Jumat, 08 Juni 2018

Di Timur Matahari One


DI TIMUR MATAHARI : " NYANYIAN ALAM MENYATUKAN KITA "
By : Diny Maliny
(dinymaliny.97@gmail.com)





Data/identitas film :
Judul film             : Di Timur matahari
Produser              : Ari Sihasale
Sutradara             : Ari Sihasale
Penulis Naskah  : Jeremias Nyangoen
Pemeran utama : Simson Sikoway sebagai Mazmur
Waktu                   : 110 menit
Tanggal liris        : 14 Juni 2012

Pemeran Pembantu :
1.      Abetnego Yogibalom Sebagai  Thomas
2.      Laura Basuki Sebagai  Vina
3.      Lucky Martin  Sebagai  Nyong
4.      Lukman Sardi Sebagai  Samuel
5.      Michael Idol Sebagai  Michael
6.      Putri Nere Sebagai  Elsye
7.      Ringgo Agus Rahman Sebagai  Ucok

8.      Ririn Ekawati Sebagai  Dr. Fatimah


Pembukaan
Film yang disutradarai oleh Ari Sihasale ini mengambil lokasi di Tiam, Kabupaten Lany Jaya, Papua. Film ini menceritakan mengenai pendidikan, kebudayaan, dan perekonomian di Papua dengan fokus pada kehidupan Mazmur.


Isi




"…hari ini, hari ini, harinya tuhan
…Mari kita, mari kita bersuka cita
Dendang Mazmur bersama Thomas saat pergi ke rumah Pendeta dikarenakan belum adanya guru pengganti yang bersedia mengajar mereka. Cakrawala pagi yang begitu indah, burung-burung menari diantara dedaunan pohon yang rindang,  gunung-gunung yang merengkuh desa nan asri, dan jalanan yang dipenuhi dengan tapak kaki mungil anak-anak yang berlarian dengan bebas. Hari itu merupakan sejarah yang tak kan ia lupakan. Mazmur menemani ayahnya (Balcius) untuk menjual merpati ke desa tetangganya. Setelah mendapatkan uang dari penjualan merpati, ayah Mazmur mengajak ia dan Thomas untuk membeli baju bola. tetapi kemudian diketahui bahwa uang yang digunakan ternyata palsu.   Mengetahui hal ini ayah Mazmur yang bernama Balcius ini sangat kesal sehingga pada malam harinya ia mabuk-mabukkan.

Hal ini berlanjut hingga keesokan harinya, merasa tak senang Balcius memulai perkelahian dan terjadi baku hantam dengan orang yang mengenalkan dirinya dengan pembeli kemaren. Mazmur bertanya-tanya kenapa ayahnya melakukan ini, ayahnya menjawab jadi lelaki harus pemberani. ketika Mazmur dan ayahnya sampai di jembatan untuk menyebrang. terlihatlah dua lelaki yang baru saja dipukul oleh ayah Mazmur membawa busur panah. Mazmur ketakukan tetapi ayahnya ingin membuatnya mengerti lelaki harus pemberani maka ayahnya melangkah maju. Dikarenakan yang dipukuli tadi merasa sakit hati dan telah memutuskan balas dendam. Akhirnya ketika Balcius menghadap tepat ke arah  anaknya, maka ia melepaskan panahnya tepat mengenai punggung Balcius. Mazmur terdiam kaku, air matanya mulai menetes, bibirnya gemetar dan ia mendekati ayahnya yang sudah tak bernyawa. 


    
Mazmur yang menjadi saksi mata langsung terjun ke sungai karena sang pembunuh telah membusurkan panah ke arah dirinya. keesokan harinya Mazmur membuntuti ibunya ke hutan untuk melihat apa yang dilakukan ibunya. Mazmur langsung meneteskan air matanya ketika ia melihat ibunya memotong jari telunjuknya untuk mengungkapkan kesedihan atas kehilangan Balcius. Ketika seorang wanita kehilangan kerabat atau suaminya maka ia harus memotong jarinya  sesuai yang diatur dalam tradisi suku tersebut.



Dengan adanya kematian ayah Mazmur menjadi tanda yang disinyalir sebagai bentuk mulainya peperangan antar suku. Mereka meminta kepada pembunuh ayah Mazmur untuk membayar denda 300 Milyar dan 200 babi. Namun hal ini bisa ditolak oleh Micheal, adik (ayah Mazmur) yang menginginkan perdamaian. Hal itu tak berlangsung lama, ketika Mazmur mengantar Micheal kembali pulang ke Jakarta bersama istrinya (mama Vina) terjadi penyerangan hingga mengakibatkan tetua adat Pak Yakob tertusuk panah dan ketika mereka pulang ternyata rumah mereka telah menjadi sasaran pembakaran oleh suku tetangga, tersulut emosi ayah Thomas yang juga merupakan adik Blasius akhirnya membalaskan dendam dengan cara membumi hanguskan tempat tinggal suku yang telah membakar rumah mereka.



Perang tak terelakkan, banyak korban jiwa yang akhirnya meninggal termasuk ayah Thomas, dan ayah Agnes yang merupakan pembunuh ayah Mazmur. Dokter Fatimah menolak mngobati mereka karena memang pada awalnya Dokter tersebut menentang adanya pertarungan antar suku. Hal ini membuat Thomas dan Agnes merasa kecewa dengan sikap dokter tersebut hingga meneriakinya dengan sebutan jahat. Mazmur merasa sangat marah dan akhirnya menuju ke tempat kericuhan. Mazmur melihat kedua suku saling menyerang menggunakan busur panah. Didalam kekalutannya, Mazmur sontak bernyanyi diikuti teman-temannya yang akhirnya membuat peperangan berhenti total.


      
     Perang telah berhenti tetapi guru pengganti belum kunjung datang. Akhirnya pendeta Samuel berusaha menjadi guru sementara mereka. Namun hingga akhir film, Mazmur beserta teman-temannya masih menunggu kedatangan sosok guru pengganti.


Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan  :

Film ini cocok untuk mengenal lebih jauh pendidikan dan kebudayaan di pedalaman papua, dan film ini mampu menonjolkan keindahan alam di Tiam, kabupaten Lany, Papua. 

Kekurangan :
Film kurang menonjolkan pendidikan atau suatu bahasan yang menjadi topik yang ingin diangkat. Sedikitnya penjelasan mengapa yang dilakukan Mazmur pada saat kericuhan harus  bernyanyi. 


Penutup
Film ini mengajarkan kita sebuah fakta bahwa sukarnya menjalani kehidupan di pedalaman papua. Sebagai penghasil emas terbesar di Indonesia, mereka merasa dianak tirikan oleh pemerintah mereka sendiri. Hidup dengan kekayaan alam yang melimpah ruah tak lantas membuat mereka dapat merasakan indahnya pendidikan dan teknologi. Wajar saja mereka mendeklarasikan untuk membubarkan diri dari NKRI. Kita yang belum pernah menjejakkan kaki disana sangat cocok untuk menonton film ini.




Thanks for reading guys....



1 komentar:

  1. Assalammualaikum
    Tulisan author sangat bagus dan menginspirasi, isinya jelas, tepat dan singkat. Hanya saja terdapat kalimat yang kurang pas serta huruf yang kurang tepat yaitu "Namun hal ini bisa ditolak oleh Micheal" lebih bagus lagi jika kalimatnya "Namun hal ini ditolak oleh Michael"
    Semangat author ditunggu karyanya yang lain

    BalasHapus