Jumat, 01 Juni 2018

“PONTIANAK BUMI KHATULISTIWA”


PONTIANAK  BUMI KHATULISTIWA
Kota Pontianak adalah ibu kota provinsi Kalimantan Barat, yang merupakan salah satu provinsi di indonesia.  Kota Pontianak berada tepat di 00 garis khatulistiwa, sehingga kota tersebut terkenal dengan bumi khatulistiwa. pontianak merupakan salah satu kota di indonesia yang dilalui garis khatulistiwa. Kota yang dilalui oleh garis khatulistiwa lainnya yaitu seperti di kota Riau tepatya di daerah Dusun Tua Kab.Pelalawan dan di Lipat Kain Kab. Kampar, perlintasan Riau-Sumatera Barat di Kab.50 kota, dan lain-lainnya. Pontianak sebagai penanda bumi khatulistiwa  mendirikan sebuah tugu khatulistiwa di Sintani bagian utara kota Pontianak, yang merupakan tonggak garis ekuator yang di bangun pada tahun 1928 oleh seorang ahli geografi yang berasal dari belanda. Setiap 2 tahun sekali tepatnya tanggal 21-23 maret dan 21-23 september akan ada peringatan titik kulminasi matahari di tugu khatulistiwa. saat jam 12.00 siang, pada saat itu matahari akan berada tepat di atas kepala, sehingga siapapun baik orang maupun benda yang berdiri di sekitar tugu khatulistiwa tidak akan memiliki bayangan, dan akan muncul kembali 1 menit setelahnya. Bahkan uniknya lagi, pada saat kejadian tersebut jika telur di letakkan dengan posisi berdiri di pelantaran tugu, maka telur tersebut akan tetap berdiri dan tidak menggelinding.
Pontianak memiliki sejarah tentang asal usul pemberian nama pontianak. nama    pontianak berasal dari nama hantu perempuanyaitu kuntilanak. kisah ini diceritakan oleh kakak-kakak dari kontingen IAIN Pontianak yang menampilkan drama tentang kisah tersebut pada saat pentas seni yang diselenggarakan PW PTK di UIN SUSKA Riau. Diceritakan bahwa ketika Syarif Abdurrahman bersama rombongan menyisir hutan untuk mencari tempat yang dijadikan sebagai tempat pemukiman. Saat merekaberadadidaerah pertemuan sungai Kapuas Kecil, sungai Kapuas Besar dan sungai Landak, para rombongan diganggu oleh suara jeritan dan tangisan mengerikan yang datangnya dari arah tengah hutan yang diduga berasal dari makhluk astral, yaitu kuntilanak. banyak anggota rombongan yang merasa ketakutan daningin segera menyelesaikan pekerjaan kemudian pulang. Disebabkan gangguan yang dialami oleh para rombongan, Syarif Abdurrahman merasa bahwa suara-suara itu sangat mengganggu rombongannya dan menghambat pekerjaanmereka. Dengan inisiatifnya, Syarif Abdurrahman membawa meriam ke hutan dan menembakkan meriam tersebut kearah sumber suara, kemudian suara-suara mengerikan tersebut berangsur-angsur menghilang sehingga pekerjaan dapat dilakukan dan para rombongan merasa tenang.
Peristiwa tersebut dijadikan salah satu tradisi didaerah pontianak yang disebut festival meriam karbit, yang dilakukan di sungai Kapuas. Adapun kebudayaan melayu lainnya seperti zikir hadrah, tari zapin, tanjidor, khitaman al-qur’an, pertunangan, pernikahan, dan lain sebagainya. Selain tradisi melayu terdapat juga budaya dan tradisi dari tionghoa, seperti barongsai, cap go meh, dan atraksi naga, dan juga tradisi dari dayak yaitu gawai dyak atau naik bango. Banyaknya  budaya dan tradisi yang ada di pontianak ini dikarenakan kota pontianak yang didominasi oleh etnis melayu, tionghoa dan dayak. Kota  pontianak mayoritas beragama islam kurang lebih 75% dan sisanya memeluk agama lainnya. Mata pencaharian kota pontianak sebagian besar dalam bidang perindustrian, pertanian, dan perdagangan.
Pendidikan di kota Pontianak sudah mulai baik. Windu Arif Habibi salah satu anggota kontingenIAIN Pontianak mengatakan, ”pendidikan dipontianak, seperti SD, SMP/MTS, SMA/MA, untuk di kotanya sudah cukup bagus. akan tetapi untuk di daerah terpencil dan sekitarannya kalimantan barat masih kurang baik, dari segi fasilitas maupun tenaga pendidiknya”. Dengan keterbatasan jarak rumah kesekolah, membuat anak-anak di kalimantan barat harus menginap di rumah saudaranya. Keterbatasan-keterbatasan tersebut disebabkan akses jalan yang sangat kurang memadai dan jarak yang juga cukup jauh dari sekolah. Banyak daerah terpencil di Kalimantan Barat yang hanya memiliki satu sekolah saja dalam satu desa misalnya SD, jika mereka ingin melanjutkan sekolah kejenjang selanjutnya maka harus melanjutkannya di desa lain. Berkemungkinan disebabkan oleh kurang meratanya alokasi pendidikan, serta kurangnya kepedulian dari pihak perangkat desa. Universitas yang ada di kota Pontianak kurang lebih terdapat 20 universitas, baik negeri maupun swasta. Salah satu nya yaitu Institut Agama Islam Negeri Pontianak (IAIN Pontianak). IAIN Pontianak merupakan salah satu kontingen pramuka yang mengikuti PW-PTK yang di adakan di UIN SUSKA Riau.




0 komentar:

Posting Komentar