Jumat, 18 Mei 2018

WISATA HALAL LOMBOK


Ayo Wisata Halal ke Lombok !!!
Lombok, Nusa Tenggara Barat pernah dinobatkan sebagai  Tempat Wisata Halal Terbaik dan Tempat Wisata Halal Bulan Madu Terbaik dalam Ajang Internasional World Halal Travel Award 2015. Penobatan ini tidak terlepas peran dari Dr. TGH. Muhammad Zainul Majdi, M.A atau biasa disapa  Tuan Guru Bajang (TGB), beliau merupakan Gubernur Nusa Tenggara Barat selama dua periode yaitu mulai tahun 2008-2013 dan 2013-2018 dan sekarang isu-isunya menjadi salah satu calon Presiden Indonesia. Sebelum beliau menjabat sebagai gubernur, masyarakat Indonesia banyak yang tidak mengenal keunikan yang ada di Nusa Tenggara Barat, padahal Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai bermacam-macam kebudayaan,  dalam hal seni tari, kerajinan tangan, alat musik daerah,  makanan khas daerah sampai obyek wisata. Nah, ketika TGB memimpin inilah baru terlihat semua kebudayaan yang ada di Nusa Tenggara Barat. Hal ini merupakan peran TGB yang sangat luar biasa sehingga NTB mendapat julukan Wisata Halal terbaik usai Ajang Internasional World Halal Travel Award, berkat program tersebut Nusa Tenggara Barat semakin menunjukkan pesonanya sebagai destinasi wisata halal terbaik se-Indonesia. Tuan Guru Bajang menjadi kebanggaan bagi masyarakat Nusa Tenggara Barat karena masa pimpinan dia yang begitu giat memajukan dinasti wisata yang ada di NTB bukan hanya itu dari segi latar belakang pendidikannya juga membanggakan, Beliau lulusan dari Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Universitas Al-Azhar Kairo dan satu almamater dengan Ustadz Abdul Somad (UAS).
DR. MUHAMMAD ZAINUL MAJDI LC
Lombok dinobatkan sebagai tempat wisata halal karena Lombok dijuluki sebagai Pulau Seribu Masjid, di Lombok sangat banyak masjid sehingga menjadi karakter khas yang membedakannya dengan daerah lain. Masjid merupakan artefak penting yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat di Lombok dalam semua aspek, masjid menjadi tanda bagi keberadaan masyarakat Sasak, dari tingkatan dusun, desa, dan kota sebagai umat Muslim, tanpa masjid maka kehidupan kolektif seperti kehilangan pusat orientasi ruang dan semua kegiatan seolah tidak punya rujukan dan makna apapun. Kuliner di Lombok juga menunjukkan bahwa Lombok merupakan tempat wisata halal.
Makanan khas yang terkenal di Lombok yaitu Plecing Kangkung, makanan khas Lombok ini berupa olahan tanaman air (kangkung) yang begitu populer di setiap rumah makan di Lombok, proses penyajian plecing yaitu dengan cara merebus kangkung dan dimakan bersama sambal mentah, rasanya belum ke Lombok jika belum makan kuliner Lombok yang satu ini. Kemudian ada “Ayam Taliwang yakni ayam kampung yang dipilih merupakan ayam yang masih muda sehingga dagingnya sangat empuk dan mudah sekali di lepaskan dari tulang-tulangnya, selain itu ada “Sate Bulayak yaitu sate yang  menggunakan daging sapi yang sudah dipadukan dengan sambal khas suku Sasak sate ini memiliki keunikan karena lontongnya dibungkus dengan menggunakan daun aren dengan bentuk spiral, cara membukanya pun unik karena harus mengikuti ulir/alur daun arennya. Selanjutnya ada “Nasi Balap Puyung yang didalamnya terdapat ayam suwir, dipadukan dengan cabai, kacang kedelai, taburan rebon kering, abon dan lauk belut menjadikan paket nasi balap puyung ini juara, dan masih banyak makanan khas lainnya.Plecing Kangkung dan Ayam Taliwang”, inilah dua makanan khas yang ditampilkan dalam perlombaan masakan khas Nusantara oleh kontingen dari UIN Mataram di acara PW PTK ke XIV yang diadakan pada hari Rabu, 9 Mei 2018 di Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) UIN SUSKA RIAU.
Universitas Islam Negeri Mataram atau biasa diseebut UIN Mataram merupakan Perguruan Tinggi Islam Negeri yang berada di Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dipimpin oleh Prof. Dr. H. Mutawali, M.Pd. UIN Mataram merupakan salah satu kontingen yang mengikuti Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan (PW PTK) ke XIV se-Indonesia pada tahun 2018 di Pekanbaru, tepatnya di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Dalam acara tersebut penulis mewawancarai tiga orang perwakilan dari kontingen UIN Mataram, yaitu Laela Suci, Tsamaratul Jannah dan Munir. Menurut narasumber, di NTB ada tiga suku yaitu suku Sasak untuk daerah Lombok, suku Samawa untuk daerah Sumbawa, dan suku Mbojo untuk daerah Bima Dompu. Untuk dapat mengikuti acara Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan (PW PTK) ke XIV se-Indonesia ini para peserta membutuhkan persiapan yang ekstra seperti, fisik serta mental, karena itu merupakan syarat untuk dapat mengikuti PW PTK se-Indonesia, dalam kesempatan ini UIN Mataram mengutus 18 orang, yang terbagi atas 9 putra dan 9 putri, mereka adalah orang-orang terpilih. Mereka membutuhkan waktu lebih dari satu bulan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan saat perkemahan berlangsung seperti dekorasi, pakaian adat, pertunjukan pentas seni, dan makanan khas yang menunjukkan ciri khas dari daerah Lombok.
UIN Mataram hanya menampilkan beberapa kebudayaan yang menjadi ciri khas daerahnya dalam perlombaan “Pentas Seni” pada acara PW PTK ke XIV yaitu Tari Kembang Merarik dan Presean (Bela Diri khas Lombok). Tari kembang merarik ini memiliki cerita tentang tata cara pernikahan yang sudah menjadi tradisi masyarakat di Lombok, Merarik itu artinya menikah, sebelum menikah ada kebiasaan mempelai pria harus menculik mempelai wanita dan membawanya ke rumah mempelai pria, kemudian setelah 24 jam berlalu, mempelai pria memberitahu kepada pihak keluarga mempelai wanita bahwasannya dia ingin menikahi putrinya, proses pemberitahuan bahwa pria ingin menikahi wanita tersebut dinamakan “nyelabar”, namun kegiatan menculik tersebut sudah disepakati antara kedua belah pihak,  jadi mereka sebenarnya bersandiwara, tetapi para tetangga ataupun orang sekitar tidak boleh mengetahui sandiwara tersebut. Itulah uniknya tradisi dari Lombok, selain Tari Kembang Merarik, mereka juga menampilkan seni beladiri khas Lombok yaitu Presean.
Presean ini dijadikan simbol kejantan kaum pria di suku Sasak dan  presean hanya dilakukan oleh para pria, peralatan yang digunakan dalam permainan ini  yaitu sebuah alat pemukul semacam tongkat terbuat dari rotan atau penjalin sepanjang sekitar 50 centimeter berbalut kulit yang kadang ujungnya dilapisi balutan aspal dan pecahan kaca yang ditumbuk sangat halus, serta sebuah perisai atauEnde terbuat dari kulit sapi/kerbau sebagai pelindung dan penangkis serangan lawan, untuk memeriahkan suasana permainan presean diiringi musik Gendang Presean, permainan ini bertujuan untuk melatih ketangkasan dan binaraga pemuda Lombok, dimainkan dalam 5 ronde pertandingan dan akan selesai jika ada salah satu yang menyerah. Tradisi Presean ini menjunjung tinggi sportivitas karena setelah selesai bertanding tidak ada yang menyimpan dendam. Selain kedua Kesenian tersebut, Lombok masih memiliki banyak kesenian adat seperti tari-tarian.
Tari tradisional yang berasal dari Nusa Tenggara Barat, diantaranya yaitu Tari Lenggo dan Taro Batu Nganga. Tari Lenggo ada dua jenis yaitu Tari Lenggo Melayu Dan Lenggo Mbojo. Tari Siwe (tari perempuan), yaitu jenis tari yang dimainkan oleh para penari perempuan seperti Lenggo Siwe (lenggo Mbojo), Toja, Lengsara, Katubu dan Karaenta. Tari Mone (tari laki-laki), yaitu jenis tari yang dimainkan oleh penari laki-laki, seperti Kanja, Sere, Soka, Manca, Lenggo Mone (Lenggo Melayu) dan Mpa’a Sampari. Lalu Tari Batu Nganga dimana Tari Batu Nganga merupakan sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat yang mengisahkan tentang kecintaan rakyat terhadap putri raja yang masuk batu dan permohonan mereka agar sang putri dapat keluar dari dalam batu.
Kebudayaan dan tradisi lain yang dimiliki Lombok yaitu Bau Nyale. Dalam tradisi turun temurun ini, ribuan orang menangkap cacing laut di sepanjang pantai Pulau Lombok. Cacing-cacing laut ini dikenal dengan sebutan Nyale, masyarakat Lombok percaya bahwa Nyale tersebut sebagai jelmaan Putri Mandalika. Mandalika dikenal sebagai putri cantik yang memilih menceburkan diri ke laut lepas, menghindari peperangan antar pangeran yang memperebutkan dirinya. Jika berkunjung ke Lombok kita bisa menjadikan Kerajinan tangan yang ada di Lombok ini sebagai oleh-oleh. Kerajinan tangan khas dari daerah ini diantaranya Gerabah Banyumulek dan Kain Tenun khas Nusa Tenggara Barat. Gerabah Banyumulek adalah kerajinan tangan khas Nusa Tenggara Barat yang dibuat dengan alat berupa lempengan bulat yang dapat diputar dengan tangan. Dan dapat terbuat dari bahan tanah liat dan tanah liat tersebut dibentuk dengan alat pemutar, setelah jadi tanah liat yang tadi sudah dibentuk dijemur dan dibakar. Kain songket merupakan kain tenunan yang dibuat dengan teknik menambah benang pakan, hiasan dibuat dengan menyisipkan benang perak, emas atau benang warna di atas benang lungsi. Terkadang juga ada yang dihiasi dengan manik-manik, kerang atau uang logam. Kemudian setiap daerah pasti memiliki Alat musik tradisional yang menjadi ciri khas daerah tersebut.
Alat musik tradisional yang berasal dari daerah ini, diantaranya yaitu Genggong pada umumnya hanya memainkan lagu-lagu yang berlaras Slendro. Untuk membunyikannya, Genggong dipegang dengan tangan kiri dan menempelkannya ke bibir. Tangan kanan memetik lidahnya dengan jalan menarik tali benang yang diikatkan pada ujungnya. perubahan nada dalam melodi genggong dilakukan dengan mengolah posisi atau merubah rongga mulut yang berfungsi sebagai resonator. Idiokordo adalah Alat musik yang seperti siter berdawai tiga dengan cara di petik, alat musik ini disebut juga Tatabuhan. Sarone adalah sebuah alat musik tiup, alat musik ini  termasuk golongan aerofon yang berlidah. Sarone, dibuat dari dua bahan pokok yaitu buluh ( jenis bambu kecil) dan daun lontar. Terdapat lubang di alat music ini, ada yang berlubang 5 bahkan 6. Dan masih banyak lagi alat musik yang ada di Lombok. Selain Alat musik Lombok juga memiliki rumah adat yaitu Bale lumbung yang ditetapkan sebagai ciri khas rumah adat suku sasak. Hal ini disebabkan bentuknya yang sangat unik dan menarik yaitu berupa rumah panggung dengan ujung atap yang runcing kemudian melebar sedikit lalu lurus ke bawah dan bagian bawahnya melebar kembali. Atap dan bubungannya dibuat dari jerami atau alang – alang, dindingnya terbuat dari anyaman bambu.
Kebudayaan sudah, sekarang penulis membahas mengenai pendidikan di Nusa Tenggara Barat (NTB) khususnya tentang pemerataan Kurikulum 2013. Menurut narasumber, pemerataan Kurikulum 2013 sudah merata untuk daerah perkotaan sedangkan untuk daerah perkampungan belum semua menerapkan Kurikulum 2013, selain itu sekolah swasta di daerah tersebut juga belum menerapkan Kurikulum 2013. Hal ini dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana yang dapat menunjang terlaksananya Kurikulum 2013 serta kurangnya kesiapan guru dalam melaksanakan Kurikulum 2013. Ini merupakan masalah yang hampir sama di seluruh daerah di Indonesia, pemerataan kurikulum 2013 yang belum tersebar secara merata dan sesuai harapan, inilah tugas pemerintah untuk dapat memperbaiki sistem pendidikan dan pemerataan kurikulum serta sebagai pendidik dan calon pendidik kita harus mempersiapkan diri untuk dapat melaksanakan tugas secara maksimal.
Kakak pramuka dari kontingen UIN Mataram yang menjadi narasumber penulis dalam acara PW PTK ini sangat antusias dalam memberikan berbagai informasi mengenai Nusa Tenggara Barat, mulai dari Gubernurnya, kebudayaannya, obyek wisatanya, serta pendidikannya. Mereka seolah-olah mengajak penulis untuk ikut ke Lombok usai acara PW PTK, kebayang dong.. gimana kentalnya kebudayaan  yang ada di Lombok ini, meskipun kebudayaannya masih kental namun tetap bernuansa Islami loooh!!! Nah, Provinsi ini cocok nih dijadikan untuk tempat jalan-jalan syar’i. Ayooo ajak orang-orang yang kamu sayangi ke Lombok untuk liburan Lebaran Idul Fitri tahun ini,
Demikian informasi yang penulis dapat dari kakak kontingen UIN Mataram diacara PW PTK se-Indosenia 2018 , semoga dapat menambah wawasan kita semua. Matur Tampi-Asih “Terima Kasih”.
Mahasiswa Pendidikan Matematika Bersama Lombok:










0 komentar:

Posting Komentar