"BANGKA BELITUNG NEGERI SERUMPUN SEBALAI & DUA PULAU SATU HATI"
Bangka Belitung
dikenal dengan “Negeri Serumpun Sebalai”
serta dikenal juga dengan sebutan “Dua Pulau Satu Hati”. Negeri Serumpun Sebalai ini merupakan semboyan penegakan demokrasi melalui musyawarah dan
mufakat. Serumpun Sebalai,
menunjukan bahwa kekayaan alam dan keberagaman
masyarakat Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung tetap merupakan keluarga besar komunitas (serumpun) yang memiliki perjuangan yang sama untuk menciptakan
kesejahteraan, kemakmuran, keadilan dan perdamaian. Untuk mewujudkan
perjuangan tersebut, dengan budaya masyarakat melayu berkumpul, bermusyawarah,
mufakat, berkerjasama dan bersyukur bersama-sama dalam semangat kekeluargaan (sebalai) merupakan wahana yang paling
kuat untuk dilestarikan dan dikembangkan. Nilai-nilai budaya ini juga dimiliki
oleh beragam etnis yang hidup di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Dengan
demikian, Serumpun Sebalai mencerminkan sebuah kesadaran untuk tetap menjadi
keluarga besar yang dalam perjuangan dan proses kehidupannya senantiasa
mengutamakan dialog secara kekeluargaan, musyawarah dan mufakat serta berkerja
sama dan senantiasa mensyukuri nikmat Tuhan untuk mencapai masyarakat adil dan
makmur. Sedangkan julukan “Dua
Pulau Satu Hati” itu sendiri karena Pulau Bangka dan Pulau Belitung merupakan
dua pulau yang berbeda tapi dijadikan satu Provinsi.
Selain dua pulau utama, Bangka Belitung memiliki pulau-pulau kecil seperti Pulau Lepar,
Pulau Pongok, Pulau Mendanau dan Pulau Selat Nasik. Total pulau yang telah bernama kira-kira berjumlah 470 buah dan yang dan yang berpenghuni hanya 50 pulau. Bangka Belitung juga
di sebut “Negeri Laskar Pelangi”
karena pernah menjadi lokasi syuting film Laskar Pelangi yang ditulis oleh
Andrea Hirata tepatnya di kabupaten Belitung Timur. Untuk lebih menunjukkan
bahwa Bangka Belitung itu Negeri Serumpun Sebalai maka berikut ini
informasinya. Sebelumnya kita perlu tahu di Bangka
Belitung ada berbagai suku bangsa, seperti suku Melayu, Cina, Jawa, Batak, Sunda, Bugis, Banten, Banjar,
Madura, Palembang.
Selain suku bangsa ada seni dan budaya yang beraneka ragam di Bangka Belitung.
Seni dan Budaya yang berkembang di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini sangat
beragam dan menggambarkan keanekaragaman suku bangsa dan agama. Dari keberagaman suku dan budaya serta
kerukunan yang terjalin antar etnis dan agama maka Bangka Belitung memang
sesuai dijuluki dengan Negeri Serumpun Sebalai. Contohnya Pada Hari Raya Imlek
etnis Cina maupun Hari Raya Idul Fitri umat Melayu muslim, mereka saling
mengunjungi untuk saling
menghormati. Kemudian ada banyak macam kekayaan seni budaya di Bangka Belitung yang berupa Seni Tari, Seni Drama, Seni Musik, Interior bangunan
dan upacara-upacara adat. Seni tari di
pulau Bangka yaitu Tari Campak, Tari Kedidi, Tari
Tabar, Tari lapin, Tari Melimbang Timah.
Sedangkan di Pulau Belitung berkembang tari Nusor Tebing, tari Bitiong
dan tari Randau. Seni drama antara
lain, drama putri Sri Rinai dan Dul Muluk. Seni Musik antara lain, Bedindak Bedaeh, Lagu Yak Miak, Icak-icak Dek
Tau. Seni
Interior yang khususnya di Bangka
dan Belitung di pengaruhi oleh gaya arsitektur Cina. Upacara-upacara Adat, yang
menjadi khasanah budaya Bangka Belitung antara lain Perang Ketupat, Nnirok
Nanggak dan Tuang Jong dan Nganggung
serta Kawin Massal. Kerajinan Khasnya yaitu Kopiah resam dan Kain Cual. Dari
berbagai macam kebudayaan, Nganggung inilah yang ditampilkan dalam acara pentas
seni PW PTK oleh kontingen STAIN Abdurrahman Siddik Bangka Belitung.
Penjelasan
mengenai makna dari kebudayaan yang telah ditampilkan STAIN SAS BABEL pada
acara pentas seni di PW PTK adalah sebagai berikut. Nganggung biasanya
dilakukan untuk menyambut perayaan hari besar seperti Maulud, Ruwahan dan Idul
Fitri yang sudah menjadi tradisi dimasyarakat Bangka Belitung. dalam
pelaksanaanya masyarakat Bangka Belitung membawa makanan dari rumah masing
masing satu rumah satu dulang dan
tutupnya menggunakan tudung saji, makanan itu dibawa ke masjid untuk dimakan
bersama-sama. Dan dalam acara Nganggug itu biasanya mengundang kepala desa.
Jadi Nganggung itu seperti acara makan bersama untuk menyambut hari besar.
Bangka
Belitung juga memperkenalkan makanan khas daerahnya yaitu Getas,
Kemplang Trasi atau Belacan, Lempah
Kuning(Lempah Laut), Lempah Darat, Rusip, dan Kue Hoklopan. Getas
merupakan makanan ringan yang terbuat dari campuran ikan, tepung dan telur, Kemplang kerupuk khas Bangka yang
terbuat dari ikan tenggiri, Trasi atau belacan
adalah bumbu masak yang dibuat dari ikan atau udang yang difermentasikan. Di
Bangka Belitung bumbu masak ini sudah menjadi pelengkap masakan secara turun
temurun. Terasi yang paling terkenal di Bangka Belitung yaitu terasi buatan
dari daerah Toboali, Bangka Selatan. Banyak wisatawan yang berburu terasi asli
Bangka Belitung sebagai oleh-oleh ketika berwisata di Negeri Laskar Pelangi ini, Lempah Kuning atau lempah laut bentuknya
seperti pindang bahan-bahannya
berasal dari laut seperti ikan dan kuahnya kuning kadang juga ditambah nenas. Lempah Darat seperti sayur asem tapi rasanya beda di sebut lempah darat karena bahan-bahannya berasal dari darat semua, seperti keladi,
kacang panjang, nangka muda, daun cekur, dan lainnya,
Rusip yang merupakan sambal khas
Bangka yang terbuat dari ikan bilis segar, cabai, gula aren dan garam semua itu
difermentasi selama sebulan, Kue Hoklopan/martabak khas Bangka Belitung. Dalam pertunjukan masakan
Nusantara yang diadakan pada hari Rabu, 9 Mei 2018 di Pusat Kegiatan Mahasiswa
(PKM) UIN SUSKA RIAU mereka menampilkan Lempah Kuning. Kalau kita ke Bangka Belitung jangan lupa ya coba makanan
khasnya.
Obyek
wisata yang menjadi tujuan utama para wisatawan Bangka Belitung mencakup pantai
Punai, Pantai Bukit Batu, Pulau Selandu, Pantai Tanjung Tinggi, Pantai Burung
Mandi, Pantai Nyiur Melambai dan masih banyak lagi. Sedangkan wisata di pulau
Bangka ada Pantai Gunung Namak, Pantai Tanjung Labu, Pantai Air Anyir, Pantai
Matras, Pantai Romodong, Bangunan Muntok, Klenteng Kung Fuk Min, Masjid Jamik
Muntok, Rumah Mayor dan masih banyak lagi. Karena Bangka Belitung merupakan
Kepulauan maka obyek wisatanya kebanyakan adalah pantai. Dijamin gak bakalan nyesel deh berkunjung ke Provinsi Bangka
Belitung !!! Come on ajak keluarga,
sahabat, dan orang-orang yang kamu sayangi untuk berlibur di Negeri Serumpun
Sebalai !!!.
Bangka
Belitung juga dikenal sebagai daerah penghasil timah terbesar di Indonesia, tidak heran hal ini menjadikan Negara Indonesia sebagai
produsen timah keempat terbesar di dunia setelah Republik Rakyat Tiongkok,
Amerika Latin dan Peru. Timah merupakan senyawa kimia yang sangat banyak
manfaatnya. Hampir di seluruh produk elektronik, otomotif, dan mesin-mesin
lainnya mengandung unsur timah. Timah merupakan campuran logam penting, inilah yang menyebabkan timah menjadi komoditi yang potensial. Selain penghasil Timah, Bangka Belitung
juga penghasil Lada Putih terbesar di Dunia yang dikenal dengan nama Muntok White Pepper. Karena melimpahnya hasil tambang timah
dan lada putihnya sampai-sampai di lambang daerahnya ada gambar balok timah dan
buah lada.
Mengenai pendidikan di
Bangka Belitung khususnya tentang pemerataan Kurikulum 2013. Menurut
narasumber, pemerataan Kurikulum 2013 belum merata, kurikulum 2013 masih
ditetapkan di Pangkal Pinang kalau di Bangka Barat dan Bangka Selatan masih
menggunakan KTSP. Hal ini dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana yang dapat
menunjang terlaksananya Kurikulum 2013.
STAIN Abdurrahman
Siddik atau biasa disebut STAIN SAS BABEL merupakan salah satu kontingen yang
mengikuti Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan (PW PTK) ke XIV
se-Indonesia pada tahun 2018 di Pekanbaru, tepatnya di Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau. STAIN Abdurrahman Siddik berasal dari daerah Petaling Bangka Belitung, yang dipimpin oleh
Dr. Zayadi, M. Ag. Dalam acara tersebut penulis
mewawancarai dua orang perwakilan dari kontingen STAIN SAS BABEL, yaitu Husnun
Nisa dan Nurul Jannah. Dari pernyataan mereka, persiapan
yang dilakukan oleh kontingen dari Bangka Belitung ini hampir sama dengan
kontingen yang lain yaitu membutuhkan persiapan yang ekstra seperti, fisik
serta mental, mereka membutuhkan waktu selama dua bulan untuk dapat mengikuti
Perkemahan ini, selain itu
peserta yang mengikuti Perkemahan ini sudah melalui tahap seleksi. Mereka
melalui dua tahap seleksi, pertama dari jumlah absensi kehadiran dan
kegiatan-kegiatan yang diikut sertakan kemudian seleksi lagi untuk peserta yang
aktif. Dalam kesempatan ini STAIN SAS BABEL mengutus 9 putra dan 9 putri sudah
termasuk Kader. Mereka merupakan Narasumber
luar biasa yang telah memberikan banyak informasi mengenai Provinsi Bangka
Belitung kepada penulis, sehingga seolah-olah penulis berada di Bangka Belitung
dan merasakan sensasi keberagaman kebudayaan dan obyek wisatanya.
Inilah
sedikit informasi dari Negeri Serumpun Sebalai, semoga bermanfaat untuk kita
dan dapat menambah wawasan kita. Terimak Kaseh Aok (bahasa Bangka Belitung
artinya terimakasih ya)...
Mahasiswa UIN Suska Riau Bersama Kakak dari Kontingen Bangka Belitung:
Mahasiswa UIN Suska Riau Bersama Kakak dari Kontingen Bangka Belitung:
Tulisannya sangat deskriptif dan informatif. Menurutku, akan lebih maknyuss jika disusupi sebait dua dialog interaktif dengan informan agar plot ceritanya asyik dibaca. Juga akan lebih menarik bila penulis menambahkan catatan terkait kesan mereka selama di berkegiatan di UIN Suska.
BalasHapus