RESENSI DI TIMUR MATAHARI
Data/Identitas Film
Judul Film :
Di Timur Matahari
Tahun :
2012
Produser :
Ari Sihasale
Sutradara :
Ari Sihasale
Penulis Naskah :
Jeremias Nyangoen
Distributor :
Alenia pictures
Bahasa :
Indonesia
Negara :
Indonesia
Pemeran
·
Simson
Sikoway sebagai Mazmur
·
Abetnego
Yigibalom sebagai Thomas
·
Laura
Basuki sebagai Vina
·
Lucky
Martin sebagai Nyong
·
Lukman
Sardi sebagai Samuel
·
Michael
Jakarimilena sebagai Michael
·
Putri
Nere sebagai Elsye
·
Ringgo
Agus Rahman sebagai Ucok
·
Ririn
Ekawati sebagai dr. Fatimah
·
Razz
Manobi sebagai Yokim
·
Frisca
Waromi sebagai Suryani
·
Maria
Resubun sebagai Agnes
·
Yullex
Sawaki sebagai Jollex
Sinopsis
Film ini menceritakan tentang sekumpulan anak-anak di Papua yang
menantikan kehadiran seorang guru pengganti. Mereka sudah menunggu guru
pengganti selama 6 bulan. Pada suatu hari yang cerah Mazmur dan teman-temannya
berlarian masuk ke kelas dan menunggu guru pengganti yang tak kunjung datang. Mazmur
memberitahu teman-temannya kalau guru pengganti belum datang lalu dia mengajak
teman-temannya untuk bernyanyi saja. Ucok sedang mengendarai kendaraan bermotor
sambil menelepon, dia tidak sengaja menabrak Mazmur. Elsye
(Ibu Mazmur) menelepon Michael (Paman Mazmur), dia memberitahukan bahwa Mazmur
mengalami kecelakaan dan menyuruh Michael untuk pulang ke Papua. Mazmur dibawa
ke Puskesmas dan diobati oleh dr. Fatimah, setelah Mazmur diobati Ucok meminta
maaf dan bertanggung jawab atas kejadian tersebut dengan membayar semua
biaya pengobatan. Namun Blasius (ayah Mazmur) dan Alex (adik dari ayah Mazmur)
meminta denda adat sebesar 50 juta rupiah. Ucok terkejut dengan denda adat yang
menurutnya begitu besar. Ucok menawar harga denda adat dengan harga Rp.500.000.
dan Blasius akhirnya setuju dengan harga tersebut.
Ketika anak-anak
Papua sedang bermain bola tiba-tiba Mazmur mengumumkan kepada teman-temannya
bahwa guru pengganti belum juga datang dan mengajak teman-temannya untuk
bermain bola lagi lalu mereka bermain bola sambil bernyanyi. Polisi bertemu dengan
Ucok dan memberitahukan bahwa terjadi penembakan di dekat daerah itu dan
menyuruh Ucok serta teman-temannya untuk waspada dan memberitahu apabila
menemukan hal yang mencurigakan. dr. Fatimah menyapa warga Papua dan ketika dr.
Fatimah menyapa anak-anak, mereka pada berlarian ketakutan lalu dr. Fatimah dan
Elsye memanggil Mazmur untuk disuntik. Pendeta menyapa Blasius dan Alex yang
sedang bermain burung merpati, kemudian pendeta bertanya apa yang mereka
lakukan dan Blasius menjawab bahwa dia sedang bermain burung merpati dimana
burung jantan dilepas sejauh 10 km. Lalu pendeta bertanya apakah burung jantan
akan kembali dan Blasius menjawab bahwa dia pasti akan kembali karena betinanya
ada pada mereka, Kemudian pendeta mengatakan bahwa burung merpati lebih setia
daripada manusia lalu Alex menimpali dengan mengatakan merpati tidak pernah
ingkar janji. Kemudian pendeta menyuruh mereka untuk membuktikan ucapannya,
setelah lama menunggu ternyata burung merpati jantan tidak datang-datang dan
pendeta berkata bahwa ternyata merpati juga bisa ingkar janji sedangkan roh kudus
tidak pernah ingkar janji.
Blasius dan Mazmur
pergi ke pasar untuk membeli jagung ketika ingin pulang Blasius melihat Elsye
boncengan motor dengan laki-laki lain. Ketika di rumah Blasius memarahi dan memukul
istrinya serta menuduh istrinya telah berselingkuh darinya. Pada saat malam hari,
Elsye memberikan nasehat kepada Mazmur bahwa tuhan menciptakan kuku tangan
bukan untuk berbuat jahat tetapi untuk menolong orang lain. Mazmur bertanya
kepada ibunya kenapa ibunya tidak membalas perbuatan ayahnya lalu ibunya
menjawab bahwa kasih itu tidak boleh membalas, laki-laki tidak boleh memukul
perempuan dan perempuan tidak boleh memukul laki-laki. Tuhan bilang perempuan
diambil dari tulang rusuk laki-laki jadi, kalau laki-laki dan perempuan saling
pukul itu sama saja dengan laki-laki menyakiti dirinya sendiri.
Ketika dr. Fatimah
menyapa anak-anak yang sedang bermain, mereka pada berlari ketakutan. dr.
Fatimah menanyakan kepada anak-anak kenapa mereka tidak sekolah dan Mazmur
menjawab bahwa guru pengganti belum datang. dr. Fatimah menawarkan dirinya
untuk mengajari anak-anak tentang berhitung. Mazmur dan teman-temannya
menghampiri Jollex lalu Jollex menanyakan kenapa mereka tidak sekolah, Mazmur
dan teman-temannya menjawab bahwa hari ini, besok dan seterusnya mereka libur.
Salah satu teman Mazmur mengatakan kalau guru mereka pulang ke Jayapura selama
6 bulan. Lalu Jollex menyuruh anak-anak berdoa agar tuhan kirim guru dari langit untuk
mereka. Mereka mendatangi Jollex untuk meminta pekerjaan dan Jollex menolaknya
karena menurutnya tugas mereka adalah belajar. Pendeta menyapa anak-anak yang
sedang bermain kelinci dan menanyakan apakah guru mereka belum datang.
Anak-anak menjawab belum kemudian Agnes bertanya apakah pendeta bisa mengajari
mereka lalu pendeta mengajak mereka untuk berkumpul dan mengatakan bahwa setiap
hari minggu ada sekolah minggu. Pendeta menghampiri Nyong yang sedang asyik
bermain handphone dan meminjam handphone Nyong untuk menelepon orang, tetapi
Nyong tidak mau meminjamkannya karena handphone tersebut tidak bisa untuk menelepon.
Setelah itu, Nyong bercerita bahwa dia ditipu penjual handphone dan dia membeli
handphone untuk melihat gambar yang tidak baik kemudian Nyong meminta maaf
kepada pendeta.
Blasius dan Joseph
(ayah Agnes) menjual burung merpati Blasius, setelah selesai bertransaksi
Blasius mengajak Mazmur dan Thomas untuk membeli baju bola. Ketika membayar
baju, pemilik toko memberi tahu bahwa uangnya adalah uang palsu dan Blasius
marah karena dia telah ditipu sama pembeli burung tadi. Pada saat malam hari,
Blasius pulang ke rumah dalam keadaan mabuk. Keesokan paginya Blasius menghajar
Joseph karena dia menganggap Joseph telah menipunya dan akan melaporkan hal ini
ke polisi. Blasius mengajak Mazmur ke sungai untuk bertemu dengan Joseph dan
temannya, tetapi yang terjadi adalah teman Joseph memanah Balsius dan
menyebabkan Blasius meninggal dunia. Mazmur menghampiri ayahnya yang sudah meninggal
lalu dia nyebur ke sungai karena melihat Joseph dan temannya menghampiri dia.
Elsye menelepon Michael memberitahukan bahwa Blasius sudah meninggal setelah
itu, Michael dan Vina (Istri Michael) terbang ke Papua. Michael dan Alex sedang
berdiskusi tentang kematian Blasius, Alex bersikeras bahwa orang yang membunuh
Blasius harus membayar denda adat seharga 3 milyar dan dua ekor babi atau
mereka akan berperang sedangkan Michael tidak setuju dengan ide Alex, dia ingin
Blasius di kuburkan dan tidak ada balas dendam.
Ketika Vina dan
Michael membeli barang sembako, Vina terkejut dengan harganya yang sangat mahal
dan mengatakan tentu saja warga papua meminta untuk merdeka. Pada saat malam
hari Elsye tidur di pangkuan Mazmur kemudian Vina datang dan menyentuh tangan
Elsye yang salah satu jarinya puntung, Vina menyentuh tangan Elsye dan bertanya
apakah tangannya sakit dan Elsye menjawab tidak, cinta itu indah tapi
kehilangan itu yang menyakitkan. Pada pagi hari Michael, Vina, Elsye, Mazmur
dan Thomas sedang menanam ubi ketika Mazmur berjalan tiba-tiba dia jatuh dan
diobati Bapak Yakob kemudian Mazmur dibawa ke rumah, sakit setelah diperiksa
ternyata mazmur rabun jauh dan harus memakai kacamata. Ketika Michael dan Vina
ingin balik ke Jawa mereka dikejutkan dengan pohon besar yang tumbang dan
orang-orang yang memanah ke arah mobil mereka, mereka segera berlari berhamburan
menghindar dari anak panah. Namun Bapak Yakob terkena panah ketika mengambil
kacamata Mazmur yang jatuh, kemudian Bapak Yakob meninggal dunia tidak hanya itu
rupanya terjadi kebakaran di desa Mazmur sehingga warga mengungsi ke gereja.
Alex marah melihat
Bapak Yakob meninggal dunia dan memutuskan untuk perang dengan Joseph. Keesokan
paginya Michael, pendeta dan Ucok mengajak anak-anak untuk bernyanyi kemudian
Alex bercerita kepada anak-anak. Elsye tiba-tiba datang dan memberitahu bahwa
Alex membakar rumah di desa Joseph. Pada saat berperang ternyata Joseph terkena
panah dan Agnes meminta tolong dr. Fatimah untuk menyelamatkan ayahnya tapi
dokter Fatimah tidak ingin mengobati Joseph karena dia pernah bilang dia tidak
akan mengobati orang yang berperang. Ketika pendeta, Nyong dan anak-anak sedang
bernyanyi mereka dikejutkan dengan Alex yang terkena panah, setelah itu Thomas
menangis dan meminta tolong dokter Fatimah untuk mengobati ayahnya setelah
diperiksa ternyata Alex sudah meninggal dunia. Mazmur yang melihat kejadian itu
segera berlari dan pergi ke tempat perang sedang terjadi kemudian dia bernyanyi
di tengah perang tersebut. Setelah itu datang Agnes dan dia juga ikut bernyanyi
lalu datang teman-teman Mazmur yang lain dan mereka bernyanyi bersama. Kemudian
datang Michael, pendeta, Vina, Ucok dan warga yang lain dan mereka juga ikut
bernyanyi bersama. Perangpun berhasil dihentikan dan semua orang bernyanyi
bersama sambil berpegangan tangan. Di sekolah Michael mengajari anak-anak lalu pendeta
datang dan Michael mengatakan karena guru pengganti tidak datang maka mereka
belajar dengan Bapak Samuel (pendeta).
Kelebihan
Film ini banyak memberikan pesan-pesan moral bagi kita semua seperti
saling memaafkan, jangan ada balas dendam, saling menyayangi dan masih banyak
lagi. Film ini tidak hanya menceritakan tentang anak sekolah yang menunggu guru
pengganti, tapi film ini juga menceritakan bagaimana adat istiadat, suasana
alam, peperangan, keindahan, serta hal-hal yang biasa terjadi di Papua. Film
ini juga memberi pengetahuan kepada kita bahwa harga barang di Papua sangat
mahal, pendidikan susah karena tidak adanya guru dan masih menggunakan aturan adat. Aturan adat disana seperti masih menggunakan rumah adat Papua yaitu hanoi serta masih adanya
peperangan dengan panah. Film ini menarik buat saya karena pemainnya
menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa adat disana sehingga kita mengetahui
bagaimana bahasa Papua. Nilai moral dari film ini yaitu “Saling memaafkan
adalah pilihan terbaik karena cinta dan kedamaian akan membawa kebahagiaan bagi
anak-anak kita.”
Kekurangan
Film ini lebih
banyak menceritakan tentang persoalan adat disana seperti peperangan daripada
menceritakan guru pengganti di daerah tersebut. Film ini juga kurang
menceritakan tentang pendidikan disana padahal inti cerita ini adalah anak-anak
di Papua yang menunggu kedatangan seorang guru pengganti. Padahal seharusnya
film ini menceritakan bagaimana anak-anak Papua menunggu guru pengganti dan
kegiatan apa saja yang mereka lakukan selama menunggu guru pengganti tapi, hingga akhir film guru pengganti
tidak juga datang.
Biodata Penulis
Nama : Yusi Dalti
Tempat/Tanggal Lahir: Perawang/7 Agustus 1997
Universitas : UIN SUSKA RIAU
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan : Pendidikan Matematika
0 komentar:
Posting Komentar