Kamis, 17 Mei 2018

BANGKA BELITUNG NEGERI SERUMPUN SEBALAI & DUA PULAU SATU HATI


"BANGKA BELITUNG NEGERI SERUMPUN SEBALAI & DUA PULAU SATU HATI"

Bangka Belitung dikenal dengan Negeri Serumpun Sebalai” serta dikenal juga dengan sebutan “Dua Pulau Satu Hati”. Negeri Serumpun Sebalai ini merupakan semboyan penegakan demokrasi melalui musyawarah dan mufakat. Serumpun Sebalai, menunjukan bahwa kekayaan alam dan keberagaman masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tetap merupakan keluarga besar komunitas (serumpun) yang memiliki perjuangan yang sama untuk menciptakan kesejahteraan, kemakmuran, keadilan dan perdamaian. Untuk mewujudkan perjuangan tersebut, dengan budaya masyarakat melayu berkumpul, bermusyawarah, mufakat, berkerjasama dan bersyukur bersama-sama dalam semangat kekeluargaan (sebalai) merupakan wahana yang paling kuat untuk dilestarikan dan dikembangkan. Nilai-nilai budaya ini juga dimiliki oleh beragam etnis yang hidup di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dengan demikian, Serumpun Sebalai mencerminkan sebuah kesadaran untuk tetap menjadi keluarga besar yang dalam perjuangan dan proses kehidupannya senantiasa mengutamakan dialog secara kekeluargaan, musyawarah dan mufakat serta berkerja sama dan senantiasa mensyukuri nikmat Tuhan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. Sedangkan julukan “Dua Pulau Satu Hati” itu sendiri karena Pulau Bangka dan Pulau Belitung merupakan dua pulau yang berbeda tapi dijadikan  satu Provinsi. Selain dua pulau utama, Bangka Belitung memiliki pulau-pulau kecil seperti Pulau Lepar, Pulau Pongok, Pulau Mendanau dan Pulau Selat Nasik. Total pulau yang telah bernama kira-kira berjumlah 470 buah dan yang dan yang berpenghuni hanya 50 pulau. Bangka Belitung juga di sebut “Negeri Laskar Pelangi” karena pernah menjadi lokasi syuting film Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata tepatnya di kabupaten Belitung Timur. Untuk lebih menunjukkan bahwa Bangka Belitung itu Negeri Serumpun Sebalai maka berikut ini informasinya. Sebelumnya kita perlu tahu di Bangka Belitung ada berbagai suku bangsa, seperti suku Melayu, Cina, Jawa, Batak, Sunda, Bugis, Banten, Banjar, Madura, Palembang. Selain suku bangsa ada seni dan budaya yang beraneka ragam di Bangka Belitung.
Seni dan Budaya yang berkembang di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini sangat beragam dan menggambarkan keanekaragaman suku bangsa dan agama. Dari keberagaman suku dan budaya serta kerukunan yang terjalin antar etnis dan agama maka Bangka Belitung memang sesuai dijuluki dengan Negeri Serumpun Sebalai. Contohnya Pada Hari Raya Imlek etnis Cina maupun Hari Raya Idul Fitri umat Melayu muslim, mereka saling mengunjungi untuk saling menghormati. Kemudian ada banyak macam kekayaan seni budaya di Bangka Belitung yang berupa Seni Tari, Seni Drama, Seni Musik, Interior bangunan dan upacara-upacara adat. Seni tari di pulau Bangka yaitu Tari Campak, Tari Kedidi, Tari Tabar, Tari lapin, Tari Melimbang Timah. Sedangkan di Pulau Belitung berkembang tari Nusor Tebing, tari Bitiong dan tari Randau. Seni drama antara lain, drama putri Sri Rinai dan Dul Muluk. Seni Musik antara lain, Bedindak Bedaeh, Lagu Yak Miak, Icak-icak Dek Tau. Seni Interior yang khususnya di Bangka dan Belitung di pengaruhi oleh gaya arsitektur Cina. Upacara-upacara Adat, yang menjadi khasanah budaya Bangka Belitung antara lain Perang Ketupat, Nnirok Nanggak dan Tuang Jong dan Nganggung serta Kawin Massal. Kerajinan Khasnya yaitu Kopiah resam dan Kain Cual. Dari berbagai macam kebudayaan, Nganggung inilah yang ditampilkan dalam acara pentas seni PW PTK oleh kontingen STAIN Abdurrahman Siddik Bangka Belitung.
Penjelasan mengenai makna dari kebudayaan yang telah ditampilkan STAIN SAS BABEL pada acara pentas seni di PW PTK adalah sebagai berikut. Nganggung biasanya dilakukan untuk menyambut perayaan hari besar seperti Maulud, Ruwahan dan Idul Fitri yang sudah menjadi tradisi dimasyarakat Bangka Belitung. dalam pelaksanaanya masyarakat Bangka Belitung membawa makanan dari rumah masing masing satu rumah satu dulang  dan tutupnya menggunakan tudung saji, makanan itu dibawa ke masjid untuk dimakan bersama-sama. Dan dalam acara Nganggug itu biasanya mengundang kepala desa. Jadi Nganggung itu seperti acara makan bersama untuk menyambut hari besar.
Bangka Belitung juga memperkenalkan makanan khas daerahnya yaitu Getas, Kemplang Trasi atau Belacan, Lempah Kuning(Lempah Laut), Lempah Darat, Rusip, dan Kue Hoklopan. Getas merupakan makanan ringan yang terbuat dari campuran ikan, tepung dan telur, Kemplang kerupuk khas Bangka yang terbuat dari ikan tenggiri, Trasi atau belacan adalah bumbu masak yang dibuat dari ikan atau udang yang difermentasikan. Di Bangka Belitung bumbu masak ini sudah menjadi pelengkap masakan secara turun temurun. Terasi yang paling terkenal di Bangka Belitung yaitu terasi buatan dari daerah Toboali, Bangka Selatan. Banyak wisatawan yang berburu terasi asli Bangka Belitung sebagai oleh-oleh ketika berwisata di Negeri Laskar Pelangi ini, Lempah Kuning atau lempah laut bentuknya seperti pindang bahan-bahannya berasal dari laut seperti ikan dan kuahnya kuning kadang juga ditambah nenas. Lempah Darat seperti sayur asem tapi rasanya beda di sebut lempah darat karena bahan-bahannya berasal dari darat semua, seperti keladi, kacang panjang, nangka muda, daun cekur, dan lainnya, Rusip yang merupakan sambal khas Bangka yang terbuat dari ikan bilis segar, cabai, gula aren dan garam semua itu difermentasi selama sebulan, Kue Hoklopan/martabak khas Bangka Belitung. Dalam pertunjukan masakan Nusantara yang diadakan pada hari Rabu, 9 Mei 2018 di Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) UIN SUSKA RIAU mereka menampilkan Lempah Kuning. Kalau kita ke Bangka Belitung jangan lupa ya coba makanan khasnya.
Obyek wisata yang menjadi tujuan utama para wisatawan Bangka Belitung mencakup pantai Punai, Pantai Bukit Batu, Pulau Selandu, Pantai Tanjung Tinggi, Pantai Burung Mandi, Pantai Nyiur Melambai dan masih banyak lagi. Sedangkan wisata di pulau Bangka ada Pantai Gunung Namak, Pantai Tanjung Labu, Pantai Air Anyir, Pantai Matras, Pantai Romodong, Bangunan Muntok, Klenteng Kung Fuk Min, Masjid Jamik Muntok, Rumah Mayor dan masih banyak lagi. Karena Bangka Belitung merupakan Kepulauan maka obyek wisatanya kebanyakan adalah pantai. Dijamin gak bakalan nyesel deh berkunjung ke Provinsi Bangka Belitung !!! Come on ajak keluarga, sahabat, dan orang-orang yang kamu sayangi untuk berlibur di Negeri Serumpun Sebalai !!!. 
Bangka Belitung juga dikenal sebagai daerah penghasil timah terbesar di Indonesia, tidak heran hal ini menjadikan Negara Indonesia sebagai produsen timah keempat terbesar di dunia setelah Republik Rakyat Tiongkok, Amerika Latin dan Peru. Timah merupakan senyawa kimia yang sangat banyak manfaatnya. Hampir di seluruh produk elektronik, otomotif, dan mesin-mesin lainnya mengandung unsur timah. Timah merupakan campuran logam penting, inilah yang menyebabkan timah menjadi komoditi yang potensial. Selain penghasil Timah, Bangka Belitung juga penghasil Lada Putih terbesar di Dunia yang dikenal dengan nama Muntok White Pepper. Karena melimpahnya hasil tambang timah dan lada putihnya sampai-sampai di lambang daerahnya ada gambar balok timah dan buah lada.
Mengenai pendidikan di Bangka Belitung khususnya tentang pemerataan Kurikulum 2013. Menurut narasumber, pemerataan Kurikulum 2013 belum merata, kurikulum 2013 masih ditetapkan di Pangkal Pinang kalau di Bangka Barat dan Bangka Selatan masih menggunakan KTSP. Hal ini dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana yang dapat menunjang terlaksananya Kurikulum 2013.
STAIN Abdurrahman Siddik atau biasa disebut STAIN SAS BABEL merupakan salah satu kontingen yang mengikuti Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan (PW PTK) ke XIV se-Indonesia pada tahun 2018 di Pekanbaru, tepatnya di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. STAIN Abdurrahman Siddik berasal dari daerah  Petaling Bangka Belitung, yang dipimpin oleh Dr. Zayadi, M. Ag. Dalam acara tersebut penulis mewawancarai dua orang perwakilan dari kontingen STAIN SAS BABEL, yaitu Husnun Nisa dan Nurul Jannah. Dari pernyataan mereka, persiapan yang dilakukan oleh kontingen dari Bangka Belitung ini hampir sama dengan kontingen yang lain yaitu membutuhkan persiapan yang ekstra seperti, fisik serta mental, mereka membutuhkan waktu selama dua bulan untuk dapat mengikuti Perkemahan ini, selain itu peserta yang mengikuti Perkemahan ini sudah melalui tahap seleksi. Mereka melalui dua tahap seleksi, pertama dari jumlah absensi kehadiran dan kegiatan-kegiatan yang diikut sertakan kemudian seleksi lagi untuk peserta yang aktif. Dalam kesempatan ini STAIN SAS BABEL mengutus 9 putra dan 9 putri sudah termasuk Kader. Mereka merupakan Narasumber luar biasa yang telah memberikan banyak informasi mengenai Provinsi Bangka Belitung kepada penulis, sehingga seolah-olah penulis berada di Bangka Belitung dan merasakan sensasi keberagaman kebudayaan dan obyek wisatanya.
Inilah sedikit informasi dari Negeri Serumpun Sebalai, semoga bermanfaat untuk kita dan dapat menambah wawasan kita. Terimak Kaseh Aok (bahasa Bangka Belitung artinya terimakasih ya)...
Mahasiswa UIN Suska Riau Bersama Kakak dari Kontingen Bangka Belitung: 



1 komentar:

  1. Tulisannya sangat deskriptif dan informatif. Menurutku, akan lebih maknyuss jika disusupi sebait dua dialog interaktif dengan informan agar plot ceritanya asyik dibaca. Juga akan lebih menarik bila penulis menambahkan catatan terkait kesan mereka selama di berkegiatan di UIN Suska.

    BalasHapus