“KAMPUS MADANI HIDUP HINGGA MALAM
HARI SELAMA SEPEKAN”
Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang dijuluki sebagai kampus madani menjadi
banyak perbincangan beberapa hari belakangan ini. Bagaimana tidak, kampus
madani ini telah menjadi tuan rumah atas penyelenggaraan Perkemahan Wirakarya
Perguruan Tinggi Keagamaan ke XIV yang dimulai dari tanggal 3 hingga 10 Mei
2018. Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan yang disingkat menjadi PW
PTK ini adalah perkemahan nasional yang diikuti oleh mahasiswa-mahasiswi yang
berada di perguruan tinggi islam di Indonesia.
Kegiatan Tabligh Akbar Bersama Ust Abdul Somad, Lc., MA |
Kegiatan Pesan Seni |
Peserta tidak
hanya berada di bumi perkemahan saja. Namun sabagian peserta dari tiap
kontingen juga diutus ke desa bakti yang dilaksanakan di empat desa yaitu, desa alam panjang kabupaten kampar, desa aur sati kabupaten kampar, desa limau manis kabupaten kampar, dan kelurahan tebing tinggi okura kecamatan rumbai pesisir. Kegiatan disetiap desa sama. Seperti yang
diungkapkan Eric Rayuanda Rajalis selaku panitia mengatakan, “Kegiatan yang dilakukan
di setiap desa ini lebih kurang sama. Kegiatannya terdiri dari kultum di Masjid, gotong
royong, membersihkan Masjid serta sekolah, membuat tugu, bahkan membuat karya
atau spot photo untuk dijadikan kenang-kenangan dari kegiatan ini”. Berbeda
dengan bumi perkemahan yang setiap malamnya ada pentas seni, di desa bakti ini justru
melakukan kegiatan yang berbeda-beda setiap malamnya seperti, ceramah, Isra’ Mi’raj,
menyambut bulan puasa, lalu ada acara malam keakraban antara peserta dan pemuda
setempat.
Kegiatan bakti pramuka di desa Alam Panjang |
Ada hal menarik lainnya yang dilakukan didesa bakti, yaitu masing-masing peserta memiliki orang tua angkat. Helda yanti aktivis UIN Suska Mengajar yang juga merupakan salah satu panitia mengatakan, “disetiap desa peserta dibagi menjadi 4 orang dan akan tinggal dirumah orang tua angkat mereka yang tidak lain berasal dari masyarakat setempat selama kegiatan didesa tersebut’’. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengakrabkan antara peserta dengan masyarakat setempat.
Adapun kesan yang dirasakan panitia hingga masyarakat sangat luar biasa. Respon masyarakat sangat positif dan menerima kehadiran peserta. Bahkan, para pemuda, peserta dan panitia bekerja sama untuk keberhasilan kegiatan ini. Banyak pelajaran yang bisa diambil, seperti pelajaran untuk menjadi manusia bertoleransi terhadap perbedaan dan tanggung jawab. Nilai plusnya lagi dari kegiatan ini bisa dapat mengenal saudara dari berbeda provinsi bahkan berbeda pulau dari sabang sampai merauke. Helda menambahkan, “Ketika kami mengantar kepulangan mereka ke Bandara, mereka sedih saat harus pulang. Bahkkan saat didesa, orang tua angkat mereka yang ditinggali juga ikut menangis, seolah melepas kepergian anak sendiri”. Selain panitia dan masyarakat, kegiatan ini juga berkesan bagi peserta dengan antusias yang tinggi. Menurut peserta, kegiatan didesa bakti ini sangat positif, masyarakat setempat yang sangat menerima kehadiran mereka seperti keluarga sendiri walaupun peserta berasal dari berbagai daerah di Indonesia tetapi tetap saling menghargai perbedaan satu sama lain.
Hal positif
yang didapatkan pada kegiatan PW PTK XIV ini tidak hanya dirasakan peserta, panitia
dan masyarakat di desa bakti saja. Namun juga dirasakan oleh Mahasiswa UIN
Suska Riau yaitu Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, mereka mengambil kesempatan
berkenalan dengan saudara baru sekaligus mewawancarainya yang bertujuan ingin
mendapatkan informasi seputar pendidikan, kebudayaan dan hal menarik lainnya
dari daerah disetiap kontingen yang diwawancarai untuk dijadikan ilmu
pengetahuan tersendiri. Hepriza Juwita, M.Pd selaku dosen menginginkan, melalui kegiatan
ini akan dapat meningkatkan kemandirian belajar mahasiswanya. “Mahasiswa tidak
bisa hanya mengandalkan dosen sebagai sumber ilmu. Mahasiswa yang mandiri akan lebih
menguasai bidang yang sedang dipelajari karena mereka belajar tidak hanya di
kelas saja”. Dosen yang baru menyelesaikan pendidikan masternya di Universitas
Pendidikan Indonesia ini menambahkan “Kegiatan ini bertujuan agar setiap mahasiswa
berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber belajar yang ada”. Beliau
sangat aktif dalam setiap bidang, apalagi dibidang pendidikan. Maka dari itu
beliau menginginkan mahasiswanya untuk aktif dalam mencari ilmu dan bahkan
menggerakkan mahasiswanya untuk mengambil kesempatan dalam mengulik
informasi dari bumi perkemahan PW PTK. Bahkan kegiatan ini diapresiasikan oleh
Bapak Asyikin dari Kemenag, beliau mengatakan bahwa sangat terinspirasi dari
kegiatan ini dan akan menginstruksikan para dosen untuk melakukan hal yang sama di PW PTK selanjutnya.
Mahasiswa UIN Suska Riau Jurusan Pendidikan Matematika Bersama Ibu Hepriza Juwita, M.Pd |
Jaya terus PMT D 2015.
BalasHapuslove you full ♥♥♥
Selamat Bu Hepriza Juwita,M.Pd.telah mengarahkan mhswanya utk menulis dan meliput. Mhswa mtk jg harus flesibel, termasuk dlm menulis artikel.
BalasHapusPenyampaian ide sdh runtut sesuai dgn kronologis, namun ada penggunaan kata-kata yg kurang efisien, contoh : "banyak sekali kegiatan-kegiatan". Kata ulang sdh mewakili kuantitas banyak. Akan lebih efektif ditulis "banyak kegiatan". Overall, sdh bagus.. Good job
saya seperti membaca cerpen, kalimat2 yg digunakan masih terasa kaku. But, Overall still good
BalasHapus