SOKOLA RIMBA:“BELAJAR DARI KEGIGIHAN SUKU
ANAK DALAM”
Film Sokola
Rimba diangkat dari kisah nyata seorang guru yang mengajar di Hutan Bukit
Duabelas, Jambi. Film yang dibintangi Prisia Nasution sebagai Butet Manurung,
Nyungsang Bungo sebagai Bungo, Nengkabau sebagai Nengkabau, Beindah sebagai
Beindah, Rukman Rosadi sebagai Bahar dan disutradarai oleh Riri Reza ini
menceritakan petualangan dan perjuangan untuk mengajar anak rimba dengan banyak
pertentangan dengan adat suku mereka. Butet Manurung (Prisia Nasution) yang
biasa orang rimba sapa dengan panggilan “bu guru Butet”. Ia mengajar anak rimba
dibagian Hulu Sungai Makekal. Saat perjalanan untuk mengajar anak-anak rimba,
tak disangka ibu guru Butet mengalami kejadian tak diinginkan, ia pingsan dan terjatuh
di dalam hutan itu. Untung saja ia diselamatkan oleh seorang anak rimba yang
tak dikenalnya dan dibawa ketempat ia mengajar. Ternyata anak yang menolong bu
guru Butet berasal dari rombongan Hilir sungai Makekal. Setelah Butet
mengetahui bahwa anak itu berasal dari Hilir yang selalu membawa secarik kertas
perjanjian dan jarak yang telah ditempuhnya selama 7 jam berjalan kaki, Butet
ingin menambah jangkauan mengajarnya sampai ke Hilir.
Butet bersama
dengan Nengkabau dan Beindah yang merupakan anak didiknya dari Hulu berjalan
menuju Hilir. Sampai di Hilir, Butet menyampaikan maksud kedatangannya pada
orang Hilir. Ternyata anak rimba yang menyelamatkan Butet bernama Bungo.
Setelah beberapa hari mengajar, terdapat penolakan terhadap Butet mengajar.
Mereka mempercayai bahwa pensil dan alat tulis membawa malapetaka dan
bertentangan dengan adat mereka sehingga dengan berat hati Butet dan 2 muridnya
harus pergi dari Hilir.
Melihat
kegigihan Bungo untuk belajar membaca membuatnya berfikir bagaimana cara untuk
ia bisa mengajar. Saat Bungo dan anak rimba lainnya belajar dengan Butet,
malapetaka terjadi pada rombongan Bungo. Hal itu membuat Butet dan anak rimba
harus terpisah.
Film tentang
pendidikan ini menggambarkan betapa pentingnya belajar walaupun hanya baca,
tulis dan berhitung sehingga kita tidak lagi dobodoh-bodohi oleh pengusaha yang
memanfaatkan hak kita. Melihat kegigihan Bungo yang selalu membawa secarik
kertas perjanjian yang telah dicap jempol oleh kepala suku mereka, ia
berkeinginan kuat untuk membaca apa isi dari eprjanjian yang telah merugikan
mereka.
Berperan
sebagai Butet, ratu ftv -Prisia Nasution- sangat berhasil dan patut diacungi
jempol. Ia membawakan dialeg dan bahasa rimba sangat baik dan saat ia berdebat
dengan atasannya ingin memperjuangkan anak rimba agar ia tetap mengajar tanpa
membuat pencitraan membuat contoh bagi kita bagaimana seorang guru harus
memperjuangkan anak didiknya tanpa harus dibayar.
Mempunyai anak
didik yang gigih dan semangat dalam belajar membuat seorang guru pasti sangat
bangga dan ingin selalu memperjuangkan anak tersebut. Bungo dan anak rimba
lainnya sangat menjadi suatu motivasi bagi anak-anak di Indonesia supaya jangan
pernah mengeluh dalam belajar dan tetap semangat karena tidak semua anak
diperbolehkan ntuk belajar. Kita bisa mencontoh Bungo dan anak rimba lainnya
supaya menjadi generasi yang gigih dalam menuntut ilmu sehingga tidak bisa
dibodoh-bodohi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Setelah
menonton film ini, saya -Siti
Nurhidayati- sebagai calon pendidik sangat memotivasi dan membuat saya
ingin sekali seperti bu Guru Butet yang memperjuangkan anak didiknya demi
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Film ini sangat bagus ditiru oleh kita sebagai calon pendidik indonesia, mengajar anak bangsa dn mencerdaskn nya tnpa memandang buluh dan balasan yang akan didapat. Semoga anda, saya dan kita semua calon pendidik bangsa bisa menjadi sosok butet. Anak indonesia sangat membutuhkan jiwa pendidik seperti butet. Utk penulis, tulisan anda membangun, tetap berkarya dan jangan lelah memberi postingan yang bermanfaat 😁
BalasHapus