwa Muluk, Samsul dan Pipit
ternyata bekerja untuk mengajari anak-anak pencopet tersebut dan selama ini
anak mereka mendapatkan gaji dari uang hasil mencopet yang merupakan uang
haram. Pak Makbul dan Haji Rahmat sangat kecewa dan memohon ampun kepada Allah
atas dosa anak-anak mereka, Karena hal inilah akhirnya Muluk, Pipit dan Samsul
mulai berfikir untuk berhenti bekerja
disana, dan berhenti mengajari anak-anak tersebut.
Akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti bekerja dimarkas pencopet tersebut, Muluk memberikan buku tabungan yang berisi uang sebesar 21.200.000 rupiah, ATM, motor yang dibelinya dengan uang dari hasil mereka mencopet, dan enam kotak asongan kepada Bos mereka, Bos pencopet sangat marah kepada anak-anak pencopet yang tidak mau mengikuti perintah Muluk untuk menjadi pengasong, karena bagi Bos pencopet Muluk sudah sangat berjasa kepada mereka semua, Ia juga mengatakan kepada anak-anak pencopet bahwa negara ini adalah negara bebas, yang ingin mengasong silahkan mengasong dan yang ingin mencopet silahkan mencopet.
Akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti bekerja dimarkas pencopet tersebut, Muluk memberikan buku tabungan yang berisi uang sebesar 21.200.000 rupiah, ATM, motor yang dibelinya dengan uang dari hasil mereka mencopet, dan enam kotak asongan kepada Bos mereka, Bos pencopet sangat marah kepada anak-anak pencopet yang tidak mau mengikuti perintah Muluk untuk menjadi pengasong, karena bagi Bos pencopet Muluk sudah sangat berjasa kepada mereka semua, Ia juga mengatakan kepada anak-anak pencopet bahwa negara ini adalah negara bebas, yang ingin mengasong silahkan mengasong dan yang ingin mencopet silahkan mencopet.
Setelah berhenti bekerja dimarkas pencopet, Samsul dan Pipit
kembali kerutinitas masa lalu mereka sebagai pengangguran, Samsul kembali
bermain gaple bersama teman-temannya dan Pipit kembali mengikuti kuis-kuis
berhadiah di TV. Sedangkan Muluk mulai ikut kursus menyetir, karena menurut
ayahnya, jika bisa menyetir maka kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan akan
lebih banyak,dimarkas para pencopet, ada enam orang yang memutuskan untuk
berubah menjadi pengasong dan tidak mencopet lagi. Tetapi yang lainnya tetap
menjadi pencopet sebagaimana biasanya. Saat mereka mengasong mereka bertemu
dengan Muluk yang sedang belajar menyetir mobil, Muluk pun tersenyum bangga
melihat mereka sudah berubah menjadi pengasong, Tiba-tiba datang rombongan
satpol pp yang mengejar mereka dan menangkap mereka, Muluk keluar dari mobil
dan berlari berusaha menyelamatkan mereka, Muluk berkata kepada para satpol pp
bahwa ia yang sudah menyuruh anak-anak tersebut untuk mengasong, dan akhirnya
Muluk ditangkap dan dibawa oleh Satpol PP, anak-anak pengasong itupun menangis
melihat Muluk ditangkap, tapi
muluk tetap memberikan senyuman dan acungan jempol kepada mereka, sebagai tanda
bahwa ia sangat bangga kepada mereka yang sudah berhenti mencopet dan menjadi
pedagang asongan.
Kelebihan dari Film Alangkah Lucunya (negri ini):
1. Film ini mampu
memberi gambaran nyata bagaimana sulitnya hidup di Indonesia.
2. Setiap tokoh karakter yang ada didalam film ini mampu digambarkan dengan
baik dan setiap pemerannya mampu menjiwai karakter yang diperankannya.
3. Banyak pengetahuan baru yang dapat diambil, contohnya kehidupan di jalanan.
4. Film ini sangat baik
dilihat semua usia, terutama pemerintah karena film ini syarat akan sindiran
terhadap pemerintah. Terlebih diakhir film di tampilkan UUD 1945 pasal 34 ayat
(1) tentang “Fakir miskin dan anak anak yang terlantar dipelihara oleh negara”.
5. Film ini
menghibur, karena ada beberapa adegan yang membuat tertawa penonton.
Kekurangan :
1. Akhir ceritanya kurang jelas, masih
menggantung sehingga menimbulkan rasa penasaran bagi para penontonnya.
Penutup
Film Alangkah
lucunya (Negeri ini) mengajarkan kita bahwa sangat sulitnya orang yang tidak
memiliki pendidikan, orang yang hanya memiliki pengetahuan akan kalah dengan
orang yang memiliki keterampilan dan memiliki banyak kawan, setelah menonton film ini saya merasa harus lebih
menaikan kualitas diri saya, apalagi saya adalah calon guru, saya akan
mengajarkan segala hal yang saya ketahui, seperti anak anak pencopet, mereka
dari yang tidak tahu apa apa, tidak memiliki ilmu apapun, karena terus belajar
mereka bisa mengerti pentingya pendidikan.
Resensinya sangat bagus dan alur cerita film ini sangat menarik.
BalasHapusHanya saja masih ada beberapa kesalahan dalam penulisan dan tampilan artikel yang kurang rapi.
Ditunggu resensi selanjutnya, semangat menulis 😊😊