Jumat, 08 Juni 2018

TAARE ZAMEEN PAR (EVERY CHILD IS SPECIAL)

RESENSI
Taare Zameen Par (Every Child Is Special)

Identitas Film
Judul Film                   : Taare Zameen Par
Genre                          : Drama Edukasi
Sutradara                     : Aamir Khan
Penulis                         : Amole Gupte
Produksi                      : Aamir Khan Production
Penyunting Film          : Deepa Bhatia
Tempat                        : New Era School ( Panchgani ) dan St. Xaviers School ( Mumbai )
Durasi Film                 : 150 menit
Tahun                          : 2007
Pemeran                       
1.      Darsheel Safary sebagai Ishaan
2.      Aamir Khan sebagai Pak Guru Nikumbh
3.      Tanay Cheda sebagai Rajan
4.      Sachet Engineer sebagai Yohan
5.      Tisca Chopra sebagai Mama Ishaan
6.      Vipin Sharman sebagai Papa Ishan
7.      Ravi Khanwilker sebagai Pak Holkar
8.      M. k. Raina sebagai Kepala Sekolah
Resensator                   : Yelcy J. Sulaini

Pengantar
Setiap anak yang lahir ke dunia adalah anugrah pemberian Tuhan. Sejak awal dilahirkan anak memiliki kelebihan masing-masing. Setiap anak memiliki keterampilan yang unik, kemampuan dan impian. Setiap anak ingin menarik dan meregang untuk membuat jari-jarinya memanjang. Meneruskannya, biarpun jarinya akan patah. Banyak orang tua yang memaksakan kehendaknya kepada anaknya, tidak heran bahwa manusia sering disebut sebagai makhluk yang kejam, tidak sensitif, buta terhadap keindahan dan perasaan.  Berhubungan dengan hal itu, ada satu film India yang menceritakan kisah hidup seorang anak dengan segala perjuangannya yang akan membuat kita sadar bahwa “Every Child Is Special”.

Isi Film
Taare Zameen Par adalah sebuah film yang berceritakan tentang seorang anak yang bernama Ishaan Nandkishore Awasthi berumur 8 tahun yang masih duduk di kelas III Sekolah Dasar. Ia adalah seorang anak yang memiliki imajinasi luar biasa, ceria, kreatif,  sangat suka menggambar, melukis, dan pandai menyusun puzzle yang rumit sekalipun. Pada sisi lainnya , ia adalah seorang anak yang malas belajar, tidak pandai baca tulis, dan nilai-nilai pada setiap mata pelajarannya sangat jauh dibawah rata-rata, bahkan sampai nol. Setiap lembar ujian yang diberikan oleh gurunya diberikan kepada anjing di lingkungan rumahnya karena ia tidak ingin orang tuanya mengetahui hasil ujian tersebut. Setiap hari ia selalu terlambat pergi ke sekolah, selalu kena hukum oleh gurunya karena ia tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah.
Ia memiliki seorang kakak yang bernama Yohan. Kakaknya sangat sempurna, kebalikan dari dirinya. Kakaknya selalu juara satu pada setiap mata pelajaran dan sangat mahir dalam permainan tennis. Ia selalu menjadi kebanggan bagi orang tuanya. Orang tuanya selalu membandingkan ia dengan kakaknya tersebut.
Kebanyakan orang menganggap bahwa ia merupakan anak yang nakal dan tidak mau dilarang, bahkan orang tuanya pun beranggapan demikian. Pada suatu saat, ia kelahi dengan anak di lingkungan rumahnya karena gara-gara bola. Kemudian orang tua dari lawan kelahi anak tersebut mendatangi kediaman Ishaan dan mengadukan apa yang telah diperbuat oleh anaknya. Padahal tidak semuanya disebabkan oleh Ishaan. Ketika Ishaan mencoba untuk menjelaskan apa yang terjadi kepada ayahnya, ayahnya malah tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh anaknya sendiri. 

Suatu hari saat kelas bahasa inggris, Ishan melamun melihat lalulalang kendaraan dari arah jendela didalam kelas. Tiba-tiba Ibu guru yang galak menegurnya supaya membuka buku halaman 38. Kemudian bu guru menyuruh Ishan untuk membacanya dengan baik dan keras, akan tetapi Ishan melihat tulisan yang ada didalam buku itu menari-nari. Bu guru tidak percaya dan mengira kalau Ishan hanya ingin mencoba melucu. Karena tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan, lalu Ishan membacanya dengan cepat, keras, dan tidak jelas yang membuat teman-teman dikelasnya tertawa terbahak-bahak. Ibu guru yang kehabisan kesabaran kemudian menyuruh Ishan keluar kelas.
Pelajaran selanjutnya adalah pelajaran matematika. Ishaan tidak membuat pekerjaan rumah yang diberikan oleh gurunya dan lembar ujiannya tidak ditanda tangani oleh orang tuanya karena lembar tersebut yang ia berikan kepada anjing pada tempo hari. Karena takut kena marah oleh gurunya, ia memutuskan untuk tidak masuk pada jam pelajaran tersebut alias bolos sekolah. ia pergi berkeliling kota, menyusuri jalan demi jalan, melihat suasana kehidupan dengan matanya sendiri.
Sesampainya dirumah, tepatnya sebelum tidur. Ia memberitahukan hal tersebut kepada kakaknya. Secara spontan kakaknya memarahi adiknya tersebut karena berjalan sendirian di tengah kota yang kita tidak tahu kapan bisa terjadi kejahatan disana. Akan tetapi adiknya tidak kenal takut itu menyuruh kakaknya untuk membuat surat keterangan absen (sakit) untuk diberikan kepada guru matematikanya itu.
Keesokan harinya di sekolah, ia pun memberikan surat keterangan tersebut kepada gurunya. Alhasil gurunya percaya dengan hal tersebut dan ishaan pun kembali ke tempat duduknya. Ternyata ada ujian mendadak matematika dan hasil tes tersebut akan dimasukkan kedalam ujian akhir. Karena ia tidak pandai dalam berhitung, ia berimajinasi dalam mengerjakan soal tersebut. Dari lamanya waktu ujian, hanya satu soal yang terjawab, itupun salah.
Setiap hari di rumah, ibunya selalu meluangkan waktu untuk anaknya tersebut dalam mengajarkan baca tulis. Akan tetapi dia selalu mengulang kesalahan yang sama, tidak pernah mengingat apa yang telah diajarkan oleh ibunya tersebut. Kata apa yang ia tulis selalu terbalik-balik. Ternyata ia mengidap penyakit disleksia, yaitu tidak bisa mengenal huruf dengan baik.
Pada saat ayah Ishaan, Pak Awashti pulang dinas, seperti biasa ishaan bermanja-manja dengan ayahnya. Ayahnya yang tengah sibuk membaca dan mencari buku atau majalah, didapati oleh ayahnya surat izin absen yang dibuat oleh kakaknya pada waktu itu. Ayahnya bertanya kepada ibunya, akan tetapi ibunya tidak tahu menahu akan surat tersebut. Ayahnya pun bertanya kepada Ishaan, dengan perasaan takut ia mengatakan bahwa ia bolos sekolah dan pergi berkeliaran di jalan dengan seorang diri. Ayahnya pun marah besar dan memukul Ishaan.
Keesokan harinya, orang tua Ishaan mendatangi sekolah untuk menemui kepala sekolah dan guru bidang studi. Kepala sekolah dan guru bidang studi tersebut mengatakan tidak ada peningkatan pada tugas kelas dan pekerjaan rumah, Ishaan masih sama seperti tahun lalu, buku masih menjadi musuh-musuhnya, membaca dan menulis seperti hukuman baginya, mengulangi kesalahan terus menerus, tidak pernah memperhatikan pelajaran di kelas, setiap waktu minta izin ke toilet, mengganggu seluruh kelas dengan banyolan kelasnya, nol pada setiap mata pelajaran, dan ini merupakan tahun keduanya di kelas 3, mereka tidak sanggup lagi untuk mengajar dan mendidik Ishaan, percuma dan seharusnya Ishaan dikirim ke Sekolah Luar Biasa.
Orang tuanya tidak terima kalau anaknya dikatakan tidak normal. Kemudian orang tuanya mencari solusi, yakni pindah sekolah di tengah semester, karena sekolah yg sekarang akan memberhentikannya karena tidak ada harapan kalau Ishaan akan naik kelas pada tahun ini. Solusi yang dipikirkan oleh orang tuanya adalah pindah ke sekolah yayasan.  Ishaan akan dikirim seusai acara dilwali (festival kembang api). Ishaan pun memberontak, tidak terima dan terus memohon kepada ayah dan ibunya agar tidak mengirimnya ke sana. Tapi orang tua nya tetap bersikukuh untuk mengirimnya. 
Sampailah pada hari H, Ishaan tiba di yayasan, pemilik yayasan hanya memberitahukan satu aturan di sekolah tersebut, yaitu disiplin. Setelah mengantarkan anaknya, orang tua beserta kakaknya pulang dengan perasaan sedih, begitupun juga dengan apa yang dirasakan oleh Ishaan. Ishaan selalu menangis, tidak ada nafsu makan, tidak bisa tidur, tidak mempunyai semangat hidup, bahkan menggambar dan melukis yang menjadi kesukaannya pun tidak ingin ia melakukannya lagi. Guru di yayasan itupun sama saja, tidak paham dengan masalah apa yang dialami oleh Ishaan. Tidak ada bedanya dengan guru  di sekolah sebelumnya.
Rajan damodaran, teman barunya di sekolah yayasan tersebut. Seorang murid dengan kekurangan fisik yang baik, pintar, selalu datang paling awal ke sekolah dan selalu menjadi juara 1 di kelas. Ia merupakan suatu contoh dan teman baik Ishaan di sekolah tersebut.
Pada saat pelajaran bahasa, ia ditunjuk untuk menafsirkan maksud dari puisi yang telah disampaikan oleh temannya, Rajan. Ia menjelaskan dengan singkat menggunakan bahasa ia sendiri. Akan tetapi bapak gurunya tidak paham dengan apa yang dimaksudkannya. Padahal yang  tafsirkan oleh Ishaan itu sudah benar.
Selanjutnya yaitu pelajaran seni, ia tidak memperhatikan apa yang dikatakan oleh gurunya. Lalu gurunya membuat sebuah titik di papan tulis dan menyuruh Ishaan untuk menunjukkan dimana letak titik yang digambarkan oleh bapak guru tersebut. Karena dia tidak memperhatikan, ia tidak tahu dimana letak titiknya. Ia pun habis dimarahi oleh bapak guru dan diberi hukuman berupa beberapa pukulan penggaris di tangannya.
Hal yang sama pada pelajaran olahraga, yakni belajar baris berbaris. Ia juga tidak pandai mengikuti teman-temannya yang lain, ia merusak tatanan baris berbaris. Sehingga ia dikeluarkan dari barisan dan dimarahi oleh gurunya.  
Pada saat pelajaran bahasa inggris, ia juga tidak mengerti apa yang disampaikan oleh bapak guru. Kemudian kembali ia melihat tulisan-tulisan yang ada di papan tulis tersebut bergerak-gerak atau menari-nari. Lagi-lagi ia merasa tertekan akan hal itu.
Beberapa hari setelahnya, keluarganya menjenguk Ishaan ke sekolah. Akan tetapi Ishaan tidak ingin bertemu dengan keluarganya, ia mengurung dirinya di kamar. Tidak lama kemudian, ia membuka pintu kamarnya dan berlari sekencang mungkin menjauhi keluarga sambil meneteskan air mata di pipinya. Tapi tidak berlangsung lama, pada akhirnya ia bertemu keluarganya. Ia tidur bersama keluarganya pada hari itu. Lalu kakaknya memberikan sebuah hadiah berupa cat air. Karena kakaknya tahu bahwa adiknya sangat mencintai seni, khususnya melukis. Akan tetapi adiknya acuh dan tidak tertarik lagi dengan hal itu.
Keesokan harinya di sekolah, ada kedatangan guru baru yang menggantikan guru kesenian sebelumnya yang bernama Ram Shankar Nikumb. Pak Nikumb merupakan seorang guru kontrak dan ia juga mengajar di Sekolah Luar Biasa yang bernama Tuliph School. Pak Nikumb tersebut memberikan kesan yang menarik pada pertemuan pertama mereka. Pak Nikumb tersebut berdandan menyerupai badut, bernyanyi, menari sambil memainkan seruling. Suasana pun menjadi hidup, tapi tidak menurut Ishaan.
Selepas itu, Pak Nikumb memberikan lembaran kosong. Ia memerintahkan anak didiknya untuk menggambar, melukis, apapun yang mereka sukai. Berbeda dengan guru sebelumnya yang memberikan contoh gambar apa yang akan mereka lukis. Pak Nikumb melakukan hal yang demikian karena ia beranggapan bahwa contoh itu hanya sebagian kecil dari imajinasi luar biasa yang mereka miliki, jadi jangan pernah membatasi imajinasi tersebut.
Pak Nikumb berjalan mengelilingi setiap ruang dan sudut kelas untuk melihat imajinasi apa yang dituangkan mereka kedalam kertas putih itu. sampailah kepada Ishaan, ia tidak melihat sesuatupun tergambar disana. Lalu Pak Nikumb memberikan semangat dan dorongan kepada Ishaan. Kedua kali ia melihat ke lembaran Ishaan yang masih kosong, ia bingung dan bertanya-tanya ada apa sebenarnya yang terjadi pada Ishaan. Beberapa pertanyaan dilontarkan kepada Ishaan, tapi tidak satupun pertanyaan tersebut dijawab olehnya.
Seusai pembelajaran, Ishaan kembali dengan dunianya sendiri, pergi merenung ke suatu tempat. Sepulang dari tempat tersebut, kepala yayasan menegurnya untuk tidak pulang terlalu malam. Pada saat itu juga, ibunya menelepon ke sekolah untuk berbicara dengan anaknya tersebut. Ia menjawab telepon dari ibunya dengan tangisan di pipinya, ibunya mengatakan bahwa pada minggu ini mereka tidak dapat mengunjungi Ishaan ke sekolah karena kakaknya akan mengikuti final pertandingan tennis, tetapi ia tidak mengungkapkan sepatah kata pun kepada ibunya lalu ia tinggal pergi telepon tersebut.
Di ruang guru, guru-guru sekolah tersebut mengomentari apa yang telah dilakukan oleh Pak Nikumb pada hari pertama ia mengajar di sekolah. Guru-guru mengatakan bahwa apa yang telah dilakukan oleh Pak Nikumb tidak ada gunanya. Mereka beranggapan bahwa siswa disini tidak sama seperti anak-anak, maksud anak-anak disini yaitu Pak Nikumb mengajar di sekolah yang siswa-siswanya memiliki kekurangan seperti cacat mental atau fisik, sehingga apa yang diajarkan ke siswanya disini tentulah berbeda. Dengan kata lain, anak-anak disana tidak mempunyai masa depan, karena ini adalah sekolah formal maka yang dibutuhkan adalah bagaimana supaya anak didiknya mampu berlomba mencari kehidupan yang baik, anak-anak harus bersaing, berlomba membuat masa depannya, jadi gaya menari dan bernyanyi itu tidak dibutuhkan di sekolah formal. Tiga pilar kesuksesan menurut mereka adalah teratur, disiplin dan kerja keras.
Setelah keluar dari ruang guru, Pak Nikumb pergi ke ruang seni sambil membawa hasil karya dari peserta didiknya. Sampai pada lorong kelas, didapati Ishaan yang tengah dihukum berdiri di depan pintu kelas. Lalu ia menanyakan ada apa? Tapi Ishaan tetap tidak menjawabnya. Jam pelajaran pun usai, waktunya jam istirahat, Pak Nikumb menoleh ke belakang, tetapi Ishaan sudah tidak berdiri di tempat ia menemuinya tadi. Lalu ia mencari anak tersebut dengan bertanya kepada Rajan yang merupakan teman sebangku Ishaan. Akan tetapi Rajan tidak tahu dimana keberadaan Ishaan pada saat itu. Kemudian Pak Nikumb kembali bertanya tentang masalah apa yang terjadi dengan Ishaan. Lalu Rajan menjawab bahwa Ishaan ingin pulang kembali kepada orang tuanya, ia mengatakan bahwa Ishaan merupakan murid pindahan di tengah semester, Rajan juga menceritakan bahwa Ishaan itu mempunyai masalah dengan membaca dan menulis, Ishaan selalu mendapat hukuman dan bukunya penuh dengan coretan merah.
Setelah mendengarkan cerita Rajan, Pak Nikumb pun terdiam dan berfikir. Ia kembali ke ruang guru, memeriksa buku-buku yang ada di dalam loker. Ia memeriksa sendiri apa yang dikatakan oleh Rajan dan ternyata benar, banyak coretan merah dalam buku Ishaan, tidak dapat membedakan huruf yang serupa seperi b dan d serta ejaannya yang terbaik-balik.
Sepulang sekolah, Pak Nikumb menyempatkan dirinya untuk mengunjungi Tuliph School. Ia dengan spontan mengatakan pada temannya yang bernama Jabeen bahwa manusia itu makhluk yang kejam, tidak sensitif, buta terhadap keindahan dan perasaan. Ia menceritakan tentang Ishaan kepada Jabeen. Ia mengatakan bahwa Ishaan itu dipenuhi oleh ketakutan, tekanan dan dari matanya yang ingin minta tolong. Ia takut bahwa Ishaan akan tenggelam oleh dunia ini.
Pertandingan Yohan pun berlangsung, tampak bahwa Yohan tidak mampu mengendalikan permainannya, karena biasanya Ishaan selalu mendampingi kakaknya saat bertanding. Terlihat bahwa kakaknya tidak fokus dalam pertandingan sehingga menyebabkan kekalahan pada final tersebut. 
Pada malam harinya, seusai pertandingan tennis itu, keluarga Pak Awasthi kedatangan tamu, yaitu Pak Nikumb. Pak Nikumb datang dengan niat untuk mencari tahu keluarga seperti apa yang telah membesarkan Ishaan selama ini sekaligus mencari tahu akar dari permasalahan yang dialami oleh Ishaan. Ia melihat buku-buku tulis Ishaan saat berada di sekolah yang lama. Ia mengelilingi setiap ruangan yang ada di rumah itu termasuk kamar Ishaan. Ia terkejut melihat lukisan-lukisan yang ada didalam kamar itu, dan lebih terkejut lagi saat ia tahu bahwa Ishaan lah menggambar lukisan-lukisan tersebut.  
Seusai itu, mereka kembali ke ruang tamu. Pak Nikumb langsung melontarkan pertanyaan “kenapa anda mengirimnya ke sekolah asrama? Kepada ayah Ishaan. Ayahnya menjawab bahwa mereka tidak mempunyai pilihan lain karena tahun kemarin Ishaan sudah pernah tinggal di kelas III, tidak adanya peningkatan dalam pembelajaran dan ayahnya selalu membanding-bandingkan Ishaan dengan anak sulungnya yang sempurna dalam segala bidang. Lalu pak Nikumb menanyakan apa masalahnya dan Pak Awasthi menjawab perilaku nakal dan pembangkang Ishaanlah yang menjadi masalahnya. Pak Nikumb menyangga bahwa apa yang diucapkan oleh ayah Ishaan bukanlah masalahnya melainkan gejala. Sehingga pak Nikumb menyimpulkan bahwa ayahnya tidak mengenal Ishaan dengan baik. Lalu pak Nikumb menunjukkan dan menjelaskan semuanya kepada orang tua Ishaan, seperti ejaan yang terbalik-balik. Pak Nikumb menegaskan bahwa Ishaan itu tidak bodoh melainkan ia kesulitan dalam mengenal huruf. Akan tetapi ayahnya tetap keras kepala mengatakan bahwa anaknya malas dalam belajar. Pak Nikumb pun mengambil inisiatif, yaitu memerintahkan ayah Ishaan membaca tulisan China yang ada pada kotak mainan. Tentu saja ayahnya tidak pandai membacanya, karena ia tidak tahu huruf China. Dari sanalah, ayahnya mulai paham tentang apa yang dirasakan oleh Ishaan. Pak Nikumb mengatakan bahwa Ishaan mengalami penyakit Disleksia, yakni tidak dapat mengenal huruf dengan baik.
Pembelajaran seni pun kembali. Pak Nikumb memulai pembelajaran dengan menceritakan kisah seorang laki-laki yang tidak pandai membaca dan menulis. Laki-laki itu tidak bisa mengingat huruf, seakan-akan huruf itu menari-nari didepan matanya, menakutkan dan menyiksa dirinya. Sehingga laki-laki tersebut tidak lulus sekolah, setiap orang menertawakannya tapi laki-laki tersebut tetap memasang wajah beraninya. Akan tetapi, pada suatu hari anak tersebut dapat mengguncang dunia dengan teori relativitas yang ditemukannya. Laki-laki itu adalah Albert Einstein, seorang ilmuwan besar. Leonardo Da Vinci, kisah laki-laki yang selanjutnya diceritakan oleh pak Nikumb adalah seorang seniman hebat yang membuat sketsa helikopter. Selanjutnya yaitu Thomas Alva Edison yang dapat menerangi dunia dengan penemuan bola lampunya. Abishek Bachan, seorang superstar, aktor hebat di India yang juga masuk ke kategori selnjutnya. Pabilo Picasso, seorang pelukis aliran kubisme yang sangat terkenal. Walt Disney yang mengabdikan hidupnya untuk dunia kartun. Neil Diamond, seorang penyanyi terkenal. Agatha Christie, penulis buku misteri yang terkenal. Mereka semua merupakan orang-orang hebat dengan berbagai temuan serta karya-karya nya yang tidak akan dilipakan oleh dunia, siapa sangka bahwa mereka dulunya adalah orang-orang yang tidak pandai menulis dan membaca. Dari semua kisah tersebut, ada satu orang yang tidak diceritakan Pak Nikumb kepada anak didiknya, yaitu cerita dirinya sendiri. 
Kisah-kisah tersebut diceritakan oleh pak Nikumb untuk menunjukkan dan membuktikan kepada anak didiknya bahwa setiap orang memiliki permata didalam dirinya, yang bisa merubah arah dunia. Mereka semua bisa melihat dunia dengan cara yang berbeda, memiliki cara berpikir yang unik dan tidak semua orang yang mengerti cara berpikir mereka. Ia mengungkapkan bahwa setiap anak memiliki sebuah bakat asli.
Pak Nikumb memotivasi anak didik nya untuk dapat menciptakan sesuatu yang berbeda dan mencari sesuatu yang menarik. Kemudian ia membawa anak-anak ke kolam untuk mencari inspirasi-inspirasi dan menuangkan imajinasi-imajinasi tersebut secara nyata. Sesampainya di kolam, beberapa anak sibuk bermain-main air dan sebagian yang lain mencoba membuat permainan-permainan air, termasuk Ishaan. Ishaan berhasil membuat mainan yang berbentuk pesawat tetapi mampu berjalan diatas air dengan menggunakan bahan-bahan yang sederhana. 
Melihat potensi yang dimiliki oleh Ishaan, tergeraklah hati Pak Nikumb untuk mengerahkan semua tenaga dan mengorbankan waktunya untuk dapat membantu Ishaan dalam membaca dan menulis. Setiap hari dengan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi. Secara perlahan tampak kemajuan pada diri Ishaan. Tulisannya sudah rapi, ejaannya sudah sempurna, dan juga sudah pandai berhitung.
Beberapa hari selanjutnya, Pak Nikumb meminta izin kepada kepala sekolah untuk mengadakan kompetisi melukis di sekolah yang berlaku untuk semua usia. Hal tersebut mendapat respon yang sangat luar biasa. Dari berbagai kalangan mengikuti kompetisi tersebut dengan antusias. Dengan diadakannya kompetisi tersebut, banyak terjadi perubahan-perubahan sikap dan pola pikir para guru-guru di sekolah tersebut. Mereka terlihat lebih dekat dan membaur dengan anak didiknya.
Perlombaan pun berlangsung. Semua peserta lomba sibuk memikirkan apa yang harus mereka lukis pada kertas putih tersebut. Ishaan sebagai tokoh utama penyebab diadakannya kompetisi itu tidak nampak batang hidungnya sejak awal. Pagi-pagi sekali Ishaan pergi dari asrama dan berkeliling di sekitaran sungai. Waktupun berlalu, murid kesayangan Pak Nikumb tak kunjung tiba. Pak Nikumb resah dan gelisah, kemana sebenarnya Ishaan pergi dan mengapa? Tapi pertanyaan tersebut tak berlangsung lama terbesit didalam hati pak Nikumb. Anak yang ditunggu-tunggu pun telah tiba. Tampak dari jauh, ia menuruni beberapa anak tangga. Pak Nikumb pun langsung berlari untuk memberikan lembaran kertas yang nantinya akan menjadi suatu karya yang menakjubkan.
Sama seperti guru-guru yang lain, Pak Nikumb pun juga mengikuti kompetensi tersebut, dan siapa sangka akan ada dua lukisan yang akan membuat orang takjub akan karya tersebut. Tentu saja dua orang tersebut adalah Ishaan dan Pak Nikumb itu sendiri. Dewan juri sangat kesulit dalam menentukan siapa yang menjadi pemenang dalam kompetisi tersebut. Lukisan yang menjadi pemenang akan dijadikan sebagai sampul buku tahunan. 
Setelah lama menimbang dan menilai lukisan siapa yang layak menjadi pemenang, maka terpilihlah lukisan Ishaan sebagai juara 1 dan lukisan pak Nikumb berada pada peringkat 2. Akhirnya, yang menjadi sampul buku tahunan pada halaman depan yaitu lukisan milik Ishaan dan pada sampul belakang terdapat Ishaan itu sendiri. Ya, lukisan yang dibuat oleh pak Nikumb adalah potret wajah anak kesayangannya tersebut. Kedua lukisan tersebut merupakan maha karya yang sangat luar biasa.
Sampailah pada hari pengambilan rapor. Orang tua Ishaan cemas dan takut bila anaknya tidak naik kelas lagi. Akan tetapi pemikiran-pemikiran tersebut bertolak belakang dengan kenyataan yang ada. Terjadi peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar Ishaan. Kepala sekolah dan guru-guru tidak henti-hentinya memuji anak ajaib tersebut. Terakhir yang dijumpai oleh orang tua Ishaan adalah Pak Nikumb, seorang yang luar biasa yang mampu mengubah dan mengerti apa yang dibutuhkan oleh anak didiknya. Orang tuanya pun menangis dihadapan Pak Nikumb dan sangat berterima kasih kepadanya.

Kelebihan dan Kekurangan
1.      Kelebihan
a.       Banyak terdapat pelajaran untuk orang tua dan guru
b.      Mampu menginspirasi banyak orang, khususnya kalangan guru
c.       Dapat memotivasi setiap individu dalam hal pendidikan
d.    Sangat jarang ditemui guru seperti Pak Nikumb yang mau mengorbankan jiwa dan raganya demi membuat anak didiknya berhasil

2.      Kekurangan
a.       Kurangnya dorongan dan dukungan yang diberikan oleh orang tua
b.      Orang tuanya tidak mengenal anaknya dengan baik
c.    Guru-guru yang tidak peduli dengan anak didiknya, tidak adanya usaha untuk membuat anak didik menjadi lebih baik, kecuali Pak Nikumb
d.   Membeda-bedakan antara anak yang sempurna dengan anak yang memiliki kekurangan mental atau fisik

Amanat
Apa yang kita lihat, kita rasakan. Dan apa yang tidak kita lihat, tidak kita rasakan. Tapi kadang-kadang, apa yang kita lihat sebenarnya tidak ada. Dan apa yang tidak kita lihat sebenarnya ada. (Ishaan Nandkishore Awasthi).
Jadi, jangan hanya menilai seseorang dari luarnya saja, karena tidak semua yang dapat kita lihat itu benar adanya. Tidak ada manusia di dunia ini yang tidak mempunyai bakat atau potensi. Selagi kita mampu mengolah dan mengembangkan bakat itu. Untuk mendapatkan mutiara yang cantik, kita harus mampu mangarungi lautan yang sangat dalam.

Kesimpulan
Taare Zameen Par adalah sebuah film edukasi yang mampu membius dan membuka lebar mata hati untuk peka terhadap dunia pendidikan. Kesungguhan dan semangat untuk berjuang dalam pendidikan sangat ditonjolkan dalam film ini. Berisi nasehat-nasehat dan makna yang mendalam untuk semua orang, khususnya bagi orang tua dan guru. Setiap makhluk yang diciptakan oleh Tuhan, pasti memiliki kelebihan dan bakatnya masing-masing. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Pak Nikumb bahwa “ setiap anak mempunyai permata didalam dirinya”.  




YELCY J. SULAINI
yelcyj.sulaini0201@gmail.com
PENDIDIKAN MATEMATIKA
UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2 komentar:

  1. Keren seperti penulisnya :D

    BalasHapus
  2. Tulisannya bagus. Banyak sekali hal-hal positif yang dapat kita ambil dari film ini.God job iyel, tetap terus berkarya yaa 💪

    BalasHapus