“KEBUDAYAAN SUKU DI SUDUT KOTA MAKASSAR”
Sulawesi
selatan memiliki beberapa suku besar yang cukup terkenal, seperti suku Makassar,
suku kajang, suku toraja, suku bugis dan lainnya. Namun penulis hanya membahas
kebudayaan suku kajang dan suku toraja saja karena dari beberapa suku tersebut kedua
suku ini memiliki kebudayaan yang unik untuk diketahui oleh pembaca.
Berdasarkan pertimbangan penulis, pada artikel ini lebih menitik beratkan kepada
pembahasan kebudayaan suku dan disertai pendidikan yang ada dikota Makassar.
Suku
yang pertama, suku kajang terletak di kecamatan kajang kecamatan bulukumba,
Sulawesi selatan, 200 km dari kota Makassar. Suku kajang terbagi menjadi dua
daerah secara geografis, yaitu suku kajang dalam dan suku kajang luar. Daerah
suku kajang luar merupakan suku tradisional yang sudah dapat menerima inovasi
serta teknologi yang terdapat pada era globalisasi ini seperti listrik,
jaringan dan lainnya. Bertolak belakang untuk daerah suku kajang dalam yang
masih belum bisa menerima kemajuan teknologi yang semakin maju ini.
Tidak
hanya menolak perubahan dan kemajuan teknologi, daerah suku kajang dalam juga
tidak menerima pendatang yang melanggar kebiasaan yang sudah menjadi tradisi
suku disudut kota Makassar tersebut. Kebiasaan yang sudah menjadi tradisi
tersebut yaitu dengan berpakaian serba hitam hingga dalamannya. Warna hitam
terkenal dengan kesakralannya terhadap tradisi nenek moyang dan warna hitampun
bermakna sebagai persamaan, kesatuan dalam segala hal, kekuatan, dan kesetaraan
derajat dihadapan sang Maha Pencipta.
Kebiasaan
unik yang dimiliki suku kajang selain berpakaian serba hitam yaitu membakar
linggis. Mohammad Ishak salah satu peserta PW PTK XIV dari kontingen Makassar mengatakan,
“mereka mempunyai tradisi, jika ada yang mencuri dan tidak ada yang mengaku.
mereka membakar linggis sampai membara dan dipegang oleh seluruh masyarakat
satu persatu. Kalau dia terbukti tidak bersalah maka linggis itu tidak panas”.
Tradisi-tradisi ini sudah menjadi tradisi turun-temurun dari nenek moyang suku
tersebut.
Daerah
suku kajang tidak memiliki pendidikan formal, pendidikan formal akan didapat
diluar dari daerah suku kajang tersebut bisa dikatakan merantau keluar daerah.
Namun, apabila mereka menjalani pendidikan diluar daerah kebiasaan yang ada
didaerah asalnya akan dikurangi. Mereka berpakaian seperti biasa layaknya
masyarakat pada umumnya, tetapi masih
ada ciri khas dari suku tersebut yang mencintai warna hitam.
Suku lainnya yang
terdapat disudut kota Makassar, pada bagian utara Sulawesi selatan yaitu suku
toraja. Suku toraja adalah suku
tradisional yang menetap dipergunungan bagian utara Sulawesi selatan. Tradisi
unik yang terdapat disuku toraja yaitu tidak akan dikebumikan jenazah tersebut
apabila belum memotong 24 sampai 100 ekor kerbau putih sebagai kurban bagi
kalangan bangsawan. Tradisi ini disebut dengan rambu solo. Upacara pemotongan
ini menjadi salah satu atraksi khas yang ada disuku toraja dengan sekali
ayunan.
Tradisi unik dari suku
toraja lainnya yaitu mengganti pakaian mayat pada 10 tahun sekali sebagai rasa
menghormati para leluhur yang sudah mendahului. Mayat-mayat tersebut
dikumpulkan pada suatu goa dan dibersihkan dengan menggunakan kuas. Tradisi ini
disebut dengan upacara ma’nene yang menjadi upacara untuk berdoa memohon izin
kepada leluhur agar masyarakat mendapatkan keberkahan rahmat pada musim tanam
sehingga dilimpahkan panennya. Bahkan yang lebih mengejutkan lagi, balita yang
meninggal akan digantung dipepohonan. Tradisi-tradisi ini dilakukan oleh
minoritas muslim. Suku toraja bermayoritas Kristen. Daerah suku toraja yang
mayoritas Kristen tersebut mendirikan sekolah-sekolah sebagai tempat mendidikan
sekaligus mengajarkan agama Kristen untuk pemuda-pemuda toraja.
Ada yang lebih menarik
dari makassar yaitu dari segi pendidikannya. pendidikan secara umum dikota
Makassar sudah semakin membaik, misalnya didaerah pegunungan dan pesisir
dulunya guru hanya masuk 2 kali dalam seminggu, tetapi dengan
kebijakan-kebijakan pemerintah dalam pemerataan pendidikan, sekarang dikedua
daerah tersebut sudah mendapatkan haknya menyelenggarakan pendidikan
sebagaimana yang direncanakan. Selain itu, pemerintah kota Makassar juga
menggratiskan biaya pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.
Bahkan pemerintah memberikan beasiswa bagi anak daerah yang kuliah keluar
daerah dengan memenuhi seluruh persyaratan, beasiswa ini tanpa pengecualian
atau tanpa penyeleksian.
Mahasiswa Pendidikan Matematika Mengunjungi Kontingen Makassar:
Mantap👍
BalasHapus