Kamis, 17 Mei 2018

“KEBUDAYAAN SUKU DI SUDUT KOTA MAKASSAR”


“KEBUDAYAAN SUKU DI SUDUT KOTA MAKASSAR”
Sulawesi selatan memiliki beberapa suku besar yang cukup terkenal, seperti suku Makassar, suku kajang, suku toraja, suku bugis dan lainnya. Namun penulis hanya membahas kebudayaan suku kajang dan suku toraja saja karena dari beberapa suku tersebut kedua suku ini memiliki kebudayaan yang unik untuk diketahui oleh pembaca. Berdasarkan pertimbangan penulis, pada artikel ini lebih menitik beratkan kepada pembahasan kebudayaan suku dan disertai pendidikan yang ada dikota Makassar.
Suku yang pertama, suku kajang terletak di kecamatan kajang kecamatan bulukumba, Sulawesi selatan, 200 km dari kota Makassar. Suku kajang terbagi menjadi dua daerah secara geografis, yaitu suku kajang dalam dan suku kajang luar. Daerah suku kajang luar merupakan suku tradisional yang sudah dapat menerima inovasi serta teknologi yang terdapat pada era globalisasi ini seperti listrik, jaringan dan lainnya. Bertolak belakang untuk daerah suku kajang dalam yang masih belum bisa menerima kemajuan teknologi yang semakin maju ini.
Tidak hanya menolak perubahan dan kemajuan teknologi, daerah suku kajang dalam juga tidak menerima pendatang yang melanggar kebiasaan yang sudah menjadi tradisi suku disudut kota Makassar tersebut. Kebiasaan yang sudah menjadi tradisi tersebut yaitu dengan berpakaian serba hitam hingga dalamannya. Warna hitam terkenal dengan kesakralannya terhadap tradisi nenek moyang dan warna hitampun bermakna sebagai persamaan, kesatuan dalam segala hal, kekuatan, dan kesetaraan derajat dihadapan sang Maha Pencipta.
Kebiasaan unik yang dimiliki suku kajang selain berpakaian serba hitam yaitu membakar linggis. Mohammad Ishak salah satu peserta PW PTK XIV dari kontingen Makassar mengatakan, “mereka mempunyai tradisi, jika ada yang mencuri dan tidak ada yang mengaku. mereka membakar linggis sampai membara dan dipegang oleh seluruh masyarakat satu persatu. Kalau dia terbukti tidak bersalah maka linggis itu tidak panas”. Tradisi-tradisi ini sudah menjadi tradisi turun-temurun dari nenek moyang suku tersebut.
Daerah suku kajang tidak memiliki pendidikan formal, pendidikan formal akan didapat diluar dari daerah suku kajang tersebut bisa dikatakan merantau keluar daerah. Namun, apabila mereka menjalani pendidikan diluar daerah kebiasaan yang ada didaerah asalnya akan dikurangi. Mereka berpakaian seperti biasa layaknya masyarakat pada umumnya, tetapi masih ada ciri khas dari suku tersebut yang mencintai warna hitam.
Suku lainnya yang terdapat disudut kota Makassar, pada bagian utara Sulawesi selatan yaitu suku toraja. Suku toraja adalah suku tradisional yang menetap dipergunungan bagian utara Sulawesi selatan. Tradisi unik yang terdapat disuku toraja yaitu tidak akan dikebumikan jenazah tersebut apabila belum memotong 24 sampai 100 ekor kerbau putih sebagai kurban bagi kalangan bangsawan. Tradisi ini disebut dengan rambu solo. Upacara pemotongan ini menjadi salah satu atraksi khas yang ada disuku toraja dengan sekali ayunan.
Tradisi unik dari suku toraja lainnya yaitu mengganti pakaian mayat pada 10 tahun sekali sebagai rasa menghormati para leluhur yang sudah mendahului. Mayat-mayat tersebut dikumpulkan pada suatu goa dan dibersihkan dengan menggunakan kuas. Tradisi ini disebut dengan upacara ma’nene yang menjadi upacara untuk berdoa memohon izin kepada leluhur agar masyarakat mendapatkan keberkahan rahmat pada musim tanam sehingga dilimpahkan panennya. Bahkan yang lebih mengejutkan lagi, balita yang meninggal akan digantung dipepohonan. Tradisi-tradisi ini dilakukan oleh minoritas muslim. Suku toraja bermayoritas Kristen. Daerah suku toraja yang mayoritas Kristen tersebut mendirikan sekolah-sekolah sebagai tempat mendidikan sekaligus mengajarkan agama Kristen untuk pemuda-pemuda toraja.
Ada yang lebih menarik dari makassar yaitu dari segi pendidikannya. pendidikan secara umum dikota Makassar sudah semakin membaik, misalnya didaerah pegunungan dan pesisir dulunya guru hanya masuk 2 kali dalam seminggu, tetapi dengan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam pemerataan pendidikan, sekarang dikedua daerah tersebut sudah mendapatkan haknya menyelenggarakan pendidikan sebagaimana yang direncanakan. Selain itu, pemerintah kota Makassar juga menggratiskan biaya pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Bahkan pemerintah memberikan beasiswa bagi anak daerah yang kuliah keluar daerah dengan memenuhi seluruh persyaratan, beasiswa ini tanpa pengecualian atau tanpa penyeleksian. 

 Mahasiswa Pendidikan Matematika Mengunjungi Kontingen Makassar:   












1 komentar: