Minggu, 27 Mei 2018

BATIK PEKALONGAN TIADA TANDINGANNYA


BATIK PEKALONGAN TIADA TANDINGANNYA
Kota Pekalongan merupakan kota yang dikenal dengan keberagaman kebudayaannya baik itu tradisi, objek wisata, dan karya seninya. Sehingga Pekalongan  menjadi salah satu kota yang dipandang sebagai kota kreatif dunia yang terkenal hingga kemancanegara. Adapun ragam budaya yang paling unik dan terkenal adalah batik, hal ini disampaikan oleh kak Rudy Priyo Digjoyo, beliau merupakan ketua dewan racana dari kontingen IAIN Pekalongan, mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam semester VI, serta menjadi narasumber penulis ketika berada di dekat tenda perkemahan PW PTK ke-XIV se-Indonesia di Uin Suska Riau. Ciri khas batik Pekalongan sangat berbeda dengan kota lainnya, perbedaannya terletak pada kekuatan warna batik yang cerah, inspirasi batik ini berasal dari keberagaman budaya daerah, kemudian dituangkan dalam goresan motif  batik Pekalongan. Inilah sebabnya, Pekalongan mempunyai motif batik yang sangat beragam dan indah. Motif batik asli yang berasal dari Pekalongan sendiri adalah motif Jlamprang ujar kak Rudy, yaitu suatu motif yang berbentuk semacam nitik dari Yogyakarta dan disebut juga motif batik geometris, biasanya berupa lingkaran maupun segitiga. Pembuatan batik ini membutuhkan waktu paling sedikit tiga bulan dan paling lama bisa bertahun tahun, hal ini tergantung pada proses pengerjaannya dan jumlah para pekerjanya. Pekalongan biasanya mengadakan event-event kebudayaan dengan tema  yang berbeda untuk setiap tahunnya dan dilaksanakan di Museum Batik, misalnya pada tahun 2017 dengan tema “Pekan Batik Pekalongan”, event ini diadakan untuk menyambut Hari Batik Nasional ke-8.
Aktivitas membatik tidak hanya dilakukan di lingkungan masyarakat saja, namun juga di lingkungan sekolah formal, beberapa sekolah formal menyediakan belajar membatik sebagai muatan lokal. Mereka mempelajari motif dan teknik membatik yang bertujuan untuk melestarikan budaya lokal. Berbicara mengenai sekolah formal, Pendidikan di Pekalongan juga terkenal dengan nuansa islaminya, sehingga Pekalongan dijuluki sebagai kota santri, seperti yang diungkapkan oleh kak Rudy. Hal ini juga dikarenakan banyak pesantren yang didirikan di kota pekalongan, mengingat penduduk di Pekalongan mayoritasnya islam, sehingga akan lebih mudah jika masyarakat ingin memperingati hari besar islam, baik di lingkungan masyarakat umum maupun di lingkungan sekolah. Namun dilihat dari segi pemerataan pendidikan di Pekalongan, pendidikannya masih sama dengan kota lain, pastinya masih ada kekurangan dibagian desa dibandingkan bagian kota, di daerah Pekalongan ini sudah hampir semua sekolah diperhatikan pemerintah, baik itu sarana dan prasarana maupun guru yang mengajar disekolah tersebut. Berbeda dengan di desa, masih banyak sarana dan prasaran yang kurang memadai seperti, gedung yang rusak, kurangnya media belajar, serta kurangannya tenaga pengajar, Selain itu jika dilihat dari kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah, pendidikan di Pekalongan masih Pro dan kontra akibat diberlakunya Kurikulum 2013. Bagaimana tidak, guru muda masih mempunyai banyak waktu untuk mempelajari berbagai metode pembelajaran serta menyesuaikan kemampuan berdasarkan Kurikulum 2013, sedangkan guru yang sudah berumur jelas kesulitan dalam mengaplikasikan Kurikulum 2013,  kata kak Rudy yang antusias membahas masalah pendidikan di Pekalongan. Akan tetapi pemerintah sendiri telah melakukan banyak upaya untuk menanggulangi permasalahan yang muncul, seperti memberikan pelatihan khusus yang terbukti sangat membantu guru di daerahnya. Disamping itu, Kurikulum 2013 juga mewajibkan sekolah untuk mengadakan ekskul pramuka, oleh karena itu kampus IAIN Pekalongan menjadikan pramuka sebagai salah satu mata kuliah wajib di Jurusan PGMI. Adapun obyek wisatanya juga kerap dikaitkan dengan ilmu pendidikan dan pengetahuan tentang batik khas pekalongan, seperti International Batik Centre (IBC) dan Museum Batik, tempat tersebut memberikan banyak informasi mengenai batik Pekalongan, sangat cocok dijadikan sebagai tempat belajar sekaligus jalan-jalan atau yang biasanya kita sebut dengan study tour..
Bagaimana jika kita sudah berada di Pekalongan namun tidak mengetahui objek wisata unik apa yang mau dikunjungi, nah tenang  saja ujar kak Rudy. Pekalongan tidak sah kalau belum berkunjung ke salah satu obyek wisata dan akan rugi jika tidak sampai ke tempat wisata yang ada di Pekalongan ini. Misalnya  objek wisata alam Pekalongan memiliki nuansa alam yang berbeda dan memiliki keunikan tersendiri, selian itu objek wisata Pekalongan juga beragam diantaranya, Pantai Pasir Kencana, Pantai Sigandu, Bukit Pawuluhan Pekalongan, Gunung Kendalisodo, Wisata Hutan Manggrove, dan Terowongan Cinta. Naah... Sebanyak itu obyek wisata yang ada, sayang sekali jika kita melewatkan kesempatan jalan-jalan ini!! Tapi, biar bagaimanapun tetaplah berhati-hati jika berada di Kota orang! Apalagi ditempat ini nih.. Salah satu tempat wisata Pekalongan yang sangat terkenal dengan mistisnya yaitu Pantai Utara, karena disana terdapat Dewi Lanjar (murid Nyi Roro Kidul) yang diyakini sebagai penguasa cantik di Pantai Utara tersebut. Ketika berada di pantai tersebut kita dilarang berenang, kita hanya bisa melihat keindahannya saja. Konon katanya dewi tersebut dahulunya hilang, tersesat dan tidak kembali ke rumahnya. Jadi masyarakat meyakini bila ada anak mereka yang hilang, maka Dewi Lanjar lah menyembunyikan anak tersebut. Kita harus mampu menjaga kesopanan (perkataan maupun tingkah laku) terutama di Pekalongan, agar tidak terdapat gangguan yang merugikan. Karena tidak ada ruginya juga jika kita selalu berkata dan bertingkah laku baik ketika berhadapan dengan orang yang baru serta di tempat yang baru kita kunjungi. Namun semua orang punya masalalu termasuk bumi Allah ini, masalalu ini cukup untuk kita ketahui bersama dan mengikuti peraturan yang ada selagi tidak ada pihak yang dirugikan, selanjutnya semua kebenaran kembali kepada Allah SWT.
Lain lagi dengan tradisi, masyarakat Pekalongan khususnya Kecamatan Pekalongan Barat, mereka biasanya menggelar sedekah bumi sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta. Kegiatan ini dimeriahkan dengan pegelaran wayang kulit semalaman, dan diselingi dengan pengajian serta penampilan rebana di balai kelurahan setempat, sambung kak Rudi. Selain itu, ada tradisi 1 April yang merupakan tradisi unik mengenai Panen Raya Pekalongan, tradisi ini diikuti oleh tiga agama yaitu, Islam, Kristen, dan Hindu, mereka bersatu dan mengadakan do’a bersama demi kemajuan kota Pekalongan. Hal ini dibuktikan dengan adanya Masjid, Gereja, dan Klenteng yang saling berdekatan di kawasan museum batik. Tradisi ini menunjukkan tingginya toleransi beragama di Pekalongan. Kemudian dalam menyambut bulan suci Ramadhan, diadakan do’a bersama di Masjid atau di jalanan dengan disuguhkan nasi tumpeng sebagai ciri khasnya. Khusus di kabupaten Panjang, ada ritual “pelemparan kepala kerbau” ke laut untuk memberi makan para hewan yang ada disana. Selain tradisi yang rutin dilakukan, pekalongan juga memiliki berbagai makanan khas yang wajib dinikmati oleh pencinta kuliner nusantara.
Makanan khas dari pekalongan tersebut yaitu Sego Megono yang terbuat dari nangka muda lalu diiris dan dicampurkan dengan bumbu khas Pekalongan, Akan lebih nikmat jika dicampur dengan tempe mendoan kata kak Rudy. Makanan khas lainnya yaitu soto khas Pekalongan (Tauto), yakni soto dengan bumbu tauco. Terakhir yaitu Pindang Tetel Semacam rawon tapi lebih encer, terbuat dari daging sapi yang dipotong atau ditetel menjadi ukuran yang kecil, dan masih banyak lagi makanan-makanan khas dari Pekalongan. Makanan khas Pekalongan memang menggugah selera begitu pula dengan minuman khasnya yang juga tidak kalah nikmat, minuman khas ini bernama Kopi Tahlil yang sebenarnya adalah kopi yang dibuat dengan seduhan rempah, seperti jahe, kapulaga, cengkeh, kayu manis, pandan, serai, dan pala. Minuman ini berkhasiat mampu menghangatkan tubuh, biasanya diminum dengan ditemani ketan.
Penulis mendapatkan informasi yang sangat bermanfaat ini dari Kontingen Institut Agama Islam Negeri Pekalongan yang mengikuti acara PW PTK ke-14 se-Indonesia di Pekanbaru, Riau. Tepatnya di kampus Madani UIN SUSKA Riau. Dalam acara ini IAIN Pekalongan membawa anggota sebanyak 18 orang dan 2 kakak pembina, 18 orang tersebut terdiri dari 9 putra dan 9 putri, berikut nama-namanya : Rudy Priyo Digjoyo (Ketua Dewan Racana Putra), Kholilah, Tyas Prasetyo, Aru Maulana, Diky Aditya, Dwiyanto Arjun Wibowo, Bayu Dwi Prayoga, Arifnal Huda, M.Arif Himawan, Syariful Maulana, Triana Agustina, Yuni Cahaya Ningrum, Intan Setya Rini, Siti Mutmainnah, Nikmatul Muftikhah, Kurotul Ain, Nailal Ilmi, dan Rahmawati Nur Agustin. Serta kakak pembinanya yaitu kak Jawar Ali dan kak Allin. Dalam kesempatan ini penulis mewawancarai Ketua Dewan Racana yaitu Kak Rudy Priyo Digjoyo dan 2 orang anggotanya (putra). Informasi yang disampaikan sangat membuat penulis menghayalkan kejadian yang sebenarnya, seakan-akan penulis sedang mengelilingi kota Pekalongan dan menikmati beberapa keindahan serta keberagaman budaya Pekalongan. Ditambah karya seninya yang diakui oleh mancanegara yaitu Batik Pekalongan.. Kuy..!! Ke Pekalongan..!!! Biar apa coba…?? Kali aja dapat Batik gratis.. asik tauuuu…!!! Sekian informasi yang penulis dapatkan dari Pekalongan sang Kota Batik, terimakasih… J
Mahasiswa Pendidikan Matematika di Pekalongan:




















KOTA WISATA YANG MANISE


KOTA WISATA YANG MANISE
Kota yang identik dengan sebutan "Ambon Manise" ini merupakan Ibukota provinsi Maluku. Kota Ambon merupakan pusat pariwisata dan pendidikan bagi wilayah kepulauan Maluku. Pesona Alamnya yang indah membuat orang-orang penasaran ingin mengunjunginya. Objek wisata hingga kuliner disana selalu membuat kita ingin kembali..
Ambon tak pernah kehilangan pesonanya. Keindahan Alamnya terhampar luas. Seperti Pantai Liang dan Nusa Pambo yang menawarkan panorama pantai yang luar biasa. Kemudian, adanya Pemandian Air Panas Negeri Tulehu yang berada di daerah perbukitan dengan suhu 57-70 derajat Celcius yang dapat menyembuhkan penyakit kulit dan rematik. Selain itu, juga terdapat Jembatan Merah putih yang menjadi kebanggaan kota Ambon. Dari berbagai macam tempat wisata yang ada di Ambon, Jembatan Merah Putih inilah yang diperlihatkan oleh kontingen IAIN Al-Mulk Ambon sebagai icon kota Ambon pada saat mengikuti PW-PTK di UIN SUSKA Riau.
Pada saat penulis mengunjungi acara Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan (PW-PTK) ke-XIV di UIN SUSKA Riau khususnya pada tenda kontingen IAIN Al-Mulk Ambon. Salah satu anggota kontingen yang bernama Ali Waksim Samal mengatakan bahwa Jembatan Merah Putih yang merupakan kebanggan kota Ambon ini menghubungkan wilayah Utara dan wilayah Selatan kota Ambon yang terpisah oleh Teluk Ambon. Nama Jembatan ini sesuai dengan bendera kebangsaan Indonesia. Akan tetapi, ada makna lain dibalik penamaan jembatan ini. Ketika terjadinya konflik sectarian di Maluku pada tahun 1999 sampai 2002  golongan Kristen disebut sebagai golongan merah sementara golongan muslim disebut golongan putih. Jembatan  ini menjadi simbol perdamaian, persatuan serta lambang kebersmaan antar warga Maluku. Ali melanjutkan,  Jembatan  terpanjang yang ada di bagian Indonesia Timur ini diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Selain wisata alam, Ali juga menjelaskan mengenai wisata kuliner yang ada di Ambon. Jika ditanya, makanan apa yang pertama kali dan wajib di coba pada saat berkunjung ke Maluku? jawabannya adalah papeda ikan kuah kuning. Makanan ini begitu khas, sehingga sering kali di hidangkan untuk menyambut tamu wisatawan yang berkunjung ke Ambon. Pepeda terbuat dari sagu yang di olah menyerupai bubur berwarna  putih, bertekstur menyerupai  lem dan rasa asli papeda  adalah hambar. Cara menyantap papeda sangat unik, yaitu dipilih dengan alat seperti sumpit  kayu kemudian dipindahkan ke piring yang di beri kuah kuning. Semerbak wangi rempahnya membuat para pengunjung tidak sabar ingin mencicipi. Kenapa tidak? Ambon yang kaya akan sumber daya alam dan menduduki posisi kedua sebagai penghasil rempah terbesar di dunia sudah pasti hidangannya sangat di nanti-nanti para pencinta kuliner. Selain hidangan ini, Ambon masih banyak memiliki kuliner khas lainnya, seperti sambal colo-colo, ikan komunikasi asar, nasi kelapa dan lainnya.
Tidak hanya pesona alam dan kuliner, Ali juga bercerita mengenai pendidikan yang ada di Ambon. Seperti yang kita ketahui, kota Ambon juga merupakan salah satu kota terdidik di Indonesia. Pendidikan di Ambon sudah dapat dikatakan memadai. Sebagai penunjang pendidikan, pemerintah telah membangun beberapa Perguruan Tinggi, seperti Universitas Pattimura, Politeknik Negeri Ambon, IAIN Ambon dan masih banyak yang lainnya. Ali juga mengatakan bahwa pemerintah telah menyediakan berbagai beasiswa seperti bidikmisi dan beasiswa untuk yang berprestasi.
 Ali sedikit bercerita mengenai IAIN Ambon. Sebelumnya kampus mereka bernama STAIN,  kemudian berganti menjadi IAIN  dan sekarang sedang  menuju UIN. Disana hanya terdapat 3 fakultas, yaitu fakultas tarbiyah, ushuludin dakwah dan syariah. Gedung-gedung IAIN Ambon sangat berbeda dengan yang ada di UIN SUSKA. Ketika memasuki UIN SUSKA Riau dengan logat bahasa yang khas, Ali berkata "Saya merasa kagum melihat gedung-gedung yang ada di UIN SUSKA Riau ini, gedungnya besar-besar dan berkubah-kubah seperti Masjid, dan saya bangga bisa berada di daerah Lancang Kuning ini”
Itulah beberapa informasi dari IAIN Ambon mengenai wisata alam, wisata kuliner maupun pendidikan disana. Dengan diadakannya PWPTK ini dapat menjalin silaturahmi antar provinsi maupun kota yang ada di Indonesia. Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita untuk lebih mengenal daerah satu sama lain di Negara Merah Putih ini. Terima kasih.

 Mahasiswa Pendidikan Matematika di Ambon:







Sabtu, 19 Mei 2018

PUNYA NYALI? SORONG MENANTI, AYO MENGABDI!


Punya nyali? Sorong menanti, ayo mengabdi!
Kota Sorong yang terletak di Provinsi Papua Barat merupakan kota terbesar kedua di Papua setelah kota Jayapura. Sudah terdapat Perguruan Tinggi Islam di Sorong, salah satunya bernama STAIN Sorong. STAIN Sorong adalah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Sorong di provinsi Papua Barat yang didirikan berdasarkan peraturan presiden no 78 tahun 2006 tertanggal 20 Juli 2006 atau  pada tanggal 25 Jumadil Akhir 1427 H.
Sorong dikenal dengan kota dolar, namun sangat disayangkan pendidikan di Sorong, Papua Barat tak sebanding dengan pendapatan daerah tersebut. Belum meratanya pendidikan antara daerah perkotaan dan daerah terpencil merupakan salah satu faktor lemahnya pendidikan di Sorong. Pesantren di Sorong banyak yang terletak dipinggir kota Sorong karena lahan kosong hanya ada dipinggir kota. Daerah terpencil yang berada di Papua Barat masih banyak yang belum tersentuh pendidikan, dikarenakan aksesnya sulit dijangkau. Beberapa daerah tertentu ada yang belum memiliki sekolah menengah. Minimnya masyarakat yang sarjana menjadi peghambat kinerja seorang guru profesional. Bagaimana tidak, Sorong hanya menyediakan 4 universitas saja. Kekurangan guru merupakan faktor utama yang menyebabkan masyarakat kota dolar ini tidak mengenyam pendidikan secara maksimal.
Banyak hal yang dapat dilakukan sebagai solusi permasalahan pendidikannya. STAIN Sorong sendiri sudah melakukan program dengan mengutus mahasiswanya barganti-gantian selama 3 hari untuk membantu di pedalaman sebagai seorang relawan. Solusi lainnya yaitu dengan membuka cakrawala pemikiran calon pendidik agar mampu dan mau mengabdi ke berbagai daerah terpencil, Sorong Papua Barat khususnya. Sama halnya seperti kita, Papua berhak mendapatkan pendidikan dengan kualitas yang optimal. “Tinggikan nyali, satukan tekad, lakukan perubahan peningkatan mutu pendidikan”.
Jangan pernah takut untuk mengabdi ke Sorong, Papua Barat. Keramah tamahan masyarakatnya, budayanya, serta keindahan alamnya akan membuatmu lupa jalan kembali pulang begitulah ajakan salah satu anggota kontingen putra yaitu kak Muhammad Maulana. STAIN Sorong juga berpartisipasi dalam kegiatan Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan (PW PTK). Adapun beberapa utusan terpilihnya, yaitu Safwan Asyaris A.R, Sahril Rumbabik, Ahmad, Muhammad Maulidin, Misbachul Munir, Aldair, Jarwadi Masie, Ilham, Nur Afni, Nurliana Mangga, Nur Adnin Aziz, Nurul Handayani, Tri Riski, Nur Azati Sasari, Titin Andriati, Rika Defianti, dan Siti Sarayeblo.
Berada di Riau menimbulkan kesan bahagia bagi mereka, dikarenakan Riau merupakan provinsi yang harga kebutuhannya sepuluh kali lipat lebih rendah dibandingkan Sorong, Papua Barat. Kesempatan besar bagi mereka untuk berbelanja kebutuhan maupun oleh-oleh seraya menghabiskan uang saku. Kak Muhammad Maulana mengatakan bahwa di Sorong pendapatannya sangat besar, namun pengeluarannya juga besar. Bayangkan saja, dalam sehari di kota Sorong kita bisa mendapatkan sembilan juta jika bekerja keras dan sungguh-sungguh dalam bekerja.
Bahasa di Riau belum dapat menandingi bahasa di Papua Barat yaitu sebanyak 200 bahasa dengan keunikan logat tersendiri. Papua Barat mempunyai banyak kebudayaan yang masih kental khususnya di daerah pedalaman. Makanan khas yang terkenal adalah Papeda yaitu makanan berupa bubur sagu yang biasanya disajikan dengan ikan tongkol atau mubara yang dibumbui dengan kunyit. Rumah adat dari Papua Barat disebut dengan Honai. Rumah adat ini dapat dijumpai di daerah-daerah perkampungan, sedangkan untuk wilayah perkotaan sudah jarang dijumpai kecuali pada acara-acara tertentu misalnya Konferensi Adat Mui dan acara adat memperingati hari lahirnya Papua. Untuk alat musik dari daerah tersebut yaitu Tifa yang digunakan untuk mengiringi tarian perang, tarian papua seperti cakalele, tarian khas papua dan tarian campuran khas timur serta beberapa tarian lain. Senjata atau alat perang berupa panah-panah dan parang yang terbuat dari kayu.
Berbagai suku yang terdapat di Sorong yaitu suku boe, maru, paopeda dan lainnya. Masih banyak di daerah papua ini yang masih memegang adat istiadat, dan kurang terbukanya terhadap orang-orang baru yang berkunjung ke Papua. Seperti di daerah timika dan wamena, jika ada pengunjung yang ingin memasuki daerah mereka, maka para pengunjung harus mengikuti adat istiadat yang ada di daerah tersebut. Seperti pakaian, makanan dan adat-adat yang lainnya.
Daya tarik tempat wisata disana adalah Raja Ampat yang terbagi menjadi 4 pulau besar (diantaranya Waigeo, Salawati,  Batanta, dan Misool), ada fauna yang dilindungi yaitu burung cendrawasih, puncak love, kolam ubur-ubur, pulau pensil, pulau kepala manusia, gunung petik bintang yang merupakan tempat wisata tertinggi di Papua Barat, dan tempat wisata lainnya. Sorong sudah mayoritas Islam, namun jika di pedalaman masih ada yang mualaf, di daerah papua yang muslimnya paling sedikit itu di Manokuari.
Kesan terakhir dari mereka yaitu dalam hal cuaca yang sangat jauh berbeda. Riau memiliki cuaca yang stabil menurut mereka, terasa sangat dingin di subuh hari. Sedangkan di Sorong cuaca sangat ekstrim, luar biasa panasnya. Sedikit komentar beberapa anggota yang sudah berwisata ke ulu kasok yang katanya raja ampat kw. “Ulu kasokmu tak seindah raja ampatku” jauh berbeda panoramanya, alam di raja ampat akan memanjakan mata dan membuatmu semakin kagum akan penciptaan Allah swt. Penasaran akan keunikan lainnya? Jangan lupa mengabdi ke Sorong, Papua Barat!
Mahasiswa Pendidikan Matematika Bersama Kakak-kakak Sorong:










Jumat, 18 Mei 2018

BUMI PASUNDAN LAHIR KETIKA TUHAN SEDANG TERSENYUM


BUMI PASUNDAN LAHIR KETIKA TUHAN SEDANG TERSENYUM

Bumi pasundan lahir ketika tuhan sedang tersenyum merupakan kalimat yang ditulis oleh M.A.W. Brouwer. Beliau merupakan seorang psikolog dan budayawan warga negara Belanda yang lama tinggal di Bandung. Kalimat tersebut merupakan ungkapan dia yang menggambarkan betapa indahnya kota Bandung, tidak hanya itu kalimat tersebut juga merupakan ungkapan bahwa Bandung merupakan kota yang tertata dengan indah dan selalu dirindukan orang. Ridwan Kamil juga pernah menggunakan kalimat tersebut ketika berada di sebuah acara di salah satu stasiun televisi swasta nasional. Beliau mengatakan “Bandung kotanya sangat romantis, setiap gerimis otomatis romantis, mojangnya geulis sampai ada puisi yang mengatakan; Bandung diciptakan saat Tuhan sedang tersenyum”. Mochammad Ridwan Kamil biasa dipanggil kang Emil adalah Walikota Bandung periode 2013-2018. Saat menjadi walikota beliau banyak melakukan program-program pro rakyat dan membesarkan kembali nama Bandung di kancah internasional. Puncaknya, saat Kota Bandung berhasil menjadi tuan rumah Konferensi Asia Africa (KAA). Sehubungan dengan diselenggarakannya kegiatan Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan (PW PTK)  ke-14 di UIN SUSKA RIAU, Bandung juga turut berpartisipasi dengan mengutus kontingen pramuka dari kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Pada kesempatan tersebut penulis berhasil mendapatkan banyak sekali informasi menarik tentang pendidikan hingga kebudayaan di Bandung khususnya di UIN Sunan Gunung Djati itu sendiri. Informasi ini penulis dapatkan dari ketua kontingen Pramuka yaitu Opik Taufik dan juga Pembina yang menjadi perwakilan kampus UIN Bandung yang bernama Bairuddin.
Opik Taufik merupakan ketua UKM Pramuka UIN Bandung, yang juga merupakan seorang mahasiswa FISIP jurusan administrasi publik di UIN Bandung semester 6, berusia 21 tahun dan berasal dari Cianjur, Jawa Barat. Kak Opik menjelaskan bahwa dirinya telah mengikuti kegiatan pramuka sejak SD, SMP, dan SMA, hingga mengikuti UKM pramuka di bangku perkuliahan guna mengembangkan bakat kepramukaannya. Alasan beliau tertarik dengan pramuka yaitu karena di pramuka diajarkan tentang pola pendidikan karakter dan adanya berbagai macam kegiatan positif yang dilakukan dalam pramuka.
Kak Opik juga menambahkan bahwa dirinya sangat setuju dengan adanya peraturan pemerintah dalam Kemendikbud yang menyatakan bahwa pramuka menjadi salah satu kegiatan ekstra kulikuler wajib di sekolah. Namun, beliau kurang puas dengan implementasinya di lapangan yang tidak sesuai dengan harapan. Kak Opik mengatakan bahwa kata “Wajib” tersebut bukan berarti semua siswa di sekolah harus menjadi anggota pramuka secara resmi, akan tetapi kata wajib tersebut mengarah ke pendidikan & pengetahuan kepramukaannya yang berisikan pendidikan karakter, pembentukan pola pemikiran yang bagus.
Menurut kak Opik, kegiatan PW PTK lebih mengutamakan kepada kegiatan bakti masyarakat dan kegiatan yang dilakukan selama PW PTK di UIN SUSKA riau yaitu home stay, pengembangan wawasan, permainan rakyat, dan pelatihan makanan riau. Dalam kegiatan PW PTK ke-14 yang dilaksanakan di UIN SUSKA RIAU ini,  UIN Bandung mengirimkan anggota kepramukaan nya yang berjumlah 24 orang, 1 orang coats, 4 orang pembina dan 4 orang dari pihak kemahasiswaan kampus. Kak Opik menjelaskan bahwa anggota pramuka ini merupakan hasil seleksi dari 40 orang.
Anggota yang berhasil lolos seleksi dan bisa mengikuti kegiatan PW PTK ke-14 ini antara lain kak Opik Taufik, kak Septia, kak Rianda, kak Babang, kak Teja, kak Yuli, kak Anis, kak Rima, kak Fajar imani, kak Gina, kak Nanda, kak Aep, kak Rizki, kak Wina, kak Fauna, kak Meka, kak Fajar, kak Nuh, dan ada juga yang sedang homestay di Okura. Sedangkan untuk pembina pramuka yaitu kak Bairudin, kak Andewi, kak Ujang, dan kak Siti.
Saat di tanya mengenai kesan pertama saat memasuki kawasan UIN SUSKA RIAU, kak Opik menjelaskan bahwa mereka sangat terkejut dan mencoba untuk dapat beradaptasi dengan cuacanya. Karena mereka sudah terbiasa hidup dalam cuaca yang sejuk di Bandung, akantetapi di Pekanbaru sangat berbeda, dimana cuaca di Pekanbaru sangat panas. Meskipun demikian, mereka sangat senang dengan relief yang terdapat pada setiap bangunan di UIN SUSKA RIAU yang penuh dengan kubah. Sehingga membuat mereka kesulitan untuk membedakan mana yang Masjid dan mana yang gedung Fakultasnya.
Selain berbincang mengenai pelaksanaan PW PTK, penulis juga sempat berdiskusi banyak hal bersama kontingen UIN BANDUNG ini, salah satunya mengenai pendidikan di Bandung. Menurut keterangan yang disampaikan oleh kak Opik mengenai pendidikan di Bandung, pendidikannya sudah merata bahkan sudah ada beberapa sekolah yang khusus diperuntukkan bagi anak yang tidak mampu. Sistem pendidikan di Bandung pun sudah sangat bagus. Akan tetapi jika dilihatdari segi lahan, UIN Bandung masih kalah luasnya dibandingkan dengan UIN SUSKA RIAU yang memiliki lahan yang cukup luas. Untuk Akreditasi, UIN Bandung telah mendapatkan status akreditasi B.
UIN Bandung saat ini juga memiliki program khusus yaitu adanya Rumah Tahfidz, dimana sebelum kompre mahasiswa wajib menyetor hafalan Al-Qur’an minimal hafal 1 juz baru dikatakan lulus. Patokan dasarnya yaitu juz ke 30, meskipun demikian tidak menutup kemungkinan bagi mahasiswa untuk bisa memiliki hafalan Al-Qur’an yang lebih banyak. Hal ini di buktikan dengan adanya mahasiswa UIN Bandung yang menjadi juara internasional utk kategori Qori 30 juz. Hal ini merupakan suatu prestasi yang sangat membangggakan. Bahkan jika ada olimpiade menghafal Al-Qur’an baik itu ajang hafalan 1 juz atau 30 juz, pastilah UIN Bandung yang memegang juaranya. Bandung sudah menjadi juara bertahan selama beberapa tahun berturut-turut dalam ajang hafalan Al-Qur’an.
Tidak hanya sampai di situ, di UIN Bandung ini terdapat 12 beasiswa untuk program pendidikan. Seperti beasiswa DIPA, selain itu juga terdapat beasiswa dari pemerintahseperti beasiswa Pemprov. Khusus untuk mahasiswa yang berdomisili dikota itu. Namun UIN Bandung juga menyediakan beasiswa khusus bagi mahasiswa yang berprestasi. Mereka sangat diapresiasi oleh kampus. Untuk mahasiswa yang mendapat juara di ranah internasional memperoleh emas maka akan di beri beasiswa prestasi sebesar Rp.3.000.000, yang mendapat perak diberi beasiswa prestasi sebesar Rp.1.500.000, serta yang memperoleh perunggu diberi beasiswa prestasi sebesar Rp.1.000.000.
Jika berbicara mengenai kebudayaan, di Jawa Barat terdapat beragam dan banyak sekali kebudayaan seperti Tari Jaipong, Kuda Lumping, Angklung, dll. Karena banyaknya hingga di satu kabupaten terdapat dua kesenian atau kebudayaan. Kebudayaan yang paling khas dari Jawa Barat yaitu Tari Jaipong. Selain itu juga memiliki seni batik jawa barat yaitu Batik Cirebon meskipun kurang begitu populer seperti batik di Pekalongan. Festival kebudayaan Jawa Barat sering diadakan di Pasundan yaitu di Pemda dari Dinas Kebudayaannya. Di Jawa Barat juga terdapat beragam macam kuliner dengan ciri khas masakan sunda yang cenderung asin dan nasinya yang seperti ketan. Makanan khas Jawa Barat yaitu dodol dari Garut, tauco dari Cianjur, makci dari Sukabumi. Di Bandung terdapat gedung tempat diselenggarakannya KAA (Konferensi Asia Afrika) dan meja bundar untuk ASEAN. Di Bandung terdapat lebih dari 20 tempat wisata dan yang menjadi iconnya yaitu tangkuban perahu. Bandung terkenal dengan kota yang memiliki banyak julukan salah satunya yaitu kota kembang.
Wah sepertinya tidak ada habisnya jika penulis terus mengupas apa saja yang ada di kota Bandung Khususnya di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Akan tetapi penulis dapat menarik satu kesimpulan bahwa banyak hal menarik dan bermanfaat yang dapat kita ambil dari UIN Bandung ini. Semoga pencapaian positif yang berhasil di dapatkan oleh mereka bisa menjadi motivasi bagi kita kedepannya untuk dapat meningkatkan kualitas diri sehingga kita mampu memberikan prestasi yang membanggakan. Karena tidak ada sesuatu yang mustahil jika kita bersungguh-sungguh dalam melakukannya.
Mahasiswa Pendidikan Matematika Bersama Bandung: