Jumat, 08 Juni 2018

SCHOOL OF ROCK I


Data/ Identitas film
Judul film          : School Of Rock
Sutradara           : Richard Linklater
Penulis naskah  : Mike White
Produser            : Scott Rudin
Tanggal rilis      : 03 Oktober 2003 dan 06 Februari 2004 rilis di Indonesia
Durasi                : 109 menit
Negara               : Amerika Serikat
Bahasa               : Bahasa Inggris

Pemeran            :
·         Jack Black sebagai Dewey Finn (penyanyi utama, gitaris)
·         Mike White sebagai Ned Schneebly (teman sekamar dan teman akrab Dewey)
·         Sarah Silverman sebagai Patty Di Marco (pacar Ned)
·         Joan Cusack sebagai Rosalie Mullins (kepala sekolah)
·         Miranda Cosgrove sebagai Summer Hathaway (ketua kelas dan manager band)
·         Rebecca Julia sebagai Katie (pemain bass)
·         Kevin Alexander Clark sebagai Freddy (pemain drum)
·         Robert Tsai sebagai Lawrence (pemain keyboard)
·         Joey Gaydos Jr. sebagai Zack Mooneyham (lead guitar)
·         Adam Pascal sebagai Theo (vokalis, gitar)
·         Maryam Hassan sebagai Tomika (penyanyi kedua, lead choir)

School of rock merupakan kisah tentang seorang gitaris (Dewey finn) yang bercita-cita menjadi bintang rock namun dikeluarkan dari bandnya. Kemudian ia menyamar menjadi seorang guru pengganti dan membentuk band dari siswa kelas lima yang diajarkannya untuk mengikuti perlombaan musik rock agar ia dapat membayar sewa apartemennya. Film ini berasal dari Amerika Serikat yang bergenre film musik komedi yang disutradarai oleh Richard Linklater, seorang pembuat film, penulis naskah dan pemeran Amerika yang dikenal atas film-filmnya yang menyoroti budaya pinggiran kota.
Cerita dalam film ini diawali dengan penampilan Dewey diatas panggung bersama bandnya. Keesokan harinya, Ned Schneebly teman satu apartemen Dewey meminta agar Dewey membayar sewa apartemennya. Sebenarnya Ned tidak enak kepada Dewey, namun bagaimana lagi Ned juga dipaksa oleh Patty (kekasih Ned). Bersamaan dengan itu,ia pun dikeluarkan dari grup band nya yang dinilai terlalu fanatik dan teman bandnya sudah mendapatkan penggantinya. Ia kecewa, depresi, dan ia merasa disabotase oleh teman bandnya.
Demi bertahan hidup, dewey menjual gitarnya,namun tidak laku. Akhirnya ia menerima telepon dari kepala sekolah yang sedang mencari Ned untuk menjadi guru pengganti. Dewey pun tergiur dengan tawaran pekerjaan tersebut lalu ia menyamar menjadi Ned agar bisa bekerja sebagai guru pengganti di sekolah tersebut.
Disinilah kekonyolan dimulai. Dewey yang menyamar menjadi Ned, mengajar dengan seenaknya. Ia hanya datang, duduk, dan menantikan jam pelajaran berakhir. Hingga akhirnya ia melihat anak didiknya bermain musik, dan ia pun kembali bersemangat.
Dewey kemudian mendapat ide untuk membentuk sebuah band rock bersama murid-muridnya dengan membuat sebuah projek kelas musik rock. Lalu dia melakukan apa yang sudah direncanakannya, ia memperkenalkan musik rock kepada anak didiknya dan merekrut mereka untuk membentuk sebuah band rock lengkap dengan sistem menejemennya. Dewey menipu anak didiknya dengan mengatakan bahwa ini adalah projek sekolah dan mereka dilarang untuk memberitahu projek ini kepada siapapun, termasuk teman, guru, orangtua, bahkan kepala sekolah.  
Projek yang dilakukan Dewey tidak berjalan mulus. Banyak masalah yang harus ia hadapi, berawal dari merayu anak didiknya untuk mengikuti projek ini. Kemudian ketika pendaftaran, mereka tidak diperbolehkan untuk mengikuti  festival tersebut dan masalah terbesar yang ia hadapi adalah ketika sekolah dan orangtua murid mengetahui siapa sebenarnya Dewey. Dewey pun kembali down merasa mimpinya untuk memenangkan festival tersebut kandas.
 Anak muridnya yang sudah terlanjur jatuh hati kepada Dewey dan musik rock, memutuskan bahwa band mereka, school of rock harus tetap tampil di festifal tersebut. Lalu mereka pun membuat rencana. Mereka menjemput Dewey untuk menyelesaikan projek yang sudah dilaksanakan. Dewey terharu, ia pun kembali bersemangat untuk mengikuti festifal tersebut. Kemudian mereka menentukan lagu yang akan mereka bawakan dan sepakat untuk membawa lagu yang diciptakan Jack. Meskipun tidak menang, tetapi mereka diminta untuk menyanyikan sebuah lagu lagi. Tampil dihadapan orangtua murid dan penonton lainnya tidak membuat mereka gerogi. Diakhir cerita, sekolah tersebut membuka ekstrakulikuler musik.
Di film ini Dewey berhasil memainkan perannya yang jenaka. Selain itu juga dewey sebagai seorang rocker tidak menjadi peran yang mengganggu, meskipun ia seorang yang urakan, masa bodo dan pemberontak namun ia juga digambarkan perduli kepada masalah anak-anak dan juga mau membantu siapa saja termasuk tokoh kepala sekolah yang kaku dan penuh beban (Joan Cusack). Peran Dewey ini menunjukkan bahwa rock yang dikatakan dekat dengan narkoba, pakaian mencolok dan kata-kata yang tidak baik itu tidaklah benar. Rock itu seni yang berasal dari dalam. Rock itu unik dengan ciri khas yang dimilikinya.

Tidak hanya itu, Richard Linklater sebagai sutradara dalam film ini, tidak hanya menonjolkan pemeran utamanya saja, ia juga memberikan kesempatan kepada cast anak-anak untuk turut bersinar: Miranda Cosgrove sebagai Summer, anak yang ambisius dan selalu ingin menjadi bos. Joey Gasdos sebagai Zack, anak pemalu tetapi jago bermain gitar. Kevin Clark sebagai Freddy, anak yang selalu di bully tetapi jago bermain drum. Rebecca Brown sebagai Katie, anak pendiam tetapi berbakat bermain bass. Robert Tsai sebagai Lawrance, anak terkucil dan yang paling cool diantara yang lainnya namun berbakat bermain keyboard. Maryam Hassan sebagai Tomika, anak yang tidak percaya diri namun memiliki suara yang merdu. Dan semuanya yang lain, yang berperan sebagai keamanan, paduan suara, dan asisten semuanya ikut bersinar.
Film ini menunjukkan bagaimana musik itu, bahkan rock itu. Dari film ini dapat kita ambil hikmahnya , bahwa dari film ini kita sebagai calon guru tidak hanya menyampaikan materi saja namun juga harus memahami karakter anak didiknya, menyampaikan materi dapat dengan apa yang mereka sukai. Hanya saja dalam film ini, kurang sesuai dengan pendidikan yang terdapat di Indonesia. Di Indonesia kita tidak dapat menerapkan yang ada dalam film ini, menghilangkan pelajaran wajib, digantikan dengan pelajaran tambahan. Film ini juga tidak sesuai dengan kurikulum yang ada di Indonesia. 
Resensi by Suhartini


0 komentar:

Posting Komentar