Jumat, 08 Juni 2018

SEKOLAH RIMBA II


SOKOLA RIMBA:“BELAJAR DARI KEGIGIHAN SUKU ANAK DALAM”




Film Sokola Rimba diangkat dari kisah nyata seorang guru yang mengajar di Hutan Bukit Duabelas, Jambi. Film yang dibintangi Prisia Nasution sebagai Butet Manurung, Nyungsang Bungo sebagai Bungo, Nengkabau sebagai Nengkabau, Beindah sebagai Beindah, Rukman Rosadi sebagai Bahar dan disutradarai oleh Riri Reza ini menceritakan petualangan dan perjuangan untuk mengajar anak rimba dengan banyak pertentangan dengan adat suku mereka. Butet Manurung (Prisia Nasution) yang biasa orang rimba sapa dengan panggilan “bu guru Butet”. Ia mengajar anak rimba dibagian Hulu Sungai Makekal. Saat perjalanan untuk mengajar anak-anak rimba, tak disangka ibu guru Butet mengalami kejadian tak diinginkan, ia pingsan dan terjatuh di dalam hutan itu. Untung saja ia diselamatkan oleh seorang anak rimba yang tak dikenalnya dan dibawa ketempat ia mengajar. Ternyata anak yang menolong bu guru Butet berasal dari rombongan Hilir sungai Makekal. Setelah Butet mengetahui bahwa anak itu berasal dari Hilir yang selalu membawa secarik kertas perjanjian dan jarak yang telah ditempuhnya selama 7 jam berjalan kaki, Butet ingin menambah jangkauan mengajarnya sampai ke Hilir.
Butet bersama dengan Nengkabau dan Beindah yang merupakan anak didiknya dari Hulu berjalan menuju Hilir. Sampai di Hilir, Butet menyampaikan maksud kedatangannya pada orang Hilir. Ternyata anak rimba yang menyelamatkan Butet bernama Bungo. Setelah beberapa hari mengajar, terdapat penolakan terhadap Butet mengajar. Mereka mempercayai bahwa pensil dan alat tulis membawa malapetaka dan bertentangan dengan adat mereka sehingga dengan berat hati Butet dan 2 muridnya harus pergi dari Hilir.
Melihat kegigihan Bungo untuk belajar membaca membuatnya berfikir bagaimana cara untuk ia bisa mengajar. Saat Bungo dan anak rimba lainnya belajar dengan Butet, malapetaka terjadi pada rombongan Bungo. Hal itu membuat Butet dan anak rimba harus terpisah.


Film tentang pendidikan ini menggambarkan betapa pentingnya belajar walaupun hanya baca, tulis dan berhitung sehingga kita tidak lagi dobodoh-bodohi oleh pengusaha yang memanfaatkan hak kita. Melihat kegigihan Bungo yang selalu membawa secarik kertas perjanjian yang telah dicap jempol oleh kepala suku mereka, ia berkeinginan kuat untuk membaca apa isi dari eprjanjian yang telah merugikan mereka.
Berperan sebagai Butet, ratu ftv -Prisia Nasution- sangat berhasil dan patut diacungi jempol. Ia membawakan dialeg dan bahasa rimba sangat baik dan saat ia berdebat dengan atasannya ingin memperjuangkan anak rimba agar ia tetap mengajar tanpa membuat pencitraan membuat contoh bagi kita bagaimana seorang guru harus memperjuangkan anak didiknya tanpa harus dibayar.
Mempunyai anak didik yang gigih dan semangat dalam belajar membuat seorang guru pasti sangat bangga dan ingin selalu memperjuangkan anak tersebut. Bungo dan anak rimba lainnya sangat menjadi suatu motivasi bagi anak-anak di Indonesia supaya jangan pernah mengeluh dalam belajar dan tetap semangat karena tidak semua anak diperbolehkan ntuk belajar. Kita bisa mencontoh Bungo dan anak rimba lainnya supaya menjadi generasi yang gigih dalam menuntut ilmu sehingga tidak bisa dibodoh-bodohi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Setelah menonton film ini, saya -Siti Nurhidayati- sebagai calon pendidik sangat memotivasi dan membuat saya ingin sekali seperti bu Guru Butet yang memperjuangkan anak didiknya demi mencerdaskan kehidupan bangsa.

1 komentar:

  1. Film ini sangat bagus ditiru oleh kita sebagai calon pendidik indonesia, mengajar anak bangsa dn mencerdaskn nya tnpa memandang buluh dan balasan yang akan didapat. Semoga anda, saya dan kita semua calon pendidik bangsa bisa menjadi sosok butet. Anak indonesia sangat membutuhkan jiwa pendidik seperti butet. Utk penulis, tulisan anda membangun, tetap berkarya dan jangan lelah memberi postingan yang bermanfaat 😁

    BalasHapus