Rabu, 16 Mei 2018

“KAMPUS MADANI HIDUP HINGGA MALAM HARI SELAMA SEPEKAN”





“KAMPUS MADANI HIDUP HINGGA MALAM HARI SELAMA SEPEKAN”

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang dijuluki sebagai kampus madani menjadi banyak perbincangan beberapa hari belakangan ini. Bagaimana tidak, kampus madani ini telah menjadi tuan rumah atas penyelenggaraan Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan ke XIV yang dimulai dari tanggal 3 hingga 10 Mei 2018. Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan yang disingkat menjadi PW PTK ini adalah perkemahan nasional yang diikuti oleh mahasiswa-mahasiswi yang berada di perguruan tinggi islam di Indonesia.
  Sepekan penyelenggaraan PW PTK XIV, banyak sekali kegiatan-kegiatan yang dilakukan dari pagi hingga malam hari. Dimulai dengan kegiatan senam yang dilakukan setiap pagi hari, lanjut dengan kegiatan lainnya yakni pengembangan wawasan seperti latihan kewirausahaan, latihan fotografi, latihan vlog, dan berbagai pelatihan yang berguna untuk mengembangkan wawasan dari setiap peserta. Lalu ada permainan rakyat, kuliner nusantara, serta kegiatan menarik lainnya. Bumi perkemahan setiap harinya selalu dikunjungi oleh mahasiswa UIN Suska Riau. Maksud kunjungan mereka adalah untuk berkenalan dengan saudara dari berbagai daerah, berbincang, bertukar informasi serta berfoto bersama. Kegiatan pada malam harinya yang paling ditunggu yaitu pentas seni dimana setiap malam ada 11 kontingen yang memperkenalkan kebudayaan dari daerahnya masing-masing. Pada kegiatan Pentas Seni ini tidak hanya diramaikan oleh peserta dan panitia saja. Namun banyak sekali yang ikut meramaikannya baik dari mahasiswa UIN Suska Riau, mahasiswa kampus-kampus tetangga, bahkan masyarakat sekitar pun turut hadir. Selain daripada itu, PW PTK XIV juga turut diramaikan oleh Ustadz Abdul Somad, Lc., MA. Siapa yang tidak kenal dengan beliau yang dijuluki ustadz sejuta viewer ini. Beliau memberikan tausiah pada kegiatan Tabligh Akbar yang dihadiri ribuan peserta PW PTK, mahasiswa, dosen dan masyarakat sekitar. "Walaupun kelapa tumbuh di pinggir pantai laut dan diterpa angin kencang, namun tetap berdiri kokoh. Begitu pula hendaknya seorang pramuka yang tidak mudah goyang dan tetap dalam pendirian" itulah salah satu kalimat yang disampaikan dalam ceramahnya untuk memotivasi dan mengingatkan kepada peserta untuk tetap istiqomah pada pendirian agar tidak terpengaruh arah negatif yang akan merusak bangsa. 

Kegiatan Tabligh Akbar Bersama Ust Abdul Somad, Lc., MA
Kegiatan Pesan Seni
Peserta tidak hanya berada di bumi perkemahan saja. Namun sabagian peserta dari tiap kontingen juga diutus ke desa bakti yang dilaksanakan di empat desa yaitu, desa alam panjang kabupaten kampar, desa aur sati kabupaten kampar, desa limau manis kabupaten kampar, dan kelurahan tebing tinggi okura kecamatan rumbai pesisir. Kegiatan disetiap desa sama. Seperti yang diungkapkan Eric Rayuanda Rajalis selaku panitia mengatakan, “Kegiatan yang dilakukan di setiap desa ini lebih kurang sama. Kegiatannya terdiri dari kultum di Masjid, gotong royong, membersihkan Masjid serta sekolah, membuat tugu, bahkan membuat karya atau spot photo untuk dijadikan kenang-kenangan dari kegiatan ini”. Berbeda dengan bumi perkemahan yang setiap malamnya ada pentas seni, di desa bakti ini justru melakukan kegiatan yang berbeda-beda setiap malamnya seperti, ceramah, Isra’ Mi’raj, menyambut bulan puasa, lalu ada acara malam keakraban antara peserta dan pemuda setempat.


Kegiatan bakti pramuka di desa Alam Panjang

  Ada hal menarik lainnya yang dilakukan didesa bakti, yaitu masing-masing peserta memiliki orang tua angkat. Helda yanti aktivis UIN Suska Mengajar yang juga merupakan salah satu panitia mengatakan, “disetiap desa peserta dibagi menjadi 4 orang dan akan tinggal dirumah orang tua angkat mereka yang tidak lain berasal dari masyarakat setempat selama kegiatan didesa tersebut’’. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengakrabkan antara peserta dengan masyarakat setempat.

Adapun kesan yang dirasakan panitia hingga masyarakat sangat luar biasa. Respon masyarakat sangat positif dan menerima kehadiran peserta. Bahkan, para pemuda, peserta dan panitia bekerja sama untuk keberhasilan kegiatan ini. Banyak pelajaran yang bisa diambil, seperti pelajaran untuk menjadi manusia bertoleransi terhadap perbedaan dan tanggung jawab. Nilai plusnya lagi dari kegiatan ini bisa dapat mengenal saudara dari berbeda provinsi bahkan berbeda pulau dari sabang sampai merauke. Helda menambahkan, “Ketika kami mengantar kepulangan mereka ke Bandara, mereka sedih saat harus pulang. Bahkkan saat didesa, orang tua angkat mereka yang ditinggali juga ikut menangis, seolah melepas kepergian anak sendiri”. Selain panitia dan masyarakat, kegiatan ini juga berkesan bagi peserta dengan antusias yang tinggi. Menurut peserta, kegiatan didesa bakti ini sangat positif, masyarakat setempat yang sangat menerima kehadiran mereka seperti keluarga sendiri walaupun peserta berasal dari berbagai daerah di Indonesia tetapi tetap saling menghargai perbedaan satu sama lain.
Hal positif yang didapatkan pada kegiatan PW PTK XIV ini tidak hanya dirasakan peserta, panitia dan masyarakat di desa bakti saja. Namun juga dirasakan oleh Mahasiswa UIN Suska Riau yaitu Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, mereka  mengambil kesempatan berkenalan dengan saudara baru sekaligus mewawancarainya yang bertujuan ingin mendapatkan informasi seputar pendidikan, kebudayaan dan hal menarik lainnya dari daerah disetiap kontingen yang diwawancarai untuk dijadikan ilmu pengetahuan tersendiri. Hepriza Juwita, M.Pd  selaku dosen menginginkan, melalui kegiatan ini akan dapat meningkatkan kemandirian belajar mahasiswanya. “Mahasiswa tidak bisa hanya mengandalkan dosen sebagai sumber ilmu. Mahasiswa yang mandiri akan lebih menguasai bidang yang sedang dipelajari karena mereka belajar tidak hanya di kelas saja”. Dosen yang baru menyelesaikan pendidikan masternya di Universitas Pendidikan Indonesia ini menambahkan “Kegiatan ini bertujuan agar setiap mahasiswa berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber belajar yang ada”. Beliau sangat aktif dalam setiap bidang, apalagi dibidang pendidikan. Maka dari itu beliau menginginkan mahasiswanya untuk aktif dalam mencari ilmu dan bahkan menggerakkan  mahasiswanya untuk mengambil kesempatan dalam mengulik informasi dari bumi perkemahan PW PTK. Bahkan kegiatan ini diapresiasikan oleh Bapak Asyikin dari Kemenag, beliau mengatakan bahwa sangat terinspirasi dari kegiatan ini dan akan menginstruksikan para dosen untuk melakukan hal yang sama di PW PTK selanjutnya. 




Mahasiswa UIN Suska Riau Jurusan Pendidikan Matematika Bersama Ibu Hepriza Juwita, M.Pd





3 komentar:

  1. Jaya terus PMT D 2015.
    love you full ♥♥♥

    BalasHapus
  2. Selamat Bu Hepriza Juwita,M.Pd.telah mengarahkan mhswanya utk menulis dan meliput. Mhswa mtk jg harus flesibel, termasuk dlm menulis artikel.
    Penyampaian ide sdh runtut sesuai dgn kronologis, namun ada penggunaan kata-kata yg kurang efisien, contoh : "banyak sekali kegiatan-kegiatan". Kata ulang sdh mewakili kuantitas banyak. Akan lebih efektif ditulis "banyak kegiatan". Overall, sdh bagus.. Good job

    BalasHapus
  3. saya seperti membaca cerpen, kalimat2 yg digunakan masih terasa kaku. But, Overall still good

    BalasHapus