Data/Identitas Film
Judul film : Hichki
Sutradara : Sidharth P Mlahotra
Produser :Aditya Chopra, Sidharth P Malhotra
Sinematografi :Avinash
Arun
Distributor :Yash Raj Films.
Negara : India
Bahasa : Hindi
Music : Hitesh Sonik, Jasleen Royal
Rilis :23 Februari 2018
Pemeran
Rani Mukerji :
Niana Mathur
Mars Mayar : Aatish
Sparsh Khanchandani :
Oru Natasha
Supriya Pilgaonkar : Sudha Mathur (Ibu Naina)
Neeraj Kabi : Mr. Wadia
Asif Basra : Shyamlal
Shivkumar Subramaniam : St. Notker’s
Hussai Dalal : Vinay (Adik Niana)
Vikram Gokhale : Mr. Khan (Pak Khan)
Hichki menceritakan seorang wanita yang memiliki penyakit sindrom
turet dari semenjak kecil, yang bernama Naina Mathur dan dia bercita-cita
menjadi seorang guru, Hichki merupakan film drama bollywood yang disutradarai
oleh Sidharth Malhotra dan diproduseri oleh Maneesh Sharma dibawa naungan Yash
Raj Films. Film Hichki merupakan film yang diadaptasi dari film Bollywood
dengan judul Front of The Class di tahun 2008
Cerita dalam film ini diawali dengan Niana melamar pekerjaan
disekolah-sekolah untuk menjadi seorang guru tetapi Naina selalu ditolak, sudah
5 tahun ia melamar ke sekolah selalu ditolak, ada 18 sekolah yang pernah
didatanginya untuk melamar menjadi guru tetapi hasilnya nihil, kemudian Niana
teringat akan masa kecilnya dimana Naina selalu di kucilkan oleh teman-temannya
dan sering mengejek nya bahkan menertawakan dan memperagakan cegukan Naina
seperti selalu mengatakan wak wak wak ketika Naina ada disekitanya. Bukan hanya
teman-temannya saja tetapi gurunya juga merasa jengkel dengan cegukan nya, ayah
Naina saja merasa malu dengan penyakit Naina, dan Niana pun mengetahui orang
tuanya sudah broken home semenjak d dia kecil, akan tetapi kejadian tersebut
tidak lantas membuat Naina putus asa dan dia selalu semnagat dalam mencapai
cita-citanya menjadi seorang guru.
Akhirnya Naina mendapatkan sebuah panggilan dari telpon dari St.Notker’s,
memberitahukan bahwa dia diterima mengajar disekolah tersebut. Naina sangat bahagia
pada saat itu, dan memberitahukan kepada ibu dan adiknya, merekapun ikut
senang.
Naina pergi kesekolah tersebut untuk wawancara dengan kepala
sekolah dan guru-guru disana, kemudian kepala sekolah St, Noker’s sangat
menyukai semangat Naina menanyakan motivasi Naina menjadi seorang guru, Naina
menjelaskan bahwa pak Khan lah menjadi motivasinya untuk menjadi seorang guru,
pak Khan merupakan penyemangat Naina dalam bersekolah, Naina sangat
mengaguminya, beliaulah yang mau menerima kekurangan yang dimilikInya, Naina
sudah 12 kali pindah sekolah, dan sekolah pak Khan lah yang ke 13 yang menerima
Naina sebagai murid disana seperti hal nya dengan murid normal lainnya.
Kepala sekolah St. Noker’s pun menerima Naina sebagai guru disana
dan mengajar dikelas 9f, kelas tersebut dibuka karena berkat ide Hak Asasi
Pendidikan yang mana sebelumnya sekolah tersebut hanya sampai kelas 9e, kelas
9f muridnya hanya 14 orang. Kepala sekolahpun menjelaskan kepada Naina bahwa
dia diterima di sekolah tersebut karena keadaannya yang tidak biasa, akan tetapi
bersikeras ingin mengajar disana dan berjanji tidak akan mengecewakan.
Hari pertama Naina mengajar di St. Nokers, sebelum masuk kekelas Naina
masuk keaula sekolah yang mengingatkan akan kenangan indahnya di sekolah
tersebut, tak sengaja Naina melihat anak-anak 9f masuk keaula itu juga, Nainapun
memperhatikan mereka dari atas, dan melihat apa yang mereka lakukan di aula
tersebut ternyata mereka, ada yang bermain judi, ada yang memperbaiki alat
rusak, ada yang mau memasak, ada yang berdandan, ada yang bermain sama
peliharaannya, ada yang mendengarkan musik sambil beryanyi, dan ada yang
merokok. Kemudian anak-anak 9f berbincang tentang guru barunya yaitu Naina,
salah satu dari anak-anak tersebut mambuat taruhan berapa lama guru barunya itu
bertahan menghadapi mereka, dan mereka semua mengikuti taruhannya, dan kemudian anak-anak tersebut beryanyi bersama.
Loncengpun berbunyi sehingga siswa-siswa masuk kekelas
masing-masing, Naina untuk pertama kalinya ia mengajar, ia merasa gugup
sehingga membuat ia cegukan, kemudian naina memperkenalkan dirinya dan
penyakitnya kepada muridnya, setelah itu Naina mulai mengabsen mereka, tetapi
mereka lebih tertarik dengan cegukan naina, dan cegukan tersebut menjadi bahan
ejekan mereka dengan sambil beryanyi, Naina mengikuti taruhan yang dibuat olaeh
muridnya, kemudian Naina menyuruh mereka untuk belajar, Naina pun merasa ingin
duduk dikursi, tak disangka kursinya ambruk dan Naina sangat kaget akan hal
tersebut dan Nainapun tersenyum, itu adalah kenakalan pertama yang dibuat anak
9f kepada naina. Masih banyak kenakalan yang dibuat anak-anak 9f tetapi naina
tetap sanggup bertahan di kelas tersebut.
Kenakalan yang terakhir lah yang membuat anak-anak 9f sadar, ketika
mererka ingin di keluarkan oleh kepala sekolah, tetapi Naina memohon agar
mererka tetap bersekolah, kejadian tersebut awal dari anak-anak 9f mulai sadar
dan sayang Naina, dan menumbuhkan semangat untuk belajar, dan naina pun mencari
tahu tentang keadaan muridnya dengan mendatangi kerumahnya langsung, Naina pun
memberitahukan kemampuan atau bakat yang
dimiliki anak-anak 9f, dalam mengajar Naina menggunakan berbagai macam metode, metode
yang digunakan naina yaitu dengan mempraktikan langsung dalam kehidupan nyata,
sehingga membuat anak-anak senang dalam belajar, Naina pun akhirnya mendaftarkan
mererka untuk bisa ikut lomba anak berprestasi, dan pak Wadia pun manantang Naina
jika anak 9f berhasil maka pak Wadia lah yang akan memasnagkan lecana tersebut,
dan Nainapun menerima tantangan tersebut.
Masalahpun kembali terulang, yang mengakibatkan anak-anak 9f
terancam tidak bisa mengikuti ujian, tetapi Naina berusaha membujuk kepala
sekolah agar tetap bisa ujian, dan kepala sekolahpun menerima keinginan Naina
tetapi dengan syarat mererka tidak bisa belajar disekolah tersebut sampai
menjelang ujian. mengetahui itu Naina sangat sedih dan kecewa, dari kejadian
tersebut membuat nak-anak 9f sadar akan perbuatannya yang salah, dan meminta
maaf kepada Naina langsung, dan Niana pun memaafkan mereka.
Hari berlangsung dengan Naina dan anak-anak 9f mulai belajar diluar
sekolah, seperti belajar dibus, dipinggir pantai dan bahkan dirumah naina dan
mentraktir mereka, sebelum menjelang ujian Atish dan Killam merupakan anak
murid dari Naina bertemu dengan bapak Shyamlal yang merupakan cs disekolah
tersebut dan kemudian bapak tersebut menawarkan soal bocoran matematika dan
ipa, Atish dan Killam menerimanya karena mererka kurang percaya diri, kemudian mereka
menunjukkan soal itu kepada teman-temannya agar mererka bisa lulus ujian, akan
tetapi teman-temannya menolak saran dari Atish dan Killam dan meninggalkan
mereka.
Hari ujian pun dimulai Atish dan Killam sangat terkejut dengan soal
yang diterimanya, karena soal itu berbeda dengan bocoran yang didapatnya,
terpaksalah mereka mengerjakannya, ujian pun berlangsung dengan lancar, sampai
waktunya nilai mererka keluar, dan ternyata anak-anak 9f lulus semua dan bahkan
ada anak 9f yang mendapat juara paralel yaitu Oru,
Pak Wadia tidak percaya akan hal tersebut dan pak Wadia mencurigai
dan menuduh mereka curang dalam ujian, Shyamlallah yang menjadi buktinya,
bahwasanya dia yang memberikan bocoran soal, dari kejadian tersebut
mengakibatkan Naina dan anak-anak 9f di keluarkan dari sekolah tersebut.
Pak Wadia menuju dan melihat kekelas 9f yang sudah kosong, kemudian
Akshay salah satu murid 9A menghampirinya dan mengatakan bahwasanya dialah yang
menyuruh pak Shyamlal memberikan soal bocoran palsu kepada anak-anak 9f agar
anak-anak 9f gagal dalam ujian, sontaklah pak Wadia terkejut mendengar pernyataan dari Akshay, dari situlah
pak Wadia sadar bahwasanya anka-anak 9f tidak curang dalam mengerjakan soal
ujian.
Pengumuman pun tiba dan kepala sekolah memberitahukan kenalakan
yang telah dibuat anak-anak 9f yaitu curang dalam ujian, kemudia kepala sekolah
menyerahkan kepada pak Wadia untuk berbicara, dan pak Wadia mengatakan kejadian
yang sebenarnya bahwasanya anak-anak 9f tidak curang dalam ujian, dan merekapun
di panggil ke atas panggung dan pak Wadia memberikan 2 lencana sesuai janjinya
kepada Naina, Naina dan anak-anak 9f sangat bahagia saat itu.
Pak Wadiapun pergi meninggalkan tempat tersebut akan tetapi disusul
oleh Naina dan anak-anak 9f lalu memberikan sebuah kejutan kepada pak Wadia,
dan pak Wadia pun sangat senang apa yang sudah dibuat oleh anak-anak 9f dan
hasil karya tersebut di ikut serta kan dalam pertandingan sains tingkat
nasional dan mererka pun mendapatkan juara, dari kejadian tersebut para guru di
sana mengikuti cara mengajar Naina dengan ikut bermain bersama anak-anak yang
diajarkannya. Naina pun banyak mendapat penghargaan dan akhinya menjadi kepala
sekolah di sekolah tersebut, cegukannya pun tidak terdengar lagi dan anak-anak
9f sukses semua.
Film ini menceritakan bagaimana menjadi guru yang sebenarnya,
walapun dengan kekurangannya tetap semangat dan tidak mudah putus asa, dari
film ini juga dapat kita ambil hikmahnya bahwa sebagai calon guru dalam
mengajar harus mengetahui keadaan anak didiknya, dan memahami karateristik
masing anak-anak didik, dan dalam mengajarkan materi menggunakan berbagai macam
metode agar siswa merasa senang, dan film ini guru dan anak-anak didiknya
bermain sambil belajar, film ini sangat bagus menjadi inspirasi pendidikan di
Indonesia, tetapi film ini susah untuk menerapkan di pendidikan di Indonesia,
karena kuranya sarana dan prasana dan faktor lainnya.
Resensi by Alfi Syahri
0 komentar:
Posting Komentar